Rabu, 13 Agustus 2014

BIK SEPTEMBER 2014



Sabtu, 06 September   2014
Sijahaon:
Manogot: Jesaya 47:1-15                                                                                                    Bodari: 1 Petrus 2:11-25
1. Marende B.E. No.Marende BE No. 6:2      PUJI JAHOWA NA SANGAP                       BL. 56
2.  Puji Jahowa sigomgom sude parluhutan,
      na manogihon ho songon niiring ni tangan
     dohot hosam songon hombar tu roham sai diramoti ibana.
2. Rom 8:14 Ai nasa na tinogihon ni Tondi ni Debata, angka i do anak ni Debata
STATUS  ORANG PERCAYA, sebagai ANAK ALLAH
HATORANGAN
Anak Allah ialah orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah. Roh itulah yang memimpin. Kata kerja yang dipakai adalah dalam bentuk waktu sekarang dan dalam bentuk pasif-semua orang yang dipimpin Roh Allah. Kata Abba adalah sebuah istilah Aram yang kemudian dialihaksarakan ke dalam aksara Yunani yang lalu disalin ke dalam bahasa Inggris. Arti kata ini adalah "Bapa." Bersatunya orang Yahudi dan orang Yunani (bangsa bukan Yahudi) di dalam Kristus tampak di dalam kata-kata pembukaan doa ini.
                                            Orang yang percaya kepada Allah dan menerima karya Kristus di salib telah mengalami pengampunan dosa dan diberi kuasa menjadi anak-anak Allah ( Yoh 1:12). Kita menjadi anak-anak Allah berdasarkan pengangkatan dari Allah sendiri oleh karena karya Anak sulung Allah, yaitu Kristus (Rom 8:23)
                                            Apa yang menjadi bukti bahwa kita adalah anak-anak Allah? Roh Kudus akan memberi kesaksian di dalam hati kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (Rom 8:16). Roh Allah menolong kita untuk mampu dan berani menyapa Allah sebagai Bapa kita (Rom 8:15). Kita tidak takut lagi karena dosa-dosa kita sudah diampuni. Bukti lain bahwa kita adalah anak-anak Allah yaitu kita mampu untuk hidup tanpa dikendalikan lagi oleh keinginan daging (Rom 8:13). Sebaliknya Roh Allah menjadi pemimpin hidup kita (Rom 8:14) untuk menghasilkan buah-buah kebenaran (Gal 5:22-23).Sebagai anak-anak Allah, kita mengetahui bahwa kita adalah ahli waris Allah, yaitu orang-orang yang berhak menerima segala janji Allah (Gal 5:17). Janji apa sajakah itu? Yaitu suatu hari kelak kita akan menikmati kemuliaan bersama dengan Kristus di surga, walaupun saat di dunia yang fana ini kita masih mengalami berbagai penderitaan (Gal 5:19-24).
                                             Kita dikuatkan dan dimam-pukan untuk berani menghadapi kesengsaraan hidup dalam kefanaan tubuh karena keyakinan kita pada janji Allah bahwa suatu hari kelak kita akan dibebaskan dari belenggu penderitaan yang memenjara tubuh kita. Dalam situasi yang sangat sulit, Roh Kudus akan menolong kita mengung-kapkan keluhan yang tak terucapkan di dalam doa (Gal 5:26). Semua ini merupakan bukti bahwa Allah telah memilih dan menetapkan kita sebagai anak-anak-Nya. Tidak ada hal apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, yang luput kendali Allah. Justru sebenarnya lewat berbagai pengalaman yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, kita belajar mengalami dan menikmati karya Allah serta mencicipi kemuliaan-Nya. Cicipan kemuliaan itu semakin terasa saat kita bersekutu dengan sesama anak Allah. Di dalam persekutuan itu iman kita semakin diteguhkan, pengharapan kita semakin fokus ke depan, dan kasih kita makin mewujud dalam keseharian kita.
3. Tangiang Pangondianon
4. Marende No BE, 462:1, 4Ale Tondi Parbadia.
1.        Ale Tondi Porbadia, sai songgopi hami on.
Rohanami ma paria lao mamuji Ho tongtong.
Ho tongtong, Ho tongtong, lao mamuji Ho tongtong.
2.        Jesus Kristus,  tangi, bege, dok ma amenMi disi,
Suru ma tu rohanami hagogok ni TondiMi. Hagogok, hagogok.
5. TANGIANG ALE AMANAMI



Jumat, 12 September  2014
Manogot; Jesaya 51:1-11                                                                    Bodari, 1 Petrus 5:1-14
1. Marende BE No 363:14 Hamu Saluhut Harajaon
Ø  Ho, Debatangku, pujionku Patimbulonku  sai tongtong
Mauliate ma rohangku Di Ho dibaen basaM inon
Hamu sude pe, ale dongan Dok ma mauliate i
Ai ndang he marpansohotan Do denggan ni basaNa i.
2. Rom 8:37 Alai andul do hamonanganta di saluhutna i, hinorhon ni na mangkaholongi hita
Allah di pihak kita
                                                HOLONG NA  MANONGTONG
HATORANGAN
Segala yang kita perlu tertampung dalam Yesus Kristus. Untuk menolong kita melihat kebenaran itu lebih jelas, kini Paulus mengajak kita berpikir lebih cermat melalui lima pertanyaan ini. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Siapakah yang akan menghukum mereka? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Kasih Allah dalam Kristus menjamin kita sempurna kini dan kekal.
 Dengan kalimat-kalimat yang hidup dan menarik, Rasul Paulus menyatakan keyakinan imannya, bahwa tidak ada yang dapat melawan, menggugat, dan memisahkan orang percaya dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus. Justru karena Kristus sudah menghadapi kematian, lalu bangkit dan dipermuliakan maka Dia menjadi Pembela kita di saat kita menghadapi berbagai penderitaan dan penganiayaan (34-36), yang memang harus dihadapi oleh setiap anak Tuhan. Dia ada bersama dan mendampingi kita.

 Jadi, apa pun yang terjadi pada kita, di mana pun kita berada, kita tidak dapat dipisahkan dari kasih Allah. Penderitaan tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah. Justru penderitaan menolong kita untuk menghisabkan diri kita dengan Dia. Melalui penderitaan, kita justru akan semakin merasakan kasih-Nya. Ayat Rom 8:37-39 mengajak kita melihat semua penderitaan itu dari sudut Kristus yang mengasihi kita, sehingga kita diyakinkan bahwa baik maut maupun hidup, malaikat, pemerintah, kuasa-kuasa, dan makhluk lain tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus.

 Maka seorang Kristen hendaknya tidak berputus asa, atau berusaha lari dari tantangan. Penderitaan memang harus dihadapinya. Mungkin kadangkala penderitaan membuat kita beranggapan bahwa kita telah ditolak oleh Yesus. Akan tetapi, Paulus menyatakan bahwa tidak mungkin Kristus berbalik menolak kita atau Allah berbalik memusuhi kita. Kematian-Nya untuk kita merupakan bukti kasih yang tidak dapat dikalahkan oleh apa pun. Kasih-Nya melindungi kita dari berbagai bentuk kekuatan apa pun yang berupaya menguasai dan mengalahkan kita. Kasih-Nya yang begitu besar seharusnya membuat kita merasa aman di dalam Dia.

 Renungkanlah: Kasih Allah dalam Yesus Kristus membantu kita menghadapi penderitaan. Bersyukurlah kepada Tuhan Yesus yang menyertai kita senantiasa, juga dalam kesulitan dan duka. Maka jangan lagi dikuasai ketakutan atau keraguan karena Tuhan kita, Yesus Kristus, telah menjadi Pengantara kita. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. kita harus meyakini bahwa salib Kristus merupakan jaminan bagi kemenangan iman kita dalam situasi apa pun yang kita hadapi. Bersukacitalah karena hal ini.


3. Tangiang Pangondinon
4. Marende B.E. No787:, 1 7
Ø     Ingkon monang hita, ingkon monang di ujungna.
Ingkon monang hita, ingkon monang di ujungna.
Naporsea do au di Debata, ingkon monang hita.
Ø     Dame ma di hita, dame ma di hita
Dame ma tongtong di hita.
Naporsea do au di Debata, ingkon dame hita.
5. TANGIANG ALE AMA NAMI

Kamis, 18  September   i 2014
Sijahaon:
Manogot  Jesaya 55:1-13                                                     2 Petrus 3:1-18
1. Marende B.E. No.  18    UNGKAP BAHAL NA UMMULI 
1.  Ungkap bahal na umuli, bagas ni Debatangki.
      Ai tusi do au naeng muli, ganup jumpang Minggu i.
Hulului do disi, bohi ni Debatangki.
2.   Nunga ro au, o Tuhanku, ro ma Ho tu au muse.
      Ai di bagas ingananMu, las ni roha do sude.
      Sai bongoti rohangkon, baen ma JoroMi dison.

2. Rom 15:1 Alai patut do hita na margogo i manganju hagaleon ni angka na hurang gogo, jala unang ma tahasiani dirinta
KEWAJIBAN YANG KUAT TERHADAP YANG LEMAH
HATORANGAN
Tidak selalu mudah bagi kita untuk menemukan realisasi makna “kerukunan,” bahkan dalam hidup berjemaat. Padahal gereja yang sehat adalah gereja yang jemaatnya hidup dalam kerukunan, yaitu situasi saat seluruh anggota bersatu hati dan bersuara memuliakan Tuhan
 Orang Kristen-Yahudi di Roma merasa diri lebih kuat dari orang Kristen non-Yahudi. Sikap ini melahirkan tindakan yang menimbulkan perpecahan. Paulus mengajak mereka untuk memanfaatkan kelebihan atau kekuatan mereka secara positif. Bagaimana caranya? Pertama, mereka seharusnya membantu yang lemah (15:1a); kedua, tidak mencari kesenangan sendiri (15:1b); melainkan ketiga, berusaha untuk saling membangun, memakai kekuatan atau kelebihan untuk membangun orang lain (15:2). Bukankah kekuatan dan kelebihan Tuhan karuniakan agar kita membantu kelemahan orang lain, bukan menghambatnya?
Paulus melanjutkan pengajarannya kepada jemaat di Roma mengenai kehidupan berjemaat. Sebelumnya ia telah mengingatkan jemaat di Roma untuk tidak saling menghakimi ( Rom 14:1-13a) dan tidak menjadi batu sandungan bagi sesama (14:13b-23). Kini Paulus meminta jemaat Roma untuk aktif menciptakan kerukunan. Dasar dari pengajaran dan tuntutan kerukunan ini adalah hidup Kristus sendiri (Rom 15:3,7).
 Tindakan aktif pertama yang dapat dilakukan adalah menanggung beban sesama kita (1). Pepatah mengatakan, “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.” Golongan kuat kemungkinan besar adalah kaum berada, sebaliknya golongan lemah adalah kaum miskin. Saling menolong dan menanggung beban bahkan akan meruntuhkan batas-batas di antara umat manusia yang saling bermusuhan. Kedua, orientasi hidup orang Kristen seharusnya tidak berpusat pada apa yang menguntungkan dirinya sendiri, tetapi apa yang membawa kebaikan dan membangun orang lain (2). Semakin dewasa iman kita, semakin kita memikirkan kebaikan dan kemajuan orang lain yang ada di sekitar kita. Ketiga, kerukunan terjadi pada saat kita merelakan diri menerima orang lain dengan kelebihan dan kekurangannya
 Kristus adalah sumber iman Kristen yang memberikan contoh bahwa hidup-Nya bukanlah untuk menyenangkan diri-Nya sendiri. Kristus bahkan menerima cercaan dan hinaan demi keselamatan kita semua (3). Ingatlah, Kristus menerima kita bukan karena kita hebat dan memiliki kelebihan, tetapi justru pada saat kita najis oleh dosa.
3.      Marende No 508:1, : Sai patogu.
1.                    Sai patogu rohangki, ale Jesus Tuhanki
Golom dohot tanganmi au dipardalananki
Molo loja au dison pargogo i tongtong.
Dok tu au : Hutogu pe ho tu surgo i muse.

5. TANGIANG ALE AMANAMI

Rabu, 24 September   i 2014
Sijahaon:
Manogot  Jesaya 59:1-21                                     Bodari    Daniel 3:19-30
1. Marende B.E No. 303:6   JAHOWA, TUHANKI 
Ø  Sai pasupasu ma  Sude  pambahenanku. O Tuhan Debata nang nasa pingkiranku
        Sai naeng marsangap Ho Dibaen hatangku pe. Paboa di Ho Do gogongki sude.
2. Mateus 11:28Ro ma hamu tu Ahu, hamu angka na loja jala na sorat, asa hupasonang hamu
Sudahkah kita menjadi murid Yesus yang memuridkan orang lain?
HIDUP DALAM KELEGAAN DENGAN TUHAN
HATORANGAN
 Respons orang terhadap Yesus tidak sama. Ada yang menerima, ada juga yang menolak. Masalahnya, respons itu berdampak pada hidup mereka karena, sadar atau tidak, hidup mereka ada di tangan Yesus. Orang akan celaka bila menolak Yesus dan akan selamat bila menerima Dia.
Sebagai orang yang mengikut Kristus, merupakan bagian kita untuk menceritakan Kristus kepada mereka yang jiwanya dahaga. Mereka perlu memperoleh kelegaan, dan itu hanya bisa diperoleh bila mereka memercayai Kristus, Juruselamat dunia. Kita harus mendorong mereka agar bertobat dari segala dosa, menerima pengampunan, dan memulai hidup sebagai murid Kristus agar makin banyak orang yang menemukan kelegaan di dalam Kristus.
Respons Yesus terhadap mereka yang tidak percaya kepada-Nya semakin tajam. Jika sebelumnya Ia hanya memperingatkan, kini Yesus mengecam dengan keras bahkan mengutuk. Mengapa? Sebab mukjizat-mukjizat sudah banyak didemonstrasikan di hadapan mereka (11:20-24). Namun itu tidak memuaskan dan memimpin mereka kepada iman kepada Yesus karena mereka tidak menilai pengharapan mereka di dalam terang Yesus namun sebaliknya justru menggunakan ukuran pengharapannya untuk menilai dan kemudian menolak Yesus. Karena itu kecaman dan kutukan Yesus adalah wajar sebab mereka menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.
 Sebaliknya terhadap mereka yang percaya kepada-Nya, Yesus menaikkan syukur-Nya kepada Allah. Mengapa? Yesus ingin menegaskan kepada setiap orang percaya bahwa jika mereka dapat percaya kepada Yesus bukan karena lebih suci dan berharga di hadapan Allah, namun ada 3 faktor yang memampukan dan memungkinkan mereka percaya.Faktor pertama, adalah Allah sendiri yang menyatakan makna mukjizat Yesus, Kemesiasan Yesus Kristus, dan makna pengajaran Yesus kepada orang kecil yaitu orang-orang yang dengan rendah hati dan terbuka menerima penyataan Allah (Mat 11:25-26).Faktor kedua, adalah peran Yesus dalam pewahyuan Allah. Wahyu khusus Allah tidak dapat secara langsung dinyatakan kepada manusia karena dosa. Manusia membutuhkan perantara yang menjembatani antara dirinya dengan Allah. Allah menyatakannya di dalam Yesus Kristus (Mat 11:27). Seluruh wahyu khusus Allah yang dinyatakan kepada manusia ada di dalam-Nya. Karena Yesus, manusia dimungkinkan untuk mengenal Allah. Faktor ketiga, adalah undangan lemah-lembut dari Yesus sendiri (Mat 11:28-30). Yesus tidak hanya menjadi perantara namun Ia sendiri yang memanggil orang-orang untuk percaya kepada-Nya. Ia tidak menawarkan beban tapi menawarkan ketenangan bagi jiwa. Inilah anugerah Allah yang luar biasa sebab selain Allah mengaruniakan Anak Tunggal-Nya, Ia juga memberikan wahyu-Nya, memberikan perantara agar wahyu-Nya dipahami manusia dan Ia sendiri juga yang mengadakan pemanggilan. Marilah kita panjatkan syukur atas anugerah-Nya yang tak terkira ini.
3. Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E No. 233:1, 3
5. TANGIANG ALE AMANAMI







Selasa, 30  September   2014
Sijahaon:
Manogot: Jesaya 64:1-11                                                                    Daniel 6:1-15

1. Marende B.E. No. No.186:1   TONGTONG TUTU NA DENGGAN DO
Ø  Jahowa do haposanki Na mangapoi rohangku
Na patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
Sonang tongtong Rohangkinon Binaen ni Debatangku PatikNa do lomongku
2. Johannes 3:20 Ai ganup na mangulahon na roa, hosom do rohana di na tiur i, jala ndang didapothon na tiur i, asa unang gabe patar angka ulaonna i
BERILAH RESPONS YANG TEPAT!

HATORANGAN
Dalam hidup ini kita perlu memberikan respon yang tepat terhadap karya Allah dalam ini. Respon kita akan karya Allah bukan hanya kita lakukan dengan akal pikiran kita semata, namun harus direspon dengan Iman.
 Yesus menerangkan bahwa "Dilahirkan kembali" bukanlah masalah fisik, melainkan tentang memasuki kehidupan baru sebagai hasil karya ajaib Roh Kudus. Memasuki kehidupan kekal ini dimungkinkan oleh pengorbanan Kristus di kayu salib. Ia menanggung hukuman untuk menggantikan manusia yang berdosa. Akan tetapi, hal ini sulit dipahami Nikodemus. Maka Tuhan Yesus mengambil suatu kisah dalam PL untuk menolong Nikodemus memahami hal tsb.

 Sebagai seorang Farisi, Nikodemus tentu akrab dengan PL yang di dalamnya termasuk juga kitab-kitab Taurat. Ia tentu tahu kisah ular di padang gurun (Bil 21:4-9). Yesus mengibaratkan kematian-Nya di kayu salib seperti kisah digantungnya ular tembaga di sebuah tiang. Itu terjadi karena orang-orang Israel memberontak melawan Allah. Sebagai hukuman, Allah mengirimkan ular-ular tedung untuk memagut mereka. Ketika Musa berdoa kepada Allah, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan menggantungnya. Siapa saja yang dipagut ular harus memandang ular tembaga itu, bila ingin disembuhkan. Begitu pulalah kematian Yesus di kayu salib (band. Yoh 12:32-34). Manusia yang telah berdosa karena melawan Allah harus menerima hukuman. Namun Kristus rela menanggung semua dosa manusia dan mereguk murka Allah. Dengan karya-Nya, Ia menebus manusia dan membebaskan manusia dari hukuman.

 Respons seseorang pada karya Yesus akan menentukan apa yang akan ia terima: hidup kekal atau hukuman (ayat Yoh 12:14-15). Bagi yang tidak percaya, dengan tegas disebutkan bahwa mereka akan binasa (Yoh 12:16) dan dihukum (Yoh 12:18*). Hukuman ini diberikan karena sebelumnya kesempatan untuk menerima terang Yesus telah diberikan, tetapi manusia menolak dan lebih suka melakukan yang jahat (ayat Yoh 12:19). Namun orang yang memberi respons positif bagai orang yang datang kepada terang (Yoh 12:21). Niscaya ia diselamatkan dan beroleh hidup kekal (Yoh 12:16-17).Sudahkah kita merespons karya Yesus dan menerima anugerah keselamatan?
4. Marende B.E. No. 501:1, Sai ditogutogu Jesus. 

1.                    Sai ditogutogu Jesus tondingki na gale i,
Asa unang be au ganggu dipanoguonNa i, maradian do rohangku,
Molo Huhaposi i nang sitaonon dipassonggop sai jonok do Tuhanki.
Nang sitaonon di pasonggop, sai jonok do Tuhanki.

5. TANGIANG ALE AMANAMI