Rabu, 10 April 2013

Yehezkiel 34:11-16 Pemimpin yang baik adalah MENGAYOMI, MELINDUNGI, MENYEMBUHKAN, MENYELAMATKAN


Yehezkiel 34:11-16

Pemimpin yang baik adalah MENGAYOMI, MELINDUNGI, MENYEMBUHKAN, MENYELAMATKAN

1.       Pendahuluan
Umat Israel dalam konteks nats ini hidup dalam pembuangana di BABEL. Kehidupan di Babel menggambarkan kehupan dalam “perbudakan” baik perbudakan secara social, politik, ekonomi, budaya, dan khususnya perbudakan secara moral dan spiritual. Perbudakan umat berdampak pada krisis moral dan iman, krisisi kepemimpinan, dimana para pemimpin umat tidak lagi berfungsi sebagai “gembala” yang baik, namun telah mengeksploitasi umat sehingga ‘domba-domba’ hidup dalam penderitaan, teramcam dan terpecah
2.       Penjelasan Nats
Nats ini menegaskan kritikan Allah melalui hambanNya Hesekiel terhadap pemimpin dan kepemimpinan umat pada waktu itu yang tidak berpihak pada umat yang pada waktu itu tidak mendapat perhatian dari pemimpinan, tidak memperoleh jaminan, tidak mendapat pelayanan bagi orang-orang bermasalah.  Dalam nats ini Allah menegaskan Ia sendiri akan mengambil alih tugas dan fungsi sebagai gembala yang baik adalah:.
Ø  Memperhatikan dan mencari Domba; sikap pemimpin hendaknya memiliki rasa empati, simpati, mengasihi
Ø  Menyelamatkan (salvator): pemimpin harus mau menolong, berkorban untuk umat yang dipimpinnya
Ø  Membawa dan Mengumpulkan: pemimpin hendaknya mampu memberikan teladan, mampu menjadi sahabat, dan mampu memberikan motivasi
Ø  Mengembalakan domba di padang rumput yang hijau: Pemimpin hendaknya mampu mendorong umatnya agar umat hidup dalam kesejahteraan.
Ø  Membalut dan menguatkan yang sakit: Pemimpin harus memiliki sikap solidaritas, kepedulian social,
Ø  Melindungi (protection): Pemimpin harus mampu menjamin ketentraman dan kedamaian umat yang dipimpinnya

Pokok-pokok khotbah
1.       Bagaimana kita sebagai pelayan Tuhan menjalankan fungsi Pastoral memperhatikan jemaat yang bergumul, mencari solusi bag jemaat yang bermasalah, memberikan keteguhan, memberikan kedamaian, menyembuhkan yang terluka yakni luka-luka batin, dsb
2.       Kasih Tuhan sebagai gembala senantiasa mau menolong, menuntun, membawa pulang yang tersesat, menyelatmatkan. Tuhanlah gembala yang baik yang memawa dan menuntun kita dan member kita kehidupan yang penuh damai sejahtera
3.       Sikap simpati, empati, solider, mau berkorban, mengutamakan dan membantu yang lemah ada wujud dari kasih Tuhan yang telah mengasihi kita. Jauhkan sikap yang ingin mengintimidasi, mengeksploitasi, orang lain
4.       Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memperhatikan kebutuhan umatnya, baik kebutuhan psikologis, kebutuhan ekonomis(kesejahteraan), kebutuhan politis (ketenteraman-perlindungan), kebutuhan jasmani (sandang, pangan- papan), dan terkhusus kebutuhan rohani/spiritual.
5.       Dalam kepemimpinan secara politik, pemimpin hendaknya dapat memberikan jaminan ketenteraman bagi umatnya, pemerintah harus memberantas praktek-praktek premanisme yang meresahkan dan menggangu ketemteraman masyarat, jika perlu domba-domba jalan nya sudah keliru, maka “kakinya” dapat dipatahkan supaya ia tidak berjalan dalam jalan yang salah, mematahkan kaki domba, hal yang biasa dilakukan oleh seorang gembala di Timur tengah. Memathkan kaki, yang kita maksudakan dalam khotbah ini adalah , menegakkan hokum, sebagai konsekensi moral, dan disiplin untuk orang-orang yang bersalah dan perlu untuk dibina.
6.       JIka kita memiliki otoritas untuk menjalankan kepemimpinan maka hendak otoritas itu digunakan untuk melayani bukan untuk mengeksploitasi rakyat.