Senin, 06 Mei 2013

BAHAN SERMON EPISTEL WAHYU/PANGUNGKAPON 22:12-17



BAHAN SERMON EPISTEL DISTRIK X MEDAN-ACEH
Senin: 06 Mei di HKBP SIDORAME-MEDAN

WAHYU 22:12-17
PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN

           
Pendahuluan
Pengarang kitab wahyu memperkenalkan dirinya sebagai “Yohanes” (1:9), meski tidak ada petunjuk Yohanes yang mana yang dimaksudkan. Tradisi menekankan bahwa pengarangnya adalah rasul Yohanes. Kitab wahyu ditulis 95-96 M pada zaman pemerintahan Domitianus[1] yang ditujukan kepada ketujuh jemaat di dataran Asia Kecil, pada waktu itu terjadi penganiayaan yang  menjangkau wilayah-wilayah yang lain dari kekuasaan Roma. Domitianus mengasingkan orang ke berbagai tempat pengasingan. Inilah latar belakang kitab ini ditulis untuk orang-orang Kristen ketika mengalami penganiayaan pada waktu itu (1:9), juga bagi gereja sepanjang masa, dalam pengharapan eskatologisnya. Tujuannya untuk meneguhkan orang percaya dalam berbagai pergumulan karena imannya, dengan mengungkapkan bahwa Mesias tetap  memegang kendali dan pada akhirnya akan menjadi pemenang Sejalan dengan tujuan ini, maka orang yang menafsirkan Wahyu dengan satu aliran[2] saja akan kehilangan banyak yang disiratkan dalam kitab ini. Sejalan dengan tujuan ini, maka orang yang menafsirkan Wahyu dengan satu aliran saja akan kehilangan banyak yang disiratkan dalam kitab ini. Tema kitab ini dinyatakan dalam ayat pertama: “Wahyu Yesus Kristus.” Kitab  dari Dia maupun tentang Dia, dan pada dasarnya merupakan satu wahyu tentang Dia yang akan datang sebagai pahlawan dan raja. Pada intinya kitab ini menyatakan: “Yesus akan menang!” Sepanjang kitab ini, penulis berkali-kali menggunakan cara yang dikenal dengan nama prolepsis: maksudnya, di bagian awal dari kitab ini penulis memakai frasa yang kemudian muncul kembali, dan yang pada umumnya merupakan perkembangan lebih lanjut.

Ayat 12: Aku datang segera [erchomai tachy], present tense:  Kedatangannya sudah dekat-Sudah berlangsung. Namun kedatangan Kristus tidak mudah untuk dipahami, datang mengisaratkan tentang “penghakiman”, Dia akan memberikan “upah” sesuai dengan perbuatan kita, keadilan akan benar-benar diberlakukan. Istilah segera menunjukan kepastian datangnya parousia dimana Tuhan memberikan upah (misthos: reward] yang menunjukkan baik "hadiah atau hukuman sesuai perbuatan manusia, artinya pentingnya perbuatan dalam arti buah dari keyakinan dan iman kepada Yesus. Upah itu diberikan untuk setiap orang [hekastō]: masing-masing. Penekanannya adalah pada penilaian individu, baik untuk hadiah atau hukuman.
Ayat 13: Akulah Alpa dan Omega[3] pernyataan ini mempunyai tiga arti, pertama: menegaskan kesempurnaan Allah, kedua, menegaskan keabadiaNya, ketiga: menegaskan KuasaNya[4].  Selanjutnya ayat ini menekankan bahwa Allah tidak berada dalam waktu atau dibatasi oleh waktu, melainkan di luar waktu. Artinya Allah tidak dipengaruhi oleh waktu dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. Allah adalah kekal, artinya Allah tidak pernah berubah sepanjang sejarah umat manusia. Kalau pada masa lampau Allah menuntut kekudusan umat-Nya, pada zaman sekarang pun tuntutan itu tetap sama. Jika pada zaman dahulu Allah merindukan hadirnya "shalom" di tengah-tengah dunia ini, pada zaman modern pun Allah tetap merindukannya. "Pada mulanya adalah Firman…(Yoh 1:1-3)." Dia adalah Tuhan penguasa sejarah. Akulah yang Awal. Sebelum sejarah kebudayaan manusia dimulai, Allah telah ada. Banyak perdebatan di dalam aliran pemikiran manusia tentang siapakah Allah itu. Dalam hubungannya dengan Trinitas banyak orang mulai mempertanyaan eksistensi Allah.  Akulah yang awal. Membawa pemikiran kita untuk meyakini dengan pasti bahwa Tuhan Yesuslah pemegang kendali seluruh sejarah dunia. Tidak ada yang perlu ditakuti. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dengan kasih Kristus yang abadi dan kekal. Kalau Kristus yang awal, berarti Dia tahu persis arah dunia ini. Dia tahu persis kapan dunia ini akan berakhir. Dia tahu persis ke mana ciptaan-Nya dan segala yang ada di dalamnya. Inilah pengharapan yang tidak mengecewakan. Akulah yang Akhir. Tuhan Yesus tidak hanya berada di awal sejarah umat manusia. Artinya Allah juga berada diakhir sejarah hidup dan peradaban manusia. Allah tidak hanya berada di awal peradaban manusia, tetapi juga di akhir peradaban budaya manusia. Dengan bahasa sederhana kita dapat berkata "akhir dunia ini berada di tangan Allah." Bukan di tangan para ilmuwan, bukan di tangan para intelektual yang hebat sekalipun, juga bukan di tangan para rohaniwan.  Akhir dunia ini berada di tangan Allah. Tidak ada manusia manapun di dunia yang mampu menghalangi rencana Allah tersebut.
Ayat 14:Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya“ dalam bahasa Yunani disebut“HOIPLUNONTESTASSTOLAS, kata tersebut identik dengan kata HOIPOIOUNTESTASSENTOLAS (present tense participle) yang terus melakukan artinya mereka yang melakukan perintahNya“ dan ada versi Alkitab yang menggunakan terjemahan ini. Namun apapun kata yang mau dipilih, bagian ini menekankan“berbahagialah mereka yang mengambil bagian dalam keselamatan yang ditawarkan Tuhan“. Yesus hanya menawakan keselamatan bagi kita, apakah kita mau atau tidak kita sendiri yang menentukan apakah kita amau membasuh jubah atau tidak. Meskipun sudah  tersedia sabun dan air untuk mencuci, jika tidak dipakai tidak ada gunanya. Kita sama dengan orang yang lapar, meskipun nasi ada didepan kita, namun tidak mau memakannya, tidak mungkin akan kenyang. Ayat ini juga menegaskan JANJI ALLAH: janji “pohon kehidupan“[5] (2:7), muncul kembali di akhir kitab ini (22:2, 14), pohon ini menunjukkan kepada hidup yang kekal yang dikaruniakan kepada semua orang yang percaya karena kasih karunia Allah. Kehidupan kekal adalah kebahagiaan yang abadi. Istilah “jubah“ juga menyatakan tentang kehidupan yang kudus, jubah yang kotor tidak boleh masuk dalam kehidupan bersama Allah, jubah yang kotor menandakan (dosa) telah dibersihkan melalui darah kristus. Hanya mereka yang ditutup oleh jubah kebenaran yang boleh masuk ke dalam kekudusan Allah. Mereka akan memperoleh hak-hak atas pohon kehidupan, Adam dan Hawa diusir dari taman Eden dan Kerub  mencegahnya mendekati pohon kehidupan. Ketika  Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa mereka terputus dari pohon kehidupan  (Kej. 3:22-24). Akan tetapi, kini orang-orang kudus bebas mengambil buah pohon itu, karena Tuhan Yesus memberi mereka hak untuk melakukannya.  Dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam pohon kehidupan itu. Mereka adalah umat Allah yang berhak memasuki Kota Suci dan tinggal di sana untuk selama-lamanya.
Ayat 15: HUKUMAN ALLAH: Nats ini menegaskan tentang hukuman Alllah bagi orang-orang yang tidak percaya, yang tidak setia. Dalam ayat ini Tuhan Yesus sekali lagi menunjukkan kontras antara orang percaya dan orang tidak percaya. Orang percaya berpakaian bersih, memiliki hak atas pohon kehidupan dan kewargaan sorga. Sebaliknya orang tidak percaya berada di luar, sebab gaya hidup mereka sama seperti: orang-orang keji, pembunuh, sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta. Kata anjing[6] adalah istilah yang merendahkan dan harus dijauhi. Setiap orang yang mencintai[7] dusta dan melakukannya, kalimat ini merupakan tambahan yang menggaris bawahi dalamnya dosa seseorang yang membalik kebenaran menjadi dusta dan bahkan melakukannya. Daftar ini bisa dilihat sebagai peringatan untuk bertobat bagi orang Kristen yang berada dalam bahaya (Ibr. 2:1; 3:12-13;4:1,11).
Ayat 16: Yesus kembali menyatakan keilahianNya, Ia berkata telah mengutus malakaikatNya untuk memberi kesaksian. Kata kesaksian menegaskan tugas untuk meneruskan nubuatan Allah kepada umatNya. Berita ini ditujukan kepada tujuh jemaat, namun tujuh jemaat ini adalah secara simbolis mewakili jemaat universal yang ada di seluruh dunia dan di sepanjang zaman.Lima kali dalam kitab Wahyu Yesus memakai Aku adalah´ untuk menyatakan diri.Pada bagian ini Ia menamakan diri-Nya Tunas, yaitu keturunan Daud artinya Yesus dalam kodrat ilahi-Nya adalah akar atau sumber Daud, sedangkan sifat manusia-Nya Dia adalah keturunan Daud. Dengan kata lain Kristus menjadi Tuhan Daud dan keturunannya (Matius 22:42-45). Ia disebut bintang Timur yang gilang-gemilang/Bintang Pagi [ho ASTER ho Lampros ho prōinos][8] artinya Kristus adalah Terang yang datang ke dalam dunia (Yohanes 1:9; 8:13). Dalam surat kepada jemaat Tiatira, Tuhan Yesus menjanjikan bintangTimur bagi para pemenang dan saat berbicara tentang kedatangan Kristus. Petrus berkata kepada jemaat, bahwa hal ini akan terjadi pada saat bintang Timur terbit bersinar di dalamhatimu´ (2 Ptr. 1:19). Dengan memakai istilah ini Petrus berbicara tentang Kristus.

Ayat 17: PANGGILAN UNTUK DATANG DAN MENERIMA ANUGERAH KESELAMATAN: Roh Kristus dan Roh mempelai pria; dan Roh ini tinggal dalam mempelai wanita yaitu jemaat. Atas desakan kuat Roh Kudus jemaat menyatakan kerinduan akan kedatangan Kristus kembali. Tidak hanya jemaat sebagai satutubuh tetapi setiap orang yang menaati bisikan Roh akan menyatakan kerinduan ini.Undangan dengan kata marilah[erchou], perintah imperative tunggal yang menekankan panggilana bersifat pribadi. Kata “Marilah/Ayo“ muncul duakali untuk menekankan bahwa hal ini mendesak. Namun undangan ketiga Barangsiapa haus hendaklah ia datang (kai ho dipsōn erchesthō:participle)´ ini adalah panggilan untuk datang kepada-Nya baik yang belum datang maupun diluar. Barangsiapa yang mau (ho thelōn), present tense participle: hendaklah mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma´ juga merupakan pesan Injil. Setiap orang yang hendak minum air kehidupan boleh datang dan mengambilnya secara cuma-cuma. Hal ini  merupakan ajakan kepada setiap orang yang ingin beroleh keselamatan untuk datang bersama-sama dengan Roh dan orang percaya untuk mendapatkan air kehidupan, artinya keselamatan yang cuma-Cuma (Wah 21:6)
Renungan
1.      Melalui nats ini kita dipanggil untuk hidup dalam iman, pengharapan dan kasih meskipun kita menghadapi banyak pergumulan (=pergumulan gereja). Orang percaya hendaknya senantiasa mengandalkan Tuhan yang berkuasa atas segalanya
2.      Dosa (dekadensi moral) senantiasa merusak kehidupan kita dengan Allah dan manusia, oleh sebab itu bertobatlah (metanois). Gereja terpanggil untuk menjadi “agen“ kerajaan Allah membawa transformasi/pembaharuan baik dalam dimensi sosial, ekonomi, politik,dll. Kita melihat pada saat ini banyak manusia jatuh pada sikap “pengkultusan individu“ dalam segala dimensi kehidupan manusia sering menonjolkan ke-akuannya yang akhirnya memanfaatkan kesempatan, potensinya untuk “memperbudak“ orang lain. Sikap keakuan akan menimbulkan relasi yang tidak harmonis dalam hidup kita. Kita dipanggil untuk hidup dalam kesatuan di dalam Tuhan (Yoh 17:20-26). Dasar kesatuan itu adalah Yesus Kristus Raja Gereja.
3.      Baiklah kita mengerjakan keselamatan yang telah ditawarkan oleh Kristus, hidup di dalam Tuhan dan melakukan kehendakNya. Kita dipanggil untuk datang dan mau menerima AnugerahNya


HKBP PARDOMUAN RESSORT SIMALINGKAR
Pdt.Remanto Tumanggor,M.Div   




[1] Ia berkuasa dari tahun 81 hingga 96.Sebagai seorang kaisar, ia memperkuat ekonomi negara dengan merevaluasi uang Romawi. Domitianus juga memperkuat pertahanan kekaisaran dan memulai program pembangunan besar untuk merestorasi kota Roma. Pemerintahan Domitianus memiliki ciri totalitarian: (mengutamakan tuntutan ideologi tanpa melihat eksistensi manusia secara personal, namun seluruh aspek kehidupan tiap individu harus sesuai dengan garis atau aturan negara, hal ini diperlukan untuk tercapainya tujuan negara, tujuan bersama. Bentuk pemerintahan yang mendasarkan diri pada ajaran suatu agama yang menyatukan otoritas politik dan otoritas spiritual punya potensi kuat menjadi negara otoriter. karena negara (sebagai otoritas politik sekuler dan spiritual) bisa mengatur setiap aspek kehidupan warganya.  Ia menganggap dirinya sebagai Kaisar Augustus yang baru, yang akan membawa Romawi pada era kegemilangan yang baru. Kultus individu(pemujaan kepribadian) dilakukan melalui propaganda religius, militer, dan budaya. Domitianus menjadi populer di antara rakyat, tetapi dianggap sebagai tiran oleh anggota senat.Masa kekuasaannya berakhir pada tahun 96 ketika ia dibunuh oleh pejabat-pejabat istana.
[2] Ada empat aliran interpretasi yakni: preteris, historis, futuris, dan idealis.(1) Pendekatan preteris percaya bahwa “Wahyu hanyalah satu gambaran keadaan kekaisaran abad pertama.” namun pandangan seperti ini tidak bisa dengan memadai menjelaskan semua data dalam kitab Wahyu, karena pengarangnya menyatakan dengan gamblang bahwa kitab ini adalah tulisan yang menjelaskan masa depan (cf. 4:1).(2) Pendekatan historis (atau historikis-berlanjut) “melihat kitab Wahyu sebagai satu presntasi simbolis keseluruhan sejarah gereja sejak awal abad pertama hingga akhir zaman.”(3) Pendekatan futuris berpendapat bahwa “semua versi dari Wahyu 4:1 hingga bagian akhir kitab ini akan nanti digenapi pada periode segerea sebelum dan mengikuti kedatangan Kristus yang kedua.” Pendekatan ini adalah yang paling memuaskan karena (1) kemungkinan bahwa 1:19 dimaksudkan untuk menjadi garisbesar kitab ini; (2) terminus ad quem atas kedatangan Kristus yang kedua sebenarnya mendukung hal in, karena “saat kejadian-kejadian ini mengarah pada terminus ini dalam suksesi yang dekat, orang akan mengingat apa yang terjadi sebelumnya dan berkata bahwa banyak dari kejadian ini masih harus terjadi di mas depan karena penggenapannya belum terjadi dan karena simbol-simbolnya nampaknya merupakan pergantian kejadian-kejadian yang terjadi dengan cepat dan bukan merupakan satu proses yang lama”dan (3) “semakin seseorang menggunakan interpretasi literal, maka semakin ia akan menjadi seorang futuris.(4) Pendekatan idealis beanggapan, “Wahyu mewakili konflik abadi antara kebaikan dan kejahatan yang berlangsung di sepanjang masa, meski dalam hal ini hal itu memiliki aplikasi tertentu bagi zaman gereja. Namun sama seperti pandangan aliran preteris, pendekatan ini mengabaikan elemen prediktif dalam kitab ini. Singkatnya, “pandangan idealist memang memiliki banyak kebenaran. Kesalahannya tidak terdapat dalam apa yang ditegaskannya melainkan banyak dalam apa yang dibantahnya.”
[3] Kristus sendiri berfirman, bahwa Dia adalah 'ho protos' (Yang Awal) dan 'ho eskhatos' (Yang Akhir) Kata "Alfa" (A) dan "Omega" (W) adalah sebuah sebutan nama diri yang digunakan Yesus ketika Yohanes mendapatkan penglihatan di Pulau Patmos. "Alfa"(A), adalah abjad pertama dari alfabet Yunani. Sedangkan "Omega" (W) merupakan huruf terakhir.
[4]Allah yang mempunyai kuasam Dikalangan orang Yunani, dewa Zeus digambarkan sebagai “yangawal, pertengahan dan akhir” . itu berarati orang yunani menempatklannya sebagai dewa paling top dalam berkuasa.
[5] Gambaran makan dari pohon kehidupan berasal dari kitab Yehezkiel dan itu gambaran kembali ke "pohon kehidupan" di taman Eden. Ini adalah gambar dari "hidup kekal", berkat yang kekal dalam Kristus. Di sini sekali lagi kita merujuk penggunaan gambaran Perjanjian Lama. Itu menggambarkan kita datang ke dalam kerajaan Allah, kita datang ke hadirat Allah yang hidup, dan kita diberkati dan diperintah olehnya. lih. Zakharia.
[6] Anjing adalah κύνες [kynes] yang mengacu pada mereka yang tidak murni, "sebagai binatang haram"  (Mzm. 22:16, 20; Yes 56:10-11;. Mat 07:15;.. Php 3:2) ."Anjing-anjing". . . adalah sebuah metafora  secara moral tidak murni Istilah ini digunakan oleh orang Yahudi untuk menggambarkan orang bukan Yahudi, orang najis, orang-orang tanpa Allah.
[7] Barangsiapa mengasihi dan praktik kebohongan adalah [pas Philon kai poiōn pseudos]: semua sementara terus mencintai dan terus melakukan kebohongan (Wahyu 21:8) Ahli-ahli sihir adalah [hoi pharmakoi]: mereka yang menggunakan obat-obatan untuk seni magis (Wah 9:21) cabul Seksual dalah [hoi pornoi]: pelacur atau pezina. Akar katanya sama dengan Pelacur.
[8] Bintang Timur terjemahan dari kata Yunani Phosphoros yang berarti "pembawa terang" atau "sumber cahaya." Phosphoros bisa merujuk kepada matahari atau bintang pagi. Planet-planet Merkurius dan Venus pagi dan bintang malam. Sebagian besar waktu, bintang pagi mengacu pada Venus. Bintang ini dapat dilihat pada musim-musim tertentu tahun seperti fajar menyingsing, dan memantulkan cahaya. Ketika Venus muncul sebagai bintang pagi, orang Yunani menyebutnya Fosfor. Ketika tampil sebagai bintang malam, mereka menyebutnya Hesperus.