Senin, 29 April 2013

SERMON: Jamita, Khotbah, Matius 7:7-10


MATIUS 7:7-10
KUASA DOA ORANG PERCAYA

Pendahuluan

Teks ini menunjukkan beberapa pelajaran penting bagi kita saat ini. Pertama, Yesus menjanjikan murid kekuatan yang luar biasa dari Allah bagi orang yang percaya (bnd. Mat 14:28-31), hal ini dapat kita lihat dengan bagaimana Doa Elia(1 Raja-raja 19:04) Kedua. Nats ini menekanakn komitmen kita untuk hidup di dalam Tuhan. Tuhan pasti akan menjawab doa kita jika doa kita sesuai dengan kehendak Tuhan, kita harus meminta, dan mencari kerjaan Allah (Mat 6:11, 19-34) Ketiga, konteks bagian ini menunjukkan jenis doa orang benar yang mencari Kerajaan Allah (6:9-10, 31-33; bandingkan Maz 9:10; 24:6, 27:4, 8; 34:14, 63:1, 69:6, 32 , 70:4, 119:45, 122:6-9, dan terutama Amsal 2:4-5; 8:17; 55:6 Yer 29:13), dan juga meminta agar Tuhan memenuhi kebutuhan dasar kita( Mt 6:11).


Ayat 7: KETAATAN-KESETIAAN: kata mintalah, carilah, ketuklah, dalam bentuk imperatif present tense, artinya merupakan perintah yang perlu dilakukan secara terus menerus, sebagai latihan ketaatan secara kontiniu (1 Tim 4:7). Dalam perintah itu Yesus juga menjajikan hasil bagi orang yang meminta akan memperoleh, bagi orang yang mencari akan mendapat dan bagi orang mengetuk akan dibukakan. Yang menjadi pertanyaan adalah siapakah yang memili hak dan mendapat undangan dalam perintah ini, jika kita melihat konteks ayat ini (Mat 5:1-2), perintah ini sebenarnya disampaikan secara khusus abagi murid2Nya, meskipun pada waktu itu ada banyak orang yang dating mengikut Yesus. Oleh sebab itu maka “hak” untuk meminta, mencari dan memperoleh itu ditujukan bagi para murid2Nya artinya orang-orang percaya, pengikut Kristus, orang yang yang mematuhi ajaranNya dan mengikut Dia. Sikap meminta dalam nats ini menunjuuka sika kerendahan hati. Gambaran sikap hidup yang percaya kepada Yesus disebutkan dalam Mat 5:3-12 mereka adalah orang2 yang bersedia menderita penganiayaan di dalam Kristus demi kebenaran. Ini - dan hanya ini - adalah orang-orang yang memiliki hak untuk mendekati Bapa dan menanyakan hal-hal tentang Dia, yaitu mereka yang telah percaya pada Yesus dan mengikuti Dia dengan setia sebagai murid-murid-Nya. Dan hanya mereka yang telah percaya kepada Yesus memiliki hak untuk disebut "anak-anak Allah". Yohanes 1:12-13. Pertanyaan adalah apakah kita mau dan sudah percaya kepad Yesus…?
Ayat 8: KETEKUNAN, Kepastian jawaban doa. Dalam ayat ini Yesus menekankan “hasil” kalimat dalam ayat ini bentuknya tiga participles present tense untuk menggambarkan jenis orang - secara harfiah memangg dan hanya mereka yang telah percaya kepada Yesus memiliki hak untuk disebut "anak-anak Allah". Yohanes 1:12-13,  orang tersebut: "yang 'selalu bertanya' , atau 'selalu mencari' , atau 'selalu mengetuk". Dan ketika Ia menekankan hasil dari tindakan ini, Ia kembali menggunakan present tense kata kerja untuk menggambarkan berkelanjutan, hasil kebiasaan tindakan tersebut. Artinya setiap orang yang 'selalu bertanya' terus menerima, dan setiap orang yang 'selalu mencari' terus mencari, dan setiap orang yang 'selalu mengetuk' terus menemukan pintu terbuka bagi mereka. Sikap dan tindakan ini menunjukkan ketekunan, progresif, sepenuhnya, tidak menyerah, gigih, seperti anak-anak yang meminta sesuatu kepada orangtuanya. (bnd.Lukas 11:5-8).
Ayat 9-10: Percaya Diri: Tuhan tidak menjawab doa jika apa yang baik menurut kita tapi Tuhan menjawab doa kita MENURUT KEHENDAK-NYA. Ketekunan tentunya akan membantu dan mengajari kita apa yang pantas kita minta, ketekunan akan membuat kita berpikir untuk mencari apa kehendak tuhan bagi kita.  Terkadang kita merasa doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, karena doa yang kita minta itu salah (Yakobus 4:2-3).. Prinsip dalam konteks ini adalah bahwa ketika kita memberi, maka akan diberikan kepada kita oleh Allah pada hari penghakiman. Jika Allah adalah contoh pemberian (ayat 7-11), kita harus memberikan apapun yang orang butuhkan (5:42). Bagaimana kita memperlakukan orang lain (7:12) mengungkapkan karakter kita (ayat 16-20) dan karenanya mengungkapkan nasib abadi kita (ayat 13-14, 21-23). Jadi setiap orang yang secara moral bertanggung jawab untuk mengenali bagaimana orang harus memperlakukan setiap orang lainnya
Refleksi
  1. Doa adalah napas kehidupan, curhat pada Tuhan, menyampaikan isi hati, tanda orang percaya adalah hidupnya dalam Doa senantiasa (1 Tess 5:17). Doa sangat penting, dan bahkan Yesus tidak pernah mengajarkan cara berkhotbah secara langsung bagi muridNya, namun Yesus sangat jelas mengajarkan cara berdoa.
  2. Doa membangun hidup kita pada Ketaatan, kesetiaan melakukan firman Tuhan, ketekunan, kegigihan, bersandarlah pada Tuhan. Kita harus memiliki komitmet, rasa percaya diri dan etos kerja, jaangan mudah putus asa.
  3. Ada banyak pergumulan yang harus kita hadapi di dunia ini, namun kita yakin dan percaya lewat Doa kita mampu menghadapinya, lewat doa kita tahu kehendak Allah, kita berdoa meminta kebijaksanaan dari Allah agar kita tahu mana yang baik, yang benar, yang tepat dihadiran Tuhan. Salomo tidak meminta harta, kekayaan, jabatan kepada Tuhan, tapi Dia hanya meminta kebijaksaan. Namun Tuhan melimpahkan berkatNya kepada Salomo.

Simalingkar, 30 April 2013
Pdt. Remanto Tumanggor