Globalisasi



GLOBALISASI

I.       Pendahuluan
Pada masa sekarang kita mengenal istilah globalisasi yang sudah tidak asing lagi. Kata itu erat hubungannya dengan kata pasar bebas. Istilah globalisasi tersebut sangat dominan dalam mengisi era zaman yang semakin canggih. Memang banyak keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari zaman era globalisasi, di mana setiap orang bisa berkomunikasi dengan orang atau bangsa lain lewat perangkat-perangkat globalisasi. Namun di samping keuntungan yang diperoleh ternyata banyak juga kerugian akibat globalisasi. Kerugian-kerugian yang dimaksud memang sebagian daripadanya tidak langsung nampak dalam kehidupan. Namun kerugian-kerugian itu bisa diketahui dari setiap sistim yang berlaku yang ternyata menguntungkan orang-orang tertentu saja.
Zaman globalisasi tersebut memiliki perangkat-perangkat yang ternyata menyentuh seluruh kehidupan masyarakat. Perangkat-perangkat itu antara lain adalah : ekonomi, politik, agama, budaya dan lain sebagainya. Bidang-bidang tersebut telah menyentuh kehidupan manusia dimanapun dia hidup. Ekonominya, politiknya, budayanya telah terpengaruh era globalisasi. Jika manusia tidak siap menghadapi eara globalisasi ini, sudah pasti dia akan tertindas zaman itu sendiri.
Sistim kehidupan yang telah dipengaruhi globalisasi tidak mungkin dielakkan oleh siapapun. Mau tidak mau, suka atau tidak suka dia harus ikut di dalamya. Persoalnnya sekarang adalah apakah manusia tersebut sudah siap berkompetisi dalam era tersebut? Di sinilah diperlukan manusia-manusia yang memiliki sumber daya yang nantinya akan mampu bersaing di dalam mengikuti zaman. Satu hal yang pasti bahwa globalisasi dimungkinkan untuk menguntungkan orang-orang tertentu saja. Orang-orang itu adalah orang yang memiliki sumber daya baik materi maupun intelektual.

II. Negara dan Globaliasasi
Ada beberapa mitos yang dibuat untuk mendukung globalisasi sehubungan dengan ekses negatif kapitalis yakni:
  1. Globalisasi adalah sebuah gejala baru yang khas dalam kapitalisme modern, oleh sebab itu mustahil untuk menghadapinya dengan belajar dari sejarah
  2. Ada anggapan bahwa globalisasi mencapai seluruh dunia, maka tidak ada lagi “negeri imperialis” dan negeri semi kolonial” oleh sebab itu negara yang ingin berkembang dan selamat harus mendukung negera maju
  3. Mitos yang mengatakan bahwa globalisasi membuat peran negara melemah
2.1. Sejarah Globalisasi: Globalisasi, sebuah gejala baru?
            Fenomena globalisasi dapat disebut gejala baru bekat teknologi komunkasi dan tranportasi. Namun dari perluasa sistim hal itu sudah tidak baru lagi karena upaya merebut dominasi (hegemoni) adalah sebuah gejala yang berlaku bagi sistim dimanapun. Misalnya kelas berkuasa mencoba memperluas kekuasaannya dengan sistim penaklukan. Hal ini terjadi dalam sjarah peradapan Mesir, Persia, Yunani, Romawi, dll. Peluasa itu meliputi aspek politik, sosial, ekonomi, agama, dll.
Globalisasi mempunyai sejarah yang panjang selaku realitas budaya dan politik. Pada abad mula-mula mengenal globalisasi ketika kekaisaran Romawi memerintah kawasan-kawasan yang dikenal manusia saat itu sebagai seluruh dunia. Dari sudut pandang Alkitab hal ini dapat diidentifikasi dari pemberitaan Injil Lukas (yakni Luk. 2:1) mengenai pendaftaran semua penduduk di seluruh dunia (sensus penduduk). Kekaisaran Romawi pada waktu itu berusaha mempersatukan dunia di bawah kuasa dan kontrolnya. Orang-orang Romawi misalnya mendirikan apa yang disebut Pax Romana untuk mencapai tujuannya demi menyerahkan seluruh negara ke dalam sebuah bahasa, budaya, mata uang serta agama yang umum.
Pada periode modern umat manusia menyadari adanya globalisasi ketika dibukanya Terusan Suez tahun 1869 yang memungkinkan lebih dekatnya rute pelayaran kapal dari Eropa ke Asia. Pada tahun yang sama diresmikan pula rel Union-Pasific yang menghubungkan daratan pantai barat dan pantai timur Amerika Serikat. Globalisasi semakin semarak ketika Neil Armstrong dan kawan-kawan dengan pesawat Apollo tanggal 20 Juli 1969 menginjakkan kakinya di bulan.
Ada tiga tahap yang diidentifikasikan dalam perjalanan globalisasi selama beberapa abad terakhir ini. Tahap pertama berawal dari perjalanan dan eksplorasi orang-orang Eropa yang membawa Christopher Colombus ke benus Amerika tahun 1492, Vasco da Gama ke pantai barat India tahun 1498, serta kapten James Cook tahun 1773 ke benua Australia. Eksplorasi-eksplorasi ini menjadi titik awal terbukanya sejumlah negara dan benua dalam peta internasional. Tahap ini berakhir pada usainya perang dunia II tahun 1945. tahap kedua berlangsung pada periode 1945 hingga 1989 yang ditandai dengan berakhirnya perang dunia II, berlangsungnya perang dingin, hingga runtuhnya tembok Berlin. Tahap ketiga adalah sekarang ini dimana muncul ekonomi pasar, demokrasi murni dan perjalanan nilai-nilai budaya barat yang kuat di seluruh dunia. Dalam kenyataannya, globalisasi dewasa ini mempengaruhi seluruh umat manusia di dalam berbagai cara yang berbeda, dimana sebagian besar masyarakat di dunia ini tidak ikut dilibatkan pada manfaat dan untung yang diraih globalisasi. Fokus pemanfaatan globalisasi terbatas pada kawasan-kawasan tertentu di dunia ini, dan dinikmati oleh orang-orang tertentu saja.
Di Eropa sejarah dari globalisasi ini adalah dimulai dari adanya gerakan Revolusi Industri di Perancis yang pada saat itu dikenal sebagai kolonialisasi maupun imperialisasi Barat (dengan semboyan Gold, Glory and Gospel) yang dibawa oleh pedagang-pedagang Eropa. Pada tahun 1900-an, atau munculnya liberalisasi ekonomi, globalisasi ini kemudian mengambil bentuk menjadi sistem demokrasi sebagai “wajah baru” dari kolonialisasi maupun imperialisasi sebelumnya yaitu Neoliberalisme agar terlihat bahwa setiap negara yang mengalami keadaan ini seolah-olah merasa merdeka dan bebas, yang sebenarnya adalah kelanjutan dari kolonialisasi itu sendiri.
Selaim itu juga, globalisasi ini dipengaruhi oleh perkembangan sistem komunikasi yang semakin canggih, praktis dan singkat serta sistem produksi yang semakin meluas. Dengan kedua pengaruh ini, maka semakin cepatlah kebutuhan untuk memperluas dan menguasai pemasaran yaitu negara-negara yang berkembang atau lebih dikenal dengan investasi. Adapun investasi ini sangat menentukan dan dibutuhkan oleh negara-negara yang berkembang, namun dibelakangnya bahwa investasi ini sendiri sangatlah menguntungkan bagi negara-negara investor itu sendiri karena negara investor itulah yang menentukan secara mutlak ataupun merekayasa persentase atau pasaran dari produksi di area pasar terutama sejak tahun 1980-an. Oleh sebab itu, yang menjadi jantung dari Globalisasi itu adalah mekanisme pasar bebas yaitu dunia dikuasai oleh sistem uang.
Situasi pada zaman globalisasi adalah hendak menghilangkan batas-batas negara lewat perangkat-perangkat globalisasi. Sebenarnya globalisasi ini bukanlah menguntungkan semua pihak tetapi hanya merugikan pihak yang lemah dan menguntungkan orang yang kuat dan berkuasa. Dari situ dapat dimengerti bahwa eara globalisasi ini membuka babak baru kapitalisme. Pemilik modal yang kuat akan sanggup melakukan peranan-peranan yang sangat mempengaruhi perkembangan dunia secara menyeluruh. Para pemilik modal akan berlomba untuk menguasai pasar dan akan terus menekan orang yang lemah dan miskin.
Persaingan dalam bidang ekonomi ini juga akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah dari sebuah negara. Pemerintah memang diuntungkan oleh system tersebut yang memberikan banyak kemudahan dan hasil yang diraih. Namun di balik keuntungan tersebut ternyata sudah merugikan rakyat yang dipimpinnya. Masyarakat kecil yang hanya sebagai pekerja rendahan mendapat tekanan yang sangat berat. Mereka memperoleh upah yang tidak setimpal dengan tenaga mereka. Bahkan mereka hanya sebagai alat untuk memberikan yang lebih banyak lagi keuntungan kepada penguasa, kapitalis dan orang kuat. Masyarakat rendahan ini tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya mengikuti arus globalisasi tanpa memperdulikan lagi akibat dari globalisasi tersebut. Mereka hanya ingin memperpanjang hidupnya lewat penghasilan yng sangat rendah.
Kemerdekaan masyarakat dari sebuah negara hanyalah kemerdekaan yang semu. Memang penjajahan secara wilayah telah ditentang dan dihapuskan pada zaman sekarang ini. Tetapi timbul penjajahan babak baru sebagai pengganti era kolonialisme yaitu pasar bebas. Pada pasar bebas ini tentu saja sangat didominasi pemilik saham atau modal. Pemilik saham dari negara-negara yang sudah berkembang akan menjajah secra halus negara-negara yang masih terbelakang. Para pemlik saham terus berlomba mencari jajahan baru dalam bidang ekonomi ke negara-negara miskin.
Pemerintah negara-negara miskin tersebut akan terus diperalat oleh pemilik saham dan modal. Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang telah dipengaruhi oleh mereka yang berkepentingan dalam hal tersebut. Pemerintah memang mendapat imbalan yang setimpal dengan kebijakan tersebut tetapi sangat merugikan warga negaranya. Pemerintah hanya memikirkan keuntungan dalam jangka pendek. Pada hal kebijakan tersebut akan menimbulkan kerugian secara jangka panjang.

2.2. Globalisasi dalam hubungannya dengan antar bangsa
Fenoneman globalisasi sebenarnya meningkatkan imperialis bukan menghapus imperialis dan membuat semua bangsa menjadi setara. Atau kelas berkuasa di semua bangsa dan justru juga membuat ketimpangan antar bangsa semakin melebar. Contohnya di indonesia adalah Indonesia sendiri menjadi budak dari IMF dan Bank Dunia. Singkatnya globalisasi merupakn satu bentuk dari imperialisme.
Istilah globalisasi sendiri biasanya merujuk pada kenyataan makin terintegrasinya perekonomian nasional dimanapun dalam tantangan kapitalisme dunia. Kapitalisme industri dengan wajah baru yang memiliki ciri utama sebagai berikut :
a.           Mengusahakan pertumbuhan ekonomik sebagai prioritas dibanding dengan kesejahteraan sosial lainnya. Artinya, globalisasi lebih condong terhadap pertumbuhan ekonomi dari pada pertumbuhan sosial, budaya, agama, dan lain-lain. Bagi globalisasi, kehidupan ekonomilah sebagai prioritas.  
b.          Membebaskan pergerakan modal. Artinya, dalam mengusahakan pertumbuhan ekonomi maka modal atau investasi sangat dibutuhkan. Melalui modal maka keuntungan akan datang.
c.           Meningkatkan privatisasi. Artinya, meningkatkan industri tanpa memperhatikan kehidupan sosial lainnya. 
d.          Mengurangi batasan-batasan dari pemerintah terhadap kegiatan ekonomik. Artinya, kegiatan ekonomi lebih banyak dilaksanakan atau dijalankan oleh pihak swasta dalam arti pemerintah hanya sebagai pengontrol.
e.           Berproduksi lebih untuk eksport dari pada pasar dalam negeri. Artinya, dalam globalisasi ekonomi yang sangat dipentingkan adalah prosuksi yang bisa di eksport karena melalui eksportlah kegiatan ekonomi semakin berkembang.
f.           Mengusahakan keuntungan dalam jangka pendek tanpa mempertimbangkan kesejahteraan sosial jangka panjang dan juga kesinambungan lingkungan hidup. Artinya, industri kapitalisme mengusahakan supaya para buruh tidak menjadi buruh tetap, tetapi menjadi buruh kontrak. Karena dengan sistem kontrak, maka buruh tidak mampu atau tidak mempunyai kekuatan untuk menuntut lebih dari pihak perusahaan.
Dari uarai di atas dapat disimpulkan bahwa:
         Globalisasi adalah satu tahapan baru dari ekonomi kapitalis yang ditandai oleh keterbukaan pasar dan menghilangnya batas-batas negara.
         Globalisasi sebagai satu keadaan dimana peran teknologi komunikasi dan perusahaan swasta lebih dominan.
         Kemajuan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi, memungkinkan dunia usaha membangun jaringan produksi dan distribusi barang, modal dan jasa yang lintas-batas
III. Dampak  globalisasi
Jantung dari globalisasi adalah mekanisme pasar bebas :
         Bersaing untuk menjadi yang terbaik,
         Masuk dalam pertarungan survival of the fittest :
        pihak yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pasar, akan kalah dan tenggelam.
        pihak yang bertahan adalah para pengusaha, pedagang dan 'pemain' lain yang bekerja secara efisien.
Oleh karena semakin luasnya pengaruh dari Globalisasi ini maka di dalam perkembangannya kemudian, terbentuklah beberapa sistem-sistem ekonomi yang baru yang sebenarnya bukanlah sistem untuk mengantisipasi pengaruh buruk dari Globalisasi melainkan sebagai sistem yang mendukung pengaruh buruk itu sendiri yaitu bentuk Kolonialisasi dan Imperialisasi Eropa kepada negara-negara miskin, tertindas dan yang berkembang. Sistem-sistem itu antara lain :
3.1. Pasar Bebas
Oleh karena yang menjadi jantung Globalisasi adalah Pasar Bebas, maka memicu setiap negara untuk meningkatkan kualitas daya saingnya di pasar bebas agar negara tersebut dapat menambah pendapatan devisanya masing-masing. Namun, tanpa disadari pasar bebas ini dapat memunculkan sikap menguntungkan diri sendiri sebab jika kalah akan mendatangkan kerugian seperti “Persaingan Tidak Sehat” dimana negara yang berpengaruh di Pasar Bebas akan sesuka hatinya menaikkan ataupun menurunkan harga pasar.
Walaupun demikian, ada juga beberapa negara berkembang menganggap bahwa Globalisasi adalah sebagai berkah karena memberi kesempatan kepada semua pihak untuk “bermain”. Kesempatan ini menuntut agar setiap negara perlu menyesuaikan diri dengan aturan yang ada dan mencari keunggulan komparatif dan tentunya siap bersaing di Pasar Terbuka. Oleh karena tuntutan inilah, maka di dalam setiap persaingan di Pasar Bebas, setiap “pemain” ingin mengurangi intervensi dari pemerintahnya karena dianggap bahwa kebijakan pemerintah tersebut adalah sebagai ‘pengacau’ keseimbagan pasar yang tentu menghambat setiap pemain dalam mencapai keuntungan komparatifnya.
Seperti halnya juga dengan paradigma Neoliberalisme, bahwa di dalam Pasar Bebas juga menuntut agar setidaknya pihak pemerintah sedikitnya mengurangi kebijakannya seperti tuntutan agar pemerintah tidak melindungi kepentingan dagang dan penanaman modal.
Namun, dengan diberlakukannya Sistem Ekonomi yaitu Pasar Bebas, tentu akan meningkatkan negara-negara terbelakang semakin termarjinalisasikan karena mereka hanya dijadikan sebagai area pasar yang tidak pernah sekalipun mendapat keuntungan yang berarti dari posisi ataupun fungsi itu. Bahkan tak hanya itu, apabila terjadi kerugian di dalam Pasar Bebas, yang menjadi pihak pertama yang dirugikan adalah negara-negara terbelakang itu juga. Dengan demikian, akibat buruk dari system ekonomi Pasar Bebas adalah semakin terpinggirkanlah negara-negara terbelakang dalam mencapai kemajuan atau peningkatan kualitas hidup.
3.2. Neoliberalisme
Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya bahwa Neoliberalisme merupakan wajah baru dari Globalisasi yang lampau yakni Kolonialisasi dan Imperialisasi Barat agar seolah-olah negara-negara yang menjadi daerah pasar Eropa merasa telah merdeka  maka sistem ini menjadikan seolah-olah setiap negara dapat menjalankan kehidupan bernegara khususnya Sosial, Ekonomi dan Politik adalah didasarkan oleh cita-cita dan harapan negara itu sendiri, yang sebenarnya tanpa disadari bahwa Neoliberalisme ini adalah lanjutan dari gerakan Kolonialisasi atau Imperialisasi tersembunyi Eropa. Hal ini terlihat dimana negara-negara yang terkena pengaruh Neoliberalisme tetap berada di bawah kekuasaan Politik dan Ekonomi negara-negara Eropa.
Adapun dikatakan bahwa Neoliberalisme sebagai wajah baru dari Globalisasi yaitu Kolonialisasi (sejak Revolusi Industri di Perancis) adalah karena pada tahun 1950-an atau pasca Perang Dunia II, Globalisasi mencetus budaya sains dan teknologi yang memperlihatkan bahwa setiap negara dapat mencapai kemakmurannya dengan turut serta di dalam Globalisasi itu yakni Neoliberalisme. Adapun yang menjadi akibat “terselubung” dari gerakan Neoliberalisme yang dikumandangkan oleh Globalisasi adalah Materialisme, Hedonisme, Individualisme, Westernisasi dan Nasionalisme sempit yang tentu merugikan bagi kemajuan dari negara-negara yang terkena sistem Neoliberalisme.
Selain itu, dengan Neoliberalisme maka dikhawatirkan akan memunculkan suatu bentuk eksploitasi baru yaitu eksploitasi oleh Financial-driven economies terhadap good-producing economies yaitu sistem perekonomian yang tidak memberikan kontribusi produktif bagi peningkatan kesejahteraan riil masyarakat oleh karena menggunakan rekayasa transaksi keuangan (semu) karena yang menjadi komoditas dalam Neoliberalisme adalah “uang” dan “aset financial”.
Namun yang menjadi korban terbanyak ataupun yang pertama terkena dampak eksploitasi Neoliberalisme adalah dari kalangan buruh. Eksploitasi ini dapat dibuktikan dengan munculnya sistem Labour Flexibility oleh Perusahaan kepada buruh dimana seolah-olah perusahaan akan memberikan kesempatan kerja lebih luas yaitu kerja paruh-waktu, meningkatkan taraf kehidupan buruh dan sebagainya, namun pada kenyataannya adalah hanya melayani kepentingan perusahaan terhadap mekanisme Pasar Bebas.
 Bahkan tak hanya itu, dalam paradigma Neoliberal ini, kontrol harga, subsidi dan proteksi dan segala bentuk perlindungan dari pemerintah dianggap sebagai hambatan yang justru merusak pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa pengurangan peran pemerintah dalam segala hal yang dapat mengurangi keuntungan, seperti perlindungan terhadap Lingkungan Hidup dan Jaminan Keselamatan Kerja.
Usaha-usaha untuk menjalankan sistim dalam globalisasi telah merambat seluruh kehidupan masyarakat. Bidang-bidang yang telah dimasuki sistim globalisasi ini disebut dengan perangkat-perangkat globalisasi. Di bawah ini akan dijelaskan satu persatu dari perangkat-perangkat globalisasi tersebut.
1.      Ekonomi
Pihak kapitalis yang memiliki saham dan modal telah memasuki wilayah tanpa batas. Pemilik modal akan selalu berusaha memasuki negara lain dengan menonjolkan kuasa modalnya. Hal itu sangat dimungkinkan oleh sistim ekonomi pasar bebas. Setiap pengusaha dan kapitalis bebas merambah dan memperluas pasar untuk menambah kekuasaanya. Dari hasil sistim tersebut mereka akan menemukan pasar yang menguntungkan mereka. Kaum kapitalis telah merajai perekonomian dunia lewat kapitalnya. 
2.      Teknologi Komunikasi
Pada masa ini teknologi komunikasi berkembang cukup pesat. Teknologi komunikasi memberi kemungkinan untuk berkomunikasi dengan lancar kepada siapa saja, dimana dan kapan saja. Dengan demikian pihak-pihak yang berkepentingan dalam era globalisasi ini akan dimudahkan oleh sistim komunikasi sekarang ini. Mereka akan bisa berkomunikasi dengan relasi bisnis dengan cepat di negara tau tempat yang tidak terbatas. Perubahan-perubahan yang cukup berpengaruh dalam pasar yang dapat diinformasikan dengan cepat sehingga memungknkan mengurangi kegagalan dalam bisnis.
3.      Industri atau Perusahaan
Negara-negara terbelakang dan miskin tidak akan sanggup membangun industri-industri dan perusahaan-perusahaan karena tidak memiliki modal. Pemerintahnya tidak sanggup membangun industri di negaranya sebagai sarana untuk kemajuan negaranya. Demikian juga para pemilik modal di negaranya yang masih minim sehingga mereka tidak bisa memajukan industri di negaranya sendiri. Keadaan ini membuka peluang ketergantungan kepada pemilik modal yang sudah mapan dari negara lain. Mereka membangun industri dan perusahaan yang membuat negara tempat investor tersebut seakan-akan tertolong oleh kehadiran mereka. Keadaan demikian membuat negara dan rakyat menjadi tergantung terhadap investor asing, akibatnya para investor menjadi leluasa menentukan segala kebijakan untuk lebih menguntungkan pribadinya.
4.      Mata Uang
Setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda. Negara maju memiliki mata uang yang juga maju dan stabil, sebaliknya negara miskin memiliki mata uang yang bernilai sangat rendah. Dalam situasi yang demikian suatu negara dimungkinan mengadakan penekanan terhadap negara lain. Kebijakan ekonomi dari negara yang mata uangnya kuat akan terus menekan keadaan mata uang negara lain. Pada situasi tersebut bisa menurunkan nilai tukar mata uang dari suatu negara sehingga keadaan ekonomi negara tersebut menjadi tidak stabil
5.      Para Buruh atau Pekerja
Buruh atau tenaga kerja sangat diperlukan dalam meningkatkan produksi suatu pekerjaan. mereka adalah tenaga ahli di bidangnya masing-masing dalam rangka memperlancar kegiatan industri. Tenaga kerja sering kali dimanfaatkan oleh para investor ataupun pemilik perusahaan sebagaimana dikehendakinya. Memang para pekerja diberi gaji tetapi tidak setimpal. Biasanya suatu negara membuat tariff gaji atau upah minimum di dalam perundang-undangan di negaranya. Tetapi undang-undang atau peraturan upah minimum tersebut bukanlah menjadi tariff minimum melainkan menjadi tariff maksimum. Biasanya para pekerja tidak diangkat menjadi karyawan menetap, tetapi menjadi pekerja kontrakan untuk jangka waktu tertentu. Disini ada peluang bagi pemilik perusahaan untuk menentukan upah mereka dimana tidak ada kenaikan gaji, yang ada hanyalah perpanjangan kontrak kerja tanpa kenaikan gaji. Jika tenaga kerja tidak mau menerima upah seperti yang telah ditetapkan maka kontrak kerjanya akan diputus. Celakanya para pemilik perusahaan akan selalu mencari tenaga kerja yang mau menerima upah yang lebih rendah, artinya tidak sesuai dengan pekerjaannya atau tingkat keahliannya. Itulah sebabnya ada tenaga kerja yang didatangkan dari negara lain.
6.      Alat-alat Persenjataan
Alat-alat persenjataan berguna bagi setiap negara atau bangsa. Mereka membutuhkan persenjtaan yang lengkap dalam rangka menjaga pertahanan dan keamanan di dalam negaranya. Untuk memperoleh persenjataan ini tidak jarang sebuah negara harus mengeluarkan dana yang cukup besar. Mereka memperoleh persenjataan ini hanya dari negara-negara yang mampu menciptakan senjata-senjata canggih. Melalui perdagangan senjata ini menjadikan negara maju semakin maju dan negara terbelakang selalu menghabiskan uangnya untuk pembelian senjata tersebut. Sekali lagi perdagangan ini hanya menguntungkan yang kuat saja dan membuat yang lemah semakin terpuruk. Lebih parah lagi dimana negara yang memproduksi senjata-senjata tersebut sengaja menciptakan situasi politik yang sangat kacau di dalam suatu negara atau wilayah tertentu. Mereka menginginkan senjata mereka laris terjual dan akan mendatangkan keuntungan bagi mereka.
7.      Kebudayaan
Kebudayaan merupakan ciptaan dari kelompok orang untuk diwarisi kepada keturunannya. Budaya bisa saja dikatakan sebagai hasil ciptaan manusia yang bisa dinikmati oleh dirinya sendiri ataupun orang lain. Dalam hal ini banyak hasil budaya suatu negara yang mau tidak mau harus di terima oleh orang lain. Misalnya adalah pembuatan film-film di negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang sangat diminati oleh negar lain. Melalui film berlatar budaya pembuat film tersebut yang sedikit banyaknya menjadi contoh bagi para penonton di negara lain yang memiliki budaya yang sangat berbeda. Melalui hasil budaya tersebut suatu negara secara tidak sengaja telah memaksakan budayanya kepada orang lain.
3.3. WTO (World Trade Organization)  
WTO didirikan pada tahun 1995. WTO adalah satu badan dunia yang bekerja di bidang perdagangan khususnya perdagangan dunia yang bertujuan agar menetapkan harga produksi secara seimbang agar tidak hanya satu atau beberapa negara saja yang mendapatkan keuntungan dari ketetapan harga itu, sehingga negara kecilpun dapat turut serta menjadi konsumen ataupun pembeli dari komoditas pasar bebas itu. WTO didirikan untuk mengambil fungsi GATT yang dianggap menghambat perkembangan Globalisasi yang kapitalisme itu.
Dengan terfokus kepada satu pusat dagang, anggota WTO harus menyamakan harga jual sebuah barang sehingga negara berkembang mampu membuat harga tinggi terhadap barang-barang hasil produksi mereka, sedangkan hasil produksi negara lainnya sangat jatuh ke bawah. Dalam hal ini, kaitan globalisasi dengan WTO jelas nampak, yaitu untuk memperjuangkan nasib negara anggota, serta ingin melumpuhkan harga dagang negara non-anggota. Dan untuk melakukan perlawanan terhadap globalisasi tersebut, maka dilakukan sebuah demostrasi yang dilakukan oleh negara-negara tertentu. Dengan adanya keputusan ini, maka yang menjadi pihak yang dirugikan adalah negara yang bukan anggota WTO sehingga tentu dengan adanya WTO bukan untuk meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh atau seimbang melainkan hanya untuk mencari keuntungan semata dimana negara majulah yang menjadi pemberi keputusan mutlak terhadap harga produksi di Pasar Bebas.
3.4. Bank Dunia dan IMF
Dengan krisis yang dialami oleh semua negara berkembang atau negara miskin termasuk Indonesia, serta dengan muncul nilai mata uang asing yang sah di berbagai negara atau mengglobal, membuat negara tersebut untuk ikut dan memasuki (menjadi anggota) pada sebuah perusahaan dunia (seperti hal anggota bank dunia). Perusahaan internasional (bank dunia) yang berpusat di negara maju dan memilki cabang di setiap negara memberikan kebebasan bagi negara maju untuk mengeksploitasikan harga jual milik mereka sendiri yang mengakibatkan negara miskin atau negara berkembang untuk meminta pertolongan kepada negara maju dengan memperbanyak saham mereka (negara majuatau investor asing) di negaranya sendiri, sehingga mereka terlilit hutang.
Dari gambaran krisis yang dialami oleh negara miskin dan berkembang, termasuk Indonesia akan membuat semakin banyaknya kredit yang dilakukan oleh Indonesia kepada negara maju. Sehingga Indonesia akan terjerumus kepada kelas negara yang memiliki hutang kepada negara maju. Di dalam Bank dunia akan nampak jelas jumlah saldo negara maju di negra miskin atau negara berkembang seperti halnya Indonesia.
Sama halnya dengan WTO, IMF juga adalah suatu organisasi dunia yang bergerak dalam bidang keuangan. IMF mencoba untuk mengikat anggota kepada salah satu mata uang yang nilainya sangat tinggi di mata dunia (Global). Globalisasi ingin menaikkan nilai mata uang yang dianggap sah dalam kancah perekonomian dunia, seperti mata uang Dollar Amerika, mata uang Inggris, Perancis (negara-negara maju). Dengan penglobalisasian ini maka nilai mata uang negara miskin atau negara berkembang menjadi tidak memiliki nilai di mata dunia. Namun kedua lembaga keuangan ini pada dasarnya (resmi) adalah untuk merestrukturisasi perekonomian negara-negara di dunia agar sesuai dengan mainstream kegiatan ekonomi dunia yaitu produksi dan perdagangan yang berorientasi pada keuntungan.


IV. Analisis
Dapat juga dikatakan bahwa globalisasi adalah sebuah proses integrasi global seluruh umat manusia dan bangsa ke dalam satu pasar tunggal (one global market) yang dikendalikan oleh modal global (global capital). Dengan demikian pengertian era globalisasi itu adalah masa yang diwarnai perubahan-perubahan yang cepat dalam bentuk inovasi-inovasi baru dengan proses besar yang berbeda dengan atau dari sebelumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan lahirnya globalisasi diawali dari terjadinya penyebaran berbagai kepentingan manusia. Setiap kebutuhan manusia di suatu tempat menyebar ke tempat lain, baik antar negara maupun antar benua. Penyebaran kebutuhan menjadi motif terjadinya perpindahan penduduk, yang kemudian melahirkan kebudayaan antar bangsa yang bersatu. Ketika penyebaran itu semakin merata, maka dengan sendirinya akan lahir kebutuhan-kebutuhan khusus yang keudian melahirkan berbagai ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan khusus tersebut. Penyebaran kebutuhan khusus itu menjadi mendunia sehingga disebut globalisasi.
Dari penyebaran kebutuhan itu lahirlah pergerakan barang dan jasa yang memiliki nilai-nilai ekonomi dan mempunyai keterikatan satu sama lain. Barang dan jasa ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Perdagangan, kepemilikan dan harta benda suatu bangsa, kelompok maupun individu sangat tergantung atau terkait kepada kepemilikan orang lain. Dengan demikian pemahaman tentang “milik pribadi” tidak dapat dipertahankan lagi. Begitu juga tentang jasa sangat terkait dengan kebutuhan dan kondisi kehidupan orang lain. Jasa yang kita berikan tidak dapat lagi dilihat dari kebutuhan orang yang dilayani saja, melainkan harus dipertimbangkan dengan kebutuhan manusia sacara global.
Era globalisasi disebut juga era millenium ketiga adalah era dimana terjadi perubahan-perubahan besar dan sangat cepat dan singkat. Suatu perubahan yang terjadi ribuan tahun lambat laun menjadi ratusan tahun, puluhan tahun dan seterusnya menjadi satu tahun atau satu bulan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perangkat-perangkat yang dihasilkannya. Informasi sekarang ini menjadi alat yang sangat cepat mengumpulkan manusia di dalam suatu persekutuan. Oleh karena itu keunggulan di dalam kompetisi, kekuasaan, bentuk-bentuk lain yang menentukan persekutuan adalah selalu ditentukan oleh penguasaan informasi. Dalam dunia globalisasi, kompetisi berlangsung secara global dalam arti saling mempengaruhi dan saling tergantung. Kemudian perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi tantangan dalam pelayanan. Ada yang harus dijawab secara mendesak dan ada yang membutuhkan jawaban sesuai dengan kebutuhan dan pergumulan manusia.
Globalisasi menimbulkan pergeseran dan perpindahan penduduk yang pada akhirnya mengakibatkan lahirnya pengetahuan di berbagai bidang keilmuan. Pengetahuan yang khusus atau spesial berubah menjadi pengetahuan yang lebih umum. Akibat lalu-lintas pengetahuan itu, spesialisasi ilmu dengan sendirinya membutuhkan ilmu-ilmu yang lain. Artinya, spesialisasi ilmu berubah menjadi ilmu yang umum (general). Oleh karena itu pada era globalisasi, semua bidang keilmuan direkombinasi sehingga menjadi kembali kepada ilmu pengetahuan yang umum. Itu berarti bahwa ilmu pengetahuan turut mendorong arus perubahan dari yang umum kepada yang khusus dan kembali kepada yang umum. Jadi globalisasi adalah salah satu bentuk perubahan dan sekaligus perekombinasian, sehingga terjadilah penggabungan nilai-nilai yang menyatu dan menyebar ke pelbagai sudut belahan dunia dimana manusia berada. Dari kondisi globalisasi tersebut, salah satu nilai yang diberikan adalah berlakunya penilaian yang tembus batas. Dunia yang dipahami selama ini mempunyai batas-batas teritorial, budaya, etnis, bangsa dan agama akhirnya menjadi tanpa batas. Suatu nilai dapat berlaku dan saling mempengaruhi di dalam semua konteks bidang kehidupan. Oleh karena itu salah satu indikasi dari globalisasi adalah terjadinya pluralisme yang kehadirannya tidak untuk saling meniadakan, melainkan untuk saling melengkapi.
Keunggulan dalam kompetisi antar negara dalam era globalisasi dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk ketersediaan sumber daya alam, keunggulan teknologi, stabilitas ekonomi dan nasional, dan terutama kualitas sumber daya manusia (SDM), baik yang berfungsi sebagai pengusaha atau pimpinan perusahaan maupun berfungsi sebagai pelaksana operasional. Itulah sebabnya dalam era globalisasi sekarang ini, setiap negara menitikberatkan pembangunan ketanagakerjaan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya yang profesional dan memiliki kompetensi internasional. Strategi pengembangan SDM tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik dan faktor lingkungan globalisasi itu sendiri.
Dengan demikian Globalisasi bukanlah menjadi suatu fakta yang baru. Ia sudah berakar pada kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan orang lain, baik dalam rangka sosialisasi (pergaulan) maupun untuk memenuhi kebutuhan materi (barang dan produksi) dan bantuan (jasa) dari orang lain.   Setidaknya ada 5 (lima) perkembangan pokok proses globalisasi dewasa ini, yakni:
  1. Pertumbuhan transaksi keuangan internasional yang cepat.
  2. Pertumbuhan perdagangan yang cepat, terutama diantara perusahaan-perusahaan perdagangan transnasional.
  3. Gelombang investasi langsung (foreign direct investment) yang mendapat dukungan luas dari kalangan perusahaan transnasional.
  4. Timbulnya pasar global.
  5. Penyebaran teknologi dan berbagai pemikiran sebagai akibat dari ekspansi sistem transportasi dan komunikasi yang cepat meliputi dunia.
Kelima perkembangan itu dapat disederhanakan menjadi 2 (dua) fenomena yaitu globalisasi produksi dan globalisasi keuangan. Yang paling signifikan untuk memahami globalisasi adalah globalisasi keuangan yang di dukung oleh teknologi komunikasi elektronik.
V. Kesimpulan
Istilah globalisasi berasal dari kata dasar “globen”. Kata globen artinya dunia. Jadi globalisasi adalah membuat suatu sistim yang hendak mempersatukan dunia. Orang yang telah menemukan dan mengedepankan sistim ini ingin agar dunia ini benar-benar menjadi satu. Penyatuan dunia ini bisa terlaksana akibat perkembangan zaman yang semakin canggih. Perkembangan zaman melalui penemuan-penemuan yang cukup mengagumkan membuat dunia ini seolah-olah menjadi semakin sempit. Dalam situasi komunikasi yang semakin lancar membuat seseorang bisa berbuat lebih banyak dan berhubungan dengan orang lain kapan saja dan di mana saja.
Adapun yang menjadi corak Globalisasi meliputi:
         Globalisasi dari proses industrialisasi
         Globalisasi keuangan, komunikasi dan informasi
         Globalisasi kekaryaan, pekerjaan dan migrasi
         Globalisasi efek polusi biosfir terhadap kehidupan manusia
         Globalisasi dari perdagangan persenjataan
         Globalisasi kebudayaan, konsumsi, dan media massa