Senin, 01 April 2013

Khotbah: Wahyu 1:4-8, ALPA DAN OMEGA


Wahyu 1:4-8
Pendahuluan

Kitab wahyu ditujukan kepada tujuh jemaat di Asia. Tujuh jemaat yang menjadi tujuan penulisan Kitab Wahyu oleh Rasul Yohanes adalah jemaat-jemaat yang memiliki begitu banyak pergumulan dan penderitaan oleh imannya pada masa pemerintahan Kaisar Nero dan Domiktianus.  Oleh sebaba itu kitah wahyu disampaikan sebagai peenghiburan dan penguatan kepada umat yang bergumul.

Ay 4a: Allah senantiasa memberkati umatNya yang mau mendengar dan mempercayaiNya. Sebutan pada ketujuh jemaat di Asia dapat menunjukkan keberadaan jemaat pada waktu itu (Efesus, Smirna, Pergamum, Tiatira, Sardis, Filadelfia, Laodikia), ke 7 jemaat tersebut ada di Asia tapi bukan merujuk pada suatu benua seperti pada saat ini namun suatu Propinsi Romawi, identik dengan Turki modern.  namun disisi lain sebutan ke 7 jemaat bukan hanya menunjukkan pada objek sejumlah itu (kuantitasnya), namun juga kepada gereja sepanjang sejarah (historis-futuris). Angka Tujuh merupakan angka yang melambangkan kelengkapan, kesempurnaan. Allah yang Mahakasih, senantiasa member kasih karunia bagi kita yaang tidak layak mendapatkannya. Dalam hal inilah kita memahami bahwa keselamatanahanyalah oleh kasuh karunia Tuhan Allah bagi kita (Rom 3:23-24; Maz 103:8-14). Nats ini juga meneguhkan orang-orang yang mengalami penganiayaan, mengalami “badai”kehidupan agara senantiasa hidup dalam “damai”. Hanya di dalam Tuhan manusia memperoleh damai sejahtera, (Fil 4:6-7; Yes 57:20-21; Amsal 28:1)
Ay 4b-5a: Allah kita Allah yang Kekal, Allah yang Hidup dan yang Berkuasa
Hidup di dunia ini tidak ada yang abadi, hanya sementara saja, demikian juga segala penderitaan tidak abadi. Dengan demikian sikap orang percaya memiliki sikap yang berbeda dalam menyikapi penderitaan. Orang peraya tidak focus pada penderitaan namun akan mengarahkan hidupnya pada Tuhan yang kekal, sebab  “dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang” (ay 4b). Dengan pernyataan ini kita diingatkan bahwa dengan keberadaanNya yang melampaui waktu, Allah mempunyai kontrol yang berdaulat atas sejarah maupun masa depan. Tuhan yang kita sembah adalah Roh. Bilangan 7 tidak menunjukkan bahwa ada 7 Roh Kudus, tetapi melambangkan kesempurnaan. Tetapi tentu saja sebetulnya Roh Kudus hanya satu (1Kor 12:4,7-11). Artinya Allah senantiasa bekerja memberkati dan menguatkan umatNya dalam segala pergumulannya. Oleh sebab itu, penderitaan tidak menjadi alasan bagi umatNya untuk berhenti menjadi saksi kristus. Sebutan ‘Saksi yang setia’ untuk Yesus dalam nats ini penting untuk gereja yang pada saat itu dan kini, yang banyak mengalami penderitaan / penganiayaan karena Pemberitaan Injil yang mereka lakukan (bdk. 2:13  11:3  17:6). Dengan ini mereka bisa meneladani Kristus sehingga tetap menjadi saksi yang setia di tengah-tengah penderitaan / penganiayaan (bdk. 2:10,13). Juga perlu diketahui bahwa kata Yunani untuk ‘saksi’ adalah MARTUS, dan dari sini diturunkan kata ‘martir’. Memang ada hubungan yang erat antara ‘saksi’ dan ‘martir’.Bagi orang percayaan kebangkitan kristus menjadi dan memberikan penghiburan dan kekuatan bagi orang kristen yang menderita karena Kristus. Sekalipun Kristus mati, tetapi Ia lalu bangkit, dan orang kristen juga akan mengikuti pola itu.
Ay 5b-6: Pujilah Tuhan karena kasihNya meskipun kita mengalami penderitaan
Nats ini adalah merupakan ajakan untuk memuji Tuhan meskipun umat sedang mengalami penderitaan. Alasan memuji Tuhan adalah karena di dalam Yesus Kristus, Ia telah mengasihi dan menebus kita. Dia telah melepaskan kita dari dosa. Kata mengasihi’ ada dalam present tense, sedangkan ‘melepaskan’ ada dalam past tense.Artinya Kasih Kristus adalah suatu hubungan terus menerus. Kristus melepaskan kita sekali untuk selamanya, tetapi selalu mengasihi kita (Ibrani 9:28). Kata melepaskan dalam bahasa Yuanani disebut LUEIN yang artinya identik dengan mencuci atau membebaskan. Artinya darah Kristus berfungsi untuk mencuci / menghapus / mengampuni dosa kita. Itulah fungsi yang benar dari darah Kristus. Oleh sebab itu dalam penderitaan, keadaan ditindas, dihina oleh dunia, miskin, sakit, dsb, kita harus senantiasa menyadari kedudukan kita yang tinggi di hadapan Allah ini. Orang percaya di dalam Kristus disebut sebagai ”kerajaaan“ bukan “raja-raja“ artinya hidup dalam persekutuan yang fungsional bukan penekanan pada posisi(struktur sosial), orang percaya adalah “imam“ yang senantiasa mempersembahakan hidupnya bagi Tuhan.
Ayat 7-8: Hiduplah dalam pengharapan
Nats ini adalah merupakan penghiburan dan penguatan bagi jemaat yang mengalami penderitaan. ay 7 ini menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya. Ini merupakan thema besar dalam Kitab Wahyu dan merupakan sumber penghiburan bagi orang kristen yang tertindas dan dianiaya, tetapi merupakan ancaman bagi orang jahat / tak percaya. Sebutan kata „“awan“ dapat memiliki arti kehairan dan kemuliaan Tuhan. [= awan dalam pemikiran Ibrani pada umumnya dihubungkan dengan kehadiran ilahi (Kel 13:21;  16:10; Mat 17:5; Kis 1:9)] Jadi, ‘Yesus akan datang keduakalinya dengan awan-awan’ maksudnya adalah bahwa ‘Ia akan datang keduakalinya dengan kemuliaanNya’. Dulu, pada kedatanganNya yang pertama Ia datang dengan kehinaan karena Ia merendahkan diri menjadi seorang manusia / bayi yang lemah dan miskin, sehingga banyak orang yang tidak mengenaliNya atau mempercayaiNya sebagai Allah / Tuhan. Tetapi pada kedatanganNya yang keduakalinya Ia datang dengan seluruh kemuliaanNya, sehingga semua orang akan mengenaliNya sebagai Allah / Tuhan (bdk. Fil 2:10-11). Pengaharapn orang percaya kepada Tuhan yang disebut sebagai Alpa dan Omega, menegaskan bahwa Yesus adalah Allah, Dia adalah yang Awal dan terakhir, hal kembali menegaskan penghiburan bagi jemaat kristen yang menderita. Pengakuan Alpa dan Omegaa menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah kita sebagai mana pengakuan Thomas.( Joh 20:28)
Renungan
Terkadang hidup ini tidak mudah, ada cobaan, godaan, tekanan, penderitaan, baik yang datang dari diri kita sendiri maupun dari luar diri kita, baik masalah social, ekonomi, kebijakan politik yang tidak adil, Namun
1.      Hiduplah dalam damai sejahatera karena Yesus telah mendamaikan kita dengan Allah, bagaimana kita berdamai dengan diri kita dan dengan sesama kita
2.      Hiduplah di dalam Iman, pengharapan dan kasih (manghaposi Tuhan i, mengolu dibagasan pangkirimon, mangolu dibagasan holong)