Sabtu, 30 Juni 2012

Seperti Bayi: Memiliki integritas, Spiritualitas Yang berkualitas


Senin, 2 Juli 2012
1 Petrus 2:1-2
Nats Bacaan: Pagi Ulangan 9:7-10:22                                                          Malam, Lukas 6:27-36
SEPERTI BAYI BARU LAHIR
Memiliki Integritas, Spiritualitas Yang Berkualitas

“Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”
“Antong, bolongkon hamu ma nasa hajahaton dohot nasa angkal dohot pangiburuon nang panihaion! Songon posoposo na imbaru tubu, uasan ma hamu di susu na tama, na so marlaok, asa lam magodang hamu, horhonon ni i, bahen haluaon.”

Salah satu sikap yang negative dalam diri manusia adalah egosentris: menjadikan diri sendiri pusat segala sesuatu (egosentrisme), menilai segala sesuatu dari diri sendiri. Sikap ini pada akhirnya akan melahirkan sifat-sifat negatif seperti:
a.       Kejahatan(evil, wickedness. felony, misdeed, crime).  Kata Ibrani ra’ dan rasya berasal dari satu akar yg artinya ‘merusak’ atau ‘meremukkan’ sehingga tak berharga lagi, tidak menyenangkan, tidak enak, menjijikkan. Kata ini mencakup perbuatan jahat itu dan akibat-akibatnya. Kata-kata Yunaninya ialah kakos dan poneros; athesmos dan anomos, yg diterjemahkan ‘tak mengenal hukum’ dan ‘durhaka’, termasuk dalam iklim pikiran yg sama. Kakia biasanya diterjemahkan ‘kejahatan’, tapi diterjemahkan ‘kebusukan’ dalam #/TB Rom 1:29* dan ‘keburukan’ dalam #/TB 1Kor 5:8*. Banyak hal myang menjadi sumber kejahatan, dalam kitab 1 Timotius 6:10  dikatakan, Sebab cinta akan uang timbul segala macam kejahatan. Ada sebagian orang yang mengejar uang sehingga sudah tidak menuruti lagi ajaran Kristen, lalu mereka tertimpa banyak penderitaan yang menghancurkan hati mereka. Dalam Surat Ibrani  13:5  Janganlah hidupmu dikuasai oleh cinta akan uang, tetapi hendaklah kalian puas dengan apa yang ada padamu. Sebab Allah sudah berkata, "Aku tidak akan membiarkan atau akan meninggalkan engkau."†
b.      tipumuslihat, (gimmick), muslihat n 1 akal budi, akal busuk, angkara, bicara, dalih, daya upaya, diplomasi, gaya, hal, hasil pemikiran, hati busuk, helah, helat, ikhtiar, jebakan, kacung, kebolehan, kecakapan, kecek, kecoh, kelicikan, kiat, kunci (ki), onar, pendapat, pertimbangan akal, pikiran, politik, putar belit, rahasia, resep, semu daya, set (cak), siasah, siasat, stratagei, taktik, tipu daya, tipu muslihat, trik; 2 cara, daya upaya, ikhtiar, jalan, usaha.  perbuatan ini semakin semarah kita lihat, semakin banyak orang pintar berbohong, tidak jujur, mencari keuntungan dengan mengutarakan, menjajikan hal-hal yang baik pada penuh kebohongan. Sikap ini banyak dipergunakan oleh untuk mencari jabatan, mencari keuntungan, mengelabui orang lain,
c.       kemunafikan (hypocrisy),  sikap ini juga sangat berbahaya, lain dibibir lain di hati, orang yang munafik juga dapat dipersonifikasikan “ular berkepala dua” serigala berbulu domba”.
d.      Kedengkian, artinya cemburu, iri hari, contohnya “susah melihat orang senang, dan senang melihat orang susah”. Penyakit ini juga sudah merajala lela dalam kehidupan kita, sehingga banyak terjadi persaingan yang tidak sehat, pembunuhan yang diakibatkan oleh demdam, atau dengki.
e.        Fitnah, sikap ini sering juga sudah menjadi penyakit kita pada saat ini, sesama kita sering memfitnah teman kita sendiri, menfitnah tetangga kita. Barang ada benarnya “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Kita melihat pada masa kini, semakin banyak orang memfitnah orang lain, khususnya pada masa-masa Pemilihan, baik pemilihan, Eksekutif, legislatif, sampai pada pemilihan kepala desa, kepala lorong dan kepala dusun. Secara khusus dalam gereja HKBP dan sebentar lagi akan diadakan periodesasi. Pada bulan September 2012 akan diadakan Sinode Godang untuk memilih pucuk pimpinan HKBP(Ephorus, Sekjen, Kadep Koinonia, Marturia, dan Diakonia dan juga Praeses HKBP). Hendaknya sikap ke-egoan perlu dihindarkan, jangan ada yang menonjolkan dirinya, sikap ini akan melahirkan niat-niat yang tidak baik, yang pada akhirnya  menimbulkan pemikiran dan tindakan yang tidak benar. Baiklah kita menilai diri kita dengan jujur, merenungkan diri kita, berefleksi apa yang sudah kita perbuat, dan apa yang dapat kita perbuat untuk kebaikan.  Tuhan menginginkan para hambanya memiliki sifat seperti bayi baru lahir, memiliki integritas, spiritualitas yang berkualitas
Sifat, dan sikap negatif di atas adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Firman Tuhan mengajak kita agar hidup seperti “bayi” yang baru lahir, artinya menemapatkan hidupnya haus pada hidup yang benar, haus pada firman Tuhan sebagai “susu rohani” yang harus diminum setiap saat. Hanya melalui firman Tuhanlah kita dapat diperbaharui