Selasa, 13 November 2012

BIK buLAN DESEMBER 2012



Rabu 26 Desember  2012
Sijahaon:
Ev: Marmur 147:7-14                                                            Ep: Kisah Rasul 7:30-34
1. Marende BE No. 177:3                       NDADA  TARHATAON
Ø  Jesus do manaoni dosa ni sude
                    Nunga digarari  do utangta be
                     Nunga pola mate Tuhan Jesus i
                    Paluahon hita sian dosa i.

ALLAH ADALAH PENGUASA DAN PENYELAMAT.
Hatorangan
ini merupakan suatu pengakuan iman bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya (ayat Mazm 147:8,16). Karena itu bagi pemazmur hanya Allah satu-satunya yang patut menerima pujian ( Mazm 147:1).
                Allah adalah penguasa dan penyelamat. Allah tidak sama dengan pembuat arloji. Pembuat arloji biasanya hanya berperan ketika ia membuat arloji, dan setelah itu arloji dibiarkan berjalan sendirian tanpa kontrol pembuatnya. Allah sebagai Pencipta tidak demikian. Setelah langit dan bumi serta segala isinya dijadikan, Allah terus mengontrol, memelihara dan merawat segala yang diciptakan-Nya. Misalnya, Allah menyembuhkan orang yang patah hati (Mazm 147:3*), menegakkan kembali orang tertindas (ayat 6*). Ia juga memberikan makanan kepada hewan (Mazm 147:9*), memelihara keutuhan umat-Nya serta memberkati orang-orang yang takut akan Dia dan mengharapkan kasih setia-Nya (Mazm 147:2,13,14*). Allah juga tetap mengontrol peredaran alam yang kelihatannya berjalan secara otomatis. Jika bumi masih terus berputar mengelilingi matahari, bukan karena memang harus demikian, tetapi karena ada Allah yang mengontrol dan memeliharanya. Kontrol Allah terhadap alam ini tampak juga pada hal-hal yang menyimpang dari kebiasaannya.
                Allah mengkhususkan suatu umat. Allah secara khusus memilih suatu bangsa sebagai umat perjanjian-Nya. Untuk tugas itu umat diberi perlengkapan berupa firman, ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum-Nya (Maz 147:19,20*). Allah memberikan hukum-hukum dan berbagai ketetapan agar umat tetap terpelihara dalam hubungan yang harmonis dengan Allah dan juga dengan sesama. Karena itu umat Allah selalu berada dalam dua hubungan tadi, Tuhan dan sesama. Sikap yang sangat menekankan keselamatan pribadi tanpa memperhatikan hubungan dengan sesama dan lingkungannya adalah sikap iman yang pincang. Sikap iman yang benar ialah menempatkan semua hubungan ini di dalam pengampunan dan karya penyelamatan Allah di dalam Kristus. Allah telah menyelamatkan kita melalui kedatangannNya ke dunia


3. Tangiang Pangondianon
4. Marende No BE.691:4                       HUPASAHAT MA TU JESUS
Ø  Dang huida Tuhan Jesus, hutundalhon dosangki,
              Lohot rohangki tu Jesus, Sipalua tondingki.
              Hupasahat ma tu Jesus saluhutna diringki,
            Hupasahat ma tu Jesus saluhutna ngolungki.

5. TANGIANG ALE AMANAMI




Kamis, 27 Nopember  i 2012

Sijahaon:Manogot, Psalmen 147;15-20                                                                             Bodari Ul Ap 7:44-60
1. Marende BE No 363:14 Hamu Saluhut Harajaon
Ø  Ho, Debatangku, pujionku Patimbulonku  sai tongtong
Mauliate ma rohangku Di Ho dibaen basaM inon
Hamu sude pe, ale dongan Dok ma mauliate i
Ai ndang he marpansohotan Do denggan ni basaNa i.

Yesaya 64:9 Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu
Pertobatan
HATORANGAN
Pertobatan berarti perpalingan dari perbuatan dosa kepada perilaku yang menyenangkan hati Tuhan. Penyebab pertobatan beragam. Ada orang yang bertobat karena ia dihukum Tuhan akibat dosanya, ada juga orang yang ber-tobat karena ia mengalami pertolongan-Nya.
Tidak ada hal lebih mengerikan dalam hidup ini daripada kehilangan hadirat Allah. Bagi orang beriman, mengalami penyertaan Tuhan, menikmati wajah-Nya yang memberi kedamaian dan arah hidup adalah hak dan pengalaman yang tak tergantikan oleh apa pun. Karena itu, kita harus menjaga agar tidak membuka peluang sedikit pun bagi sikap hidup, hati, dan tindakan yang tidak menyukakan Allah. Apabila kita sungguh umat tebusan-Nya, keinsyafan akan dosa yang telah kita lakukan merupakan bukti bahwa kita milik-Nya
Umat Israel telah berdosa di hadapan Allah, mereka tidak setia pada ikatan perjanjian dengan Allah. Mereka telah memberontak sejak dahulu kala, tidak seorang pun yang memanggil nama Allah. Sesungguhnya dosa membuat umat najis di hadapan Allah, sehingga mereka terpisah dari anugerah Allah. Yesaya sebagai hamba Allah mengakui dosa umat-Nya di hadapan Allah yang Maha Dahsyat, yang tidak dapat disamakan dengan allah mana pun. Yesaya melibatkan dirinya bersama umat-Nya dengan mengatakan: "’ kami sekalian’ seperti seorang najis, kesalehan kami seperti kain kotor, kami sekalian menjadi layu seperti daun, dan kami lenyap oleh kejahatan kami" (Yes 64:6). Demikianlah dosa telah membuat manusia hina, kotor, layu, dan sia-sia
Doa bagi pemulihan bangsa. Yesaya mengajak umat-Nya mengingat Allah yang Maha Dahsyat yang telah memimpin sejarah perjalanan umat-Nya dan mengajak mereka untuk merendahkan diri. Berdasarkan pengenalan ini, Yesaya meyakini bahwa Allah segera akan memulihkan keadaan umat-Nya yang sedang menderita dalam pembuangan. Pengenalan dan persekutuan kita dengan Allah memberikan kepekaan rohani untuk meyakini rencana dan tindakan Allah dalam dunia. Bagaimana dengan Anda? Teladanilah Yesaya!.

3. Tangiang Pangondinon
4. Marende B.E. No. 11:5    AHA MA ENDEHONONKU
Ø  Sai patogu ma rohangku, pasangaphon goarMi,
                        dohot haporseaonku, asa tu gandana i.
                        Sai pamasuk ale Tuhan, tondingki tu hangoluan,
                        mangendehon sangapMi salelenglelengna i.

5. TANGIANG ALE AMA NAMI





Jumat, 28 Desember  2012
Sijahaon:
Manogot  Psalmen 148;1-14                                                                                Bodari Ulaon 8:1-8
1. Marende B.E. No.  202 :1-2                               HUHAHOLONGI HO            
Ø  Huhaholongi ho gogongku Huhaholongi ho tongtong
                Marhitehite pambaenanku Nang sian nasa rohangkon
                Ai Ho do sumondangi au Ro di na mate au
Ø  Huhaholongi ho ngolungku Ai Ho do alealengki
                Sai naeng tongtong Ho pujionku Saleleng au sinondangMi
                Holong mamolin rohangki Di Ho o Jesuski.


Yoel 2:11 Jala dipangiar Jahowa do suarana manguluhon paranganna, ai tung * na torop situtu do paranganna; tung na gogo do ibana pasaut hatana i; tung * na bolon do ari ni Jahowa, jala na songkal sahali, tung ise ma manahan disi? 2:12 Alai nuaeng pe, ninna Jahowa: Sai * mulak ma hamu tu ahu sian nasa rohamuna mardongan parpuasaon, partangison dohot angguhangguk.
                                                           Jahowa Sandiri Mangkatai
HATORANGAN
Ketika banjir besar melanda, ketika sebuah gunung berapi menyemburkan apinya, ketika terjadi tanah longsor, ketika terjadi peperangan antar bangsa atau suku, ketika wabah penyakit menyerang, ketika tindakan anarki merajalela, dan seterusnya …, siapakah yang dapat menahannya? Adakah manusia yang mampu mengatur dan mengatasinya? Pertanyaan serupa walau berbeda makna diajukan Yoel di akhir perikop yang kita baca hari ini.
                Siapakah yang dapat menahan datangnya hari TUHAN yang hebat dan sangat dahsyat? Semua orang gemetar ketakutan menyaksikan pasukan perang Allah yang banyak dan kuat, yang muncul bagai fajar di tengah kegelapan dan kepekatan malam (1-2). Sebelum dan sesudahnya tidak pernah ada pasukan yang sedemikian hebat dan dahsyat. Pasukan ini sangat gesit menyapu membinasakan musuhnya (4-6), berlari dan berjalan beriring tiada putus menurut aturan barisan dan kesatuan tujuan (7-8), menyerbu kota dan memanjat tembok tanpa diketahui musuh saat kedatangannya (9), membuat bumi dan langit gemetar dan seluruh benda penerang tak sanggup menatapnya (10). Mengapa pasukan ini sedemikian hebat? Karena TUHAN pemimpin di depan mereka dan mereka adalah pasukan pelaku firman-Nya.
                Penggambaran kedatangan hari TUHAN yang sedemikian dahsyat mengingatkan umat-Nya bahwa tidak seorang pun dapat menunda atau membatalkan waktu dan rencana-Nya. Ada saat pintu anugerah terbuka, ada pula saat penghakiman tiba. Dialah Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, yang mengatur semuanya. Itulah sebabnya perikop ini terletak di antara pernyataan tentang hukuman Tuhan atas Yehuda dan seruan pertobatan. Baik hukuman maupun pernyataan tentang hari TUHAN, semata karena kasih dan anugerah-Nya kepada umat pilihan-Nya yang dikasihi dan dibentuk-Nya.
                Ingatlah bawah; Kepastian hari TUHAN akan datang dan sudah dekat merupakan tanda peringatan keras dan serius sampai kedatangan-Nya tiba. Namun seringkali peringatan ini terdengar bagai berita usang tak bermakna kepastian, sehingga kita terlebih menikmati masa-masa penghukuman-Nya atas dosa-dosa kita. Masih bergemakah hati yang penuh tekad menjaga terang firman-Nya terpancar dalam hidupnya dan rela meninggalkan kebiasaan dosa? Jangan terlambat !bertobatlah. Selamat hari natal. Amen

4. Marende No 481:1                             GODANG DOPE
Ø  Godang dope siguruhononMi, Asa tu dos ho dohot Tuhanmi
               Sai tong na hurang hatigoranmi. So tuk do pe haporseaonmi.
               Dirim sambing dihaholongi ho. Donganmu laos dihalupahon.


5. TANGIANG ALE AMANAMI



Sabtu; 29 Desember   i 2012
Sijahaon:
Manogot  Psalmen 149:1-9                                                  Bodari    Ulaon 8:9-25
1. Marende B.E No. 303:6   JAHOWA, TUHANKI 
Ø  Sai pasupasu ma  Sude  pambahenanku
                O Tuhan Debata nang nasa pingkiranku
                Sai naeng marsangap Ho Dibaen hatangku pe
                Paboa di Ho Do gogongki sude.

2. Efesus 4 :29; Unang ma ruar hata na busuk sian pamanganmuna; naeng ma na denggan na tau padengganhon na humurang, asa dapotan uli na umbegesa

HATORANGAN
Jika sekali waktu Anda mengunjungi mal, cobalah untuk mengamati gerak-gerik dan penampilan ABG (Anak Baru Gede). Perhatikan atribut yang dipakai mulai dari baju, pernak-pernik sampai tingkah lakunya. Kita akan menyimpulkan bahwa atribut itu merupakan upaya mereka untuk mempublikasi identitas dirinya dengan harapan orang memahami siapa dirinya. Mereka mencari identitas dengan ikut “tren.” Paulus menginginkan agar jemaat Efesus berani tampil beda dalam kehidupannya. Tujuannya adalah agar mereka menjadi berbeda dengan orang di luar Kristus. Oleh karena itu Paulus memberikan beberapa penekanan, yaitu: [1] moralitas bagi kehidupan orang Kristen, di antaranya tidak berkata dusta, mampu mengendalikan diri dalam keadaan marah, tidak emosional, dan menjaga tutur kata sehingga tidak berkata kotor ( Ef 5:25-31); [2] landasan kehidupan yang telah diletakkan oleh Kristus, yaitu kasih-Nya yang dalam untuk umat-Nya sehingga Ia rela menyerahkan diri sebagai persembahan kurban yang harum bagi Allah (Ef 5:2). Paulus menegaskan agar jemaat mempraktikkan pola kasih Kristus ini dalam kehidupan mereka, bukan saja sebagai suatu keharusan tetapi juga sebagai tanda atau bentuk keunikan dalam kehidupan Kristen. Di zaman sekarang ini, sulit menemukan orang atau keluarga Kristen yang memiliki pola hidup seperti ini. Artinya, tidak semua orang Kristen dapat mempraktikkan prinsip mengasihi dan mengampuni seperti anjuran Paulus. Akan tetapi jangan kita mengartikan kesulitan itu sama dengan tidak mungkin. Yesus Kristus telah mencontohkan hal tersebut, dan Ia mampu. Karena Kristus telah melakukannya untuk kita, maka hal-hal yang tidak mungkin bagi kebanyakan orang menjadi mungkin bagi kita.
 Oleh seba itu, Maukah Anda mendasarkan hidup Anda pada semangat untuk saling mengasihi dan saling mengampuni, sehingga keunikan kita nyata dalam dunia ini?

3. Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E No. 248:4-5  SALELENG HO DI TANO ON 
Ø  Bolongkon sian rohami Luhut na so ture
                 Alai na sian Tuhan i Ramoti ma sude.
Ø  Sai tiru Tuhan Jesus i Naung ro humophop ho
                Pambaenna nang hataNa i Hangoluanmu do.

5. TANGIANG ALE AMANAMI











Minggu, 30 Desember 2012
Ev: Kolose 3:12-17                                               Ep: Poda 3:27-35
1. Marende B.E. No. No.186:1   TONGTONG TUTU NA DENGGAN DO
Ø  Jahowa do haposanki Na mangapoi rohangku
                Na patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
                Sonang tongtong Rohangkinon Binaen ni Debatangku PatikNa do lomongku
Transformasi hidup
Hatorangan
               
 Transformasi hanya bisa terjadi bila identifikasi terjadi. Identifikasi yang terus menerus dengan Kristus akan menyebabkan transformasi semakin menyerupai Kristus. Kedua hal ini tidak terpisahkan. Pada perikop ini kita akan melihat bagaimana transformasi itu diteruskan dengan menerapkan tingkah laku yang mulia (Kol 3:16-17) dan menumbuhkan karakter ilahi (ayat 12-15*).
                 Pertama, menumbuhkan karakter ilahi. Karakter-karakter yang dijabarkan di 12-15 adalah karakter Kristus yang dipraktikkan-Nya sepanjang hidup dan pelayanan-Nya di dunia ini. Teladan sudah ada, tinggal kita mempraktikkannya. Bagaimana caranya? "Sebagaimana Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian(Kol 3:13b); "kenakanlah kasih …( Kol 3:14)"; "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu …( Kol 3:15a)."
                Kedua, menerapkan tingkah laku mulia. Saling mengajar, dan saling menegur di antara sesama anak Tuhan (Kol 3:16a); menaikkan pujian dan syukur kepada Allah (ayat Kol 3:16b); melakukan perbuatan (yang baik) dan mengatakan perkataan (yang membangun) di dalam nama Tuhan Yesus (Kol 3:17).
                Pada masa modern ini, kadangkala perbuatan baik bukan keluar dari karakter baik, melainkan kamuflase dan manipulasi untuk mencapai keuntungan terselubung. Misalnya, pada setiap kampanye pemilihan legislative, eksekutif pasti disertai dengan berbagai perbuatan baik untuk memikat rakyat dalam menentukan pemilihannya. Namun, motivasi di baliknya bisa saja sekadar untuk menang dan mendapatkan kesempatan berkuasa untuk kepentingan pribadi/kelompok. Hal itu membuktikan karakter yang nonkristiani!
 Oleh sebab itu,orang Kristen yang sejati akan selalu mempraktikkan perbuatan baik yang sejalan dengan karakter yang sudah diubahkan.

3. Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E. No. 164:4  O TUHAN JESUS HO RAJANGKU                 
Ø  Sai lehon ma tu tondinami TondiM na sun badia  i
                Ibana mangajari  hami Mangaradoti  patikMi
                 Parbadiai ma hami be Marhitehite mudarMi


5. TANGIANG ALE AMANAMI



Senin, 31 Desember 2012
Ev: Psalmen 150:1-6                                             Ep: 2 Tess 2:13-17
1. Marende B.E. No. No.186:1   TONGTONG TUTU NA DENGGAN DO
Ø  Jahowa do haposanki Na mangapoi rohangku
                Na patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
                Sonang tongtong Rohangkinon Binaen ni Debatangku PatikNa do lomongku
PUJILAH TUHAN
Hatorangan
               
 Tak ada mazmur yang lebih tepat selain Mazm 150 ini untuk mengakhiri kitab yang penuh dengan cita rasa dan haru biru perasaan dari para penulisnya. Semua perasaan yang tertumpah ruah dalam bentuk pujian maupun keluhan, syukur atau permohonan, dan keyakinan terkadang keraguan, diakhiri dengan satu puji-pujian yang mantap bahwa Tuhan memang layak dipuji. Tuhan memang satu-satunya yang layak dipuji karena Dialah yang bertakhta di tempat tinggi oleh karena keperkasaan dan kebesaran-Nya (1-2). Itu berarti, semua ratap tangis, permohonan dan keputusasaan yang dipanjatkan pada mazmur-mazmur yang lampau tidaklah sia-sia. Dia mendengar dari langit yang tinggi untuk menjawab semuanya dengan kasih dan kuasa-Nya.
 Oleh sebab itu, pujian yang dikumandangkan bagi-Nya tak boleh tanggung-tanggung. Bak orkestra, semua peralatan musik harus dipadukan untuk menembangkan kemegahan-Nya yang tak terbandingkan (3-5). Irama dan gerakan tarian pun harus mengekspresikan rasa syukur yang melimpah (4). Jauh lebih penting daripada semua instrumen musik dan gerak tari itu adalah ucap puji dan syukur yang keluar dari mulut umat Tuhan (6). Hanya mereka yang sudah mengalami anugerah pengampunan dan pemulihan Tuhan yang mampu menyanyikan kidung terindah, yang melampaui kemerduan paduan suara malaikat di surga.
                Menurut pemazmur, memuji Tuhan tidak dibatasi ruang dan waktu, atau tergantung situasi. Ajakan pemazmur untuk memuji Allah dalam tempat-Nya yang kudus tentu ditujukan kepada umat-Nya yang setiap saat mengunjungi Bait Allah. Pemazmur menegaskan bahwa memuji Allah tidak hanya terjadi di Bait Allah, tetapi di langit (cakrawala) dan di bumi (ayat:1). Hal ini tidak berarti bahwa umat setiap saat harus mengucapkan kata-kata "haleluya" dan "puji Tuhan," tetapi lebih dari itu ialah memuji Tuhan melalui kuasa yang dimiliki seseorang, melalui jabatan yang disandang seseorang, melalui keahlian atau kepandaian seseorang.
                Memuji Tuhan karena kemahakuasaan-Nya. Ajakan pemazmur untuk memuji Tuhan ialah karena Allah perkasa, agung, dan hebat. Perkasa, agung, dan hebatnya Allah itu dialami umat dalam pengalaman hidup mereka: memperoleh pengampunan dan pengenalan akan Allah. Memuji Allah dengan peralatan musik. Pemazmur juga mengajak kita untuk memahami bahwa memuji Tuhan tidak hanya dapat dikumandangkan dengan alat-alat musik tertentu. Semua yang memperdengarkan bunyi yang indah dapat digunakan untuk memuji Tuhan. Namun musik yang paling indah yang dapat diperdengarkan ialah kehidupan umat Allah sendiri.  Maka: Jadikanlah sendi-sendi kehidupan Anda alunan musik yang indah bagi Allah!


3. Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E. No. 164:4  O TUHAN JESUS HO RAJANGKU                 
Ø  Sai lehon ma tu tondinami TondiM na sun badia  i
                Ibana mangajari  hami Mangaradoti  patikMi
                 Parbadiai ma hami be Marhitehite mudarMi


5. TANGIANG ALE AMANAMI