BAHAN SERMON EPISTEL DISTRIK X MEDAN-ACEH
Senin: 06 Mei di HKBP SIDORAME-MEDAN
WAHYU 22:12-17
PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN
Pendahuluan
Pengarang
kitab wahyu memperkenalkan dirinya sebagai “Yohanes” (1:9), meski tidak ada
petunjuk Yohanes yang mana yang dimaksudkan. Tradisi menekankan bahwa pengarangnya
adalah rasul Yohanes. Kitab wahyu ditulis 95-96 M pada zaman pemerintahan
Domitianus[1]
yang ditujukan kepada ketujuh jemaat di dataran Asia Kecil, pada waktu itu
terjadi penganiayaan yang menjangkau
wilayah-wilayah yang lain dari kekuasaan Roma. Domitianus mengasingkan orang ke
berbagai tempat pengasingan. Inilah latar belakang kitab ini ditulis untuk
orang-orang Kristen ketika mengalami penganiayaan pada waktu itu (1:9), juga
bagi gereja sepanjang masa, dalam pengharapan eskatologisnya. Tujuannya untuk
meneguhkan orang percaya dalam berbagai pergumulan karena imannya, dengan
mengungkapkan bahwa Mesias tetap memegang kendali dan pada akhirnya akan
menjadi pemenang Sejalan dengan tujuan ini, maka orang yang menafsirkan
Wahyu dengan satu aliran[2]
saja akan kehilangan banyak yang disiratkan dalam kitab ini. Sejalan dengan tujuan ini, maka orang yang
menafsirkan Wahyu dengan satu aliran saja akan kehilangan banyak yang
disiratkan dalam kitab ini. Tema kitab ini
dinyatakan dalam ayat pertama: “Wahyu Yesus Kristus.” Kitab dari Dia maupun tentang Dia, dan pada
dasarnya merupakan satu wahyu tentang Dia yang akan datang sebagai pahlawan dan
raja. Pada intinya kitab ini menyatakan: “Yesus akan menang!” Sepanjang kitab
ini, penulis berkali-kali menggunakan cara yang dikenal dengan nama prolepsis:
maksudnya, di bagian awal dari kitab ini penulis memakai frasa yang kemudian
muncul kembali, dan yang pada umumnya merupakan perkembangan lebih lanjut.
Ayat
12: Aku datang segera [erchomai tachy], present tense: Kedatangannya sudah dekat-Sudah berlangsung.
Namun kedatangan Kristus tidak mudah untuk dipahami, datang mengisaratkan
tentang “penghakiman”, Dia akan memberikan “upah” sesuai dengan perbuatan kita,
keadilan akan benar-benar diberlakukan. Istilah segera menunjukan kepastian
datangnya parousia dimana Tuhan memberikan upah (misthos: reward] yang menunjukkan baik "hadiah atau hukuman sesuai perbuatan manusia, artinya pentingnya
perbuatan dalam arti buah dari keyakinan dan iman kepada Yesus. Upah itu
diberikan untuk setiap orang [hekastō]: masing-masing. Penekanannya adalah pada penilaian
individu, baik untuk hadiah atau hukuman.
Ayat 13: Akulah Alpa dan Omega[3]
pernyataan ini mempunyai tiga arti, pertama: menegaskan kesempurnaan Allah,
kedua, menegaskan keabadiaNya, ketiga: menegaskan KuasaNya[4]. Selanjutnya ayat ini menekankan bahwa Allah
tidak berada dalam waktu atau dibatasi oleh waktu, melainkan di luar waktu.
Artinya Allah tidak dipengaruhi oleh waktu dan perubahan-perubahan yang terjadi
di dalamnya. Allah adalah kekal, artinya Allah tidak pernah berubah sepanjang
sejarah umat manusia. Kalau pada masa lampau Allah menuntut kekudusan umat-Nya,
pada zaman sekarang pun tuntutan itu tetap sama. Jika pada zaman dahulu Allah
merindukan hadirnya "shalom" di tengah-tengah dunia ini, pada zaman
modern pun Allah tetap merindukannya. "Pada mulanya adalah Firman…(Yoh
1:1-3)." Dia adalah Tuhan penguasa sejarah. Akulah yang Awal.
Sebelum sejarah kebudayaan manusia dimulai, Allah telah ada. Banyak
perdebatan di dalam aliran pemikiran manusia tentang siapakah Allah itu. Dalam
hubungannya dengan Trinitas banyak orang mulai mempertanyaan eksistensi
Allah. Akulah yang awal. Membawa
pemikiran kita untuk meyakini dengan pasti bahwa Tuhan Yesuslah pemegang
kendali seluruh sejarah dunia. Tidak ada yang perlu ditakuti. Tidak ada yang
perlu dicemaskan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dengan kasih Kristus
yang abadi dan kekal. Kalau Kristus yang awal, berarti Dia tahu persis arah
dunia ini. Dia tahu persis kapan dunia ini akan berakhir. Dia tahu persis ke mana
ciptaan-Nya dan segala yang ada di dalamnya. Inilah pengharapan yang tidak
mengecewakan. Akulah yang Akhir. Tuhan Yesus tidak
hanya berada di awal sejarah umat manusia. Artinya Allah juga berada diakhir
sejarah hidup dan peradaban manusia. Allah tidak hanya berada di awal peradaban
manusia, tetapi juga di akhir peradaban budaya manusia. Dengan bahasa sederhana
kita dapat berkata "akhir dunia ini berada di tangan Allah." Bukan di
tangan para ilmuwan, bukan di tangan para intelektual yang hebat sekalipun, juga
bukan di tangan para rohaniwan. Akhir
dunia ini berada di tangan Allah. Tidak ada manusia manapun di dunia yang mampu
menghalangi rencana Allah tersebut.
Ayat
14:Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya“ dalam bahasa Yunani disebut“HOIPLUNONTESTASSTOLAS,
kata tersebut identik dengan kata HOIPOIOUNTESTASSENTOLAS (present tense participle) yang terus melakukan artinya mereka
yang melakukan perintahNya“ dan ada versi Alkitab yang menggunakan terjemahan
ini. Namun apapun kata yang mau dipilih, bagian ini menekankan“berbahagialah
mereka yang mengambil bagian dalam keselamatan yang ditawarkan Tuhan“. Yesus
hanya menawakan keselamatan bagi kita, apakah kita mau atau tidak kita sendiri
yang menentukan apakah kita amau membasuh jubah atau tidak. Meskipun sudah tersedia sabun dan air untuk mencuci, jika
tidak dipakai tidak ada gunanya. Kita sama dengan orang yang lapar, meskipun
nasi ada didepan kita, namun tidak mau memakannya, tidak mungkin akan kenyang.
Ayat ini juga menegaskan JANJI ALLAH:
janji “pohon kehidupan“[5]
(2:7), muncul kembali di akhir kitab ini (22:2, 14), pohon ini menunjukkan
kepada hidup yang kekal yang dikaruniakan kepada semua orang yang percaya
karena kasih karunia Allah. Kehidupan kekal adalah kebahagiaan yang abadi.
Istilah “jubah“ juga menyatakan tentang kehidupan yang kudus, jubah yang kotor
tidak boleh masuk dalam kehidupan bersama Allah, jubah yang kotor menandakan
(dosa) telah dibersihkan melalui darah kristus. Hanya mereka yang ditutup oleh
jubah kebenaran yang boleh masuk ke dalam
kekudusan Allah. Mereka akan memperoleh hak-hak atas pohon kehidupan,
Adam dan Hawa diusir dari taman Eden dan
Kerub mencegahnya mendekati pohon
kehidupan. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke
dalam dosa mereka terputus dari pohon kehidupan
(Kej. 3:22-24). Akan tetapi, kini
orang-orang kudus bebas mengambil buah pohon itu, karena Tuhan Yesus
memberi mereka hak untuk melakukannya.
Dan masuk melalui pintu-pintu
gerbang ke dalam pohon kehidupan itu. Mereka adalah umat Allah yang berhak memasuki Kota Suci dan tinggal di sana
untuk selama-lamanya.
Ayat 15:
HUKUMAN ALLAH: Nats ini menegaskan tentang hukuman Alllah bagi orang-orang yang tidak
percaya, yang tidak setia. Dalam
ayat ini Tuhan Yesus sekali lagi menunjukkan kontras antara orang percaya dan
orang tidak percaya. Orang percaya berpakaian bersih, memiliki hak
atas pohon kehidupan dan kewargaan sorga. Sebaliknya orang tidak percaya
berada di luar, sebab gaya hidup mereka
sama seperti: orang-orang keji, pembunuh, sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah
berhala dan semua pendusta. Kata anjing[6] adalah istilah yang
merendahkan dan harus dijauhi. Setiap orang
yang mencintai[7] dusta dan
melakukannya, kalimat ini merupakan tambahan yang menggaris bawahi dalamnya dosa
seseorang yang membalik kebenaran menjadi dusta dan bahkan melakukannya. Daftar
ini bisa dilihat sebagai peringatan
untuk bertobat bagi orang Kristen yang berada dalam bahaya (Ibr. 2:1;
3:12-13;4:1,11).
Ayat 16: Yesus kembali menyatakan
keilahianNya, Ia berkata telah mengutus malakaikatNya untuk memberi kesaksian. Kata
kesaksian menegaskan tugas untuk meneruskan nubuatan Allah kepada umatNya.
Berita ini ditujukan kepada tujuh jemaat, namun tujuh jemaat ini adalah secara
simbolis mewakili jemaat universal yang ada di seluruh dunia dan di sepanjang
zaman.Lima kali dalam kitab Wahyu Yesus memakai Aku adalah´ untuk menyatakan
diri.Pada bagian ini Ia menamakan diri-Nya Tunas, yaitu keturunan Daud artinya Yesus
dalam kodrat ilahi-Nya adalah akar atau sumber Daud, sedangkan sifat
manusia-Nya Dia adalah keturunan Daud. Dengan kata lain Kristus menjadi Tuhan
Daud dan keturunannya
(Matius 22:42-45). Ia disebut bintang Timur yang gilang-gemilang/Bintang Pagi [ho ASTER ho Lampros ho
prōinos][8] artinya Kristus adalah Terang
yang datang ke dalam dunia (Yohanes 1:9; 8:13). Dalam surat kepada jemaat
Tiatira, Tuhan Yesus menjanjikan bintangTimur bagi para pemenang dan saat
berbicara tentang kedatangan Kristus. Petrus berkata kepada jemaat, bahwa hal
ini akan terjadi pada saat bintang Timur terbit bersinar di dalamhatimu´ (2
Ptr. 1:19). Dengan memakai istilah ini Petrus berbicara tentang Kristus.
Ayat 17:
PANGGILAN UNTUK DATANG DAN MENERIMA ANUGERAH KESELAMATAN: Roh Kristus dan Roh
mempelai pria; dan Roh ini tinggal dalam mempelai wanita yaitu jemaat. Atas
desakan kuat Roh Kudus jemaat menyatakan kerinduan akan kedatangan Kristus
kembali. Tidak hanya jemaat sebagai satutubuh tetapi setiap orang yang menaati
bisikan Roh akan menyatakan kerinduan ini.Undangan dengan kata marilah[erchou], perintah
imperative tunggal yang menekankan panggilana bersifat pribadi. Kata “Marilah/Ayo“
muncul duakali untuk menekankan bahwa hal ini mendesak. Namun undangan ketiga Barangsiapa
haus hendaklah ia datang (kai ho dipsōn erchesthō:participle)´ ini adalah panggilan untuk
datang kepada-Nya baik yang belum datang maupun diluar. Barangsiapa yang mau (ho thelōn), present tense participle: hendaklah mengambil air kehidupan dengan
cuma-cuma´ juga merupakan pesan Injil. Setiap orang yang hendak minum air kehidupan boleh datang dan mengambilnya
secara cuma-cuma. Hal ini merupakan ajakan kepada setiap orang yang
ingin beroleh keselamatan untuk datang bersama-sama dengan Roh dan orang
percaya untuk mendapatkan air kehidupan, artinya keselamatan yang cuma-Cuma (Wah 21:6)
Renungan
1. Melalui nats ini
kita dipanggil untuk hidup dalam iman, pengharapan dan kasih meskipun kita
menghadapi banyak pergumulan (=pergumulan gereja). Orang percaya hendaknya
senantiasa mengandalkan Tuhan yang berkuasa atas segalanya
2. Dosa (dekadensi
moral) senantiasa merusak kehidupan kita dengan Allah dan manusia, oleh sebab
itu bertobatlah (metanois). Gereja terpanggil untuk menjadi “agen“ kerajaan
Allah membawa transformasi/pembaharuan baik dalam dimensi sosial, ekonomi,
politik,dll. Kita melihat pada saat ini banyak manusia jatuh pada sikap
“pengkultusan individu“ dalam segala dimensi kehidupan manusia sering menonjolkan
ke-akuannya yang akhirnya memanfaatkan kesempatan, potensinya untuk “memperbudak“
orang lain. Sikap keakuan akan menimbulkan relasi yang tidak harmonis dalam
hidup kita. Kita dipanggil untuk hidup dalam kesatuan di dalam Tuhan (Yoh 17:20-26).
Dasar kesatuan itu adalah Yesus Kristus Raja Gereja.
3. Baiklah kita
mengerjakan keselamatan yang telah ditawarkan oleh Kristus, hidup di dalam
Tuhan dan melakukan kehendakNya. Kita dipanggil untuk datang dan mau menerima
AnugerahNya
HKBP PARDOMUAN RESSORT
SIMALINGKAR
Pdt.Remanto Tumanggor,M.Div
[1] Ia berkuasa dari tahun 81 hingga 96.Sebagai seorang
kaisar, ia memperkuat ekonomi negara dengan merevaluasi uang
Romawi. Domitianus juga memperkuat pertahanan kekaisaran dan
memulai program pembangunan besar untuk merestorasi kota Roma. Pemerintahan Domitianus
memiliki ciri totalitarian:
(mengutamakan tuntutan ideologi tanpa melihat eksistensi manusia secara
personal, namun seluruh aspek kehidupan tiap individu harus sesuai dengan garis
atau aturan negara, hal ini diperlukan untuk tercapainya tujuan negara, tujuan
bersama. Bentuk pemerintahan yang mendasarkan diri pada ajaran suatu agama yang
menyatukan otoritas politik dan otoritas spiritual punya potensi kuat menjadi
negara otoriter. karena negara (sebagai otoritas politik sekuler dan spiritual)
bisa mengatur setiap aspek kehidupan warganya.
Ia menganggap dirinya sebagai Kaisar Augustus yang baru, yang akan membawa Romawi pada era
kegemilangan yang baru. Kultus individu(pemujaan kepribadian) dilakukan melalui propaganda religius, militer, dan budaya.
Domitianus menjadi populer di antara rakyat, tetapi dianggap sebagai tiran oleh
anggota senat.Masa kekuasaannya
berakhir pada tahun 96 ketika ia dibunuh oleh pejabat-pejabat istana.
[2] Ada empat
aliran interpretasi yakni: preteris, historis, futuris, dan idealis.(1)
Pendekatan preteris percaya bahwa “Wahyu hanyalah satu gambaran
keadaan kekaisaran abad pertama.” namun pandangan seperti ini tidak bisa dengan
memadai menjelaskan semua data dalam kitab Wahyu, karena pengarangnya
menyatakan dengan gamblang bahwa kitab ini adalah tulisan yang menjelaskan masa
depan (cf. 4:1).(2) Pendekatan historis (atau
historikis-berlanjut) “melihat kitab Wahyu sebagai satu presntasi simbolis
keseluruhan sejarah gereja sejak awal abad pertama hingga akhir zaman.”(3)
Pendekatan futuris berpendapat bahwa “semua versi dari Wahyu 4:1
hingga bagian akhir kitab ini akan nanti digenapi pada periode segerea sebelum
dan mengikuti kedatangan Kristus yang kedua.” Pendekatan ini adalah
yang paling memuaskan karena (1) kemungkinan bahwa 1:19 dimaksudkan untuk
menjadi garisbesar kitab ini; (2) terminus ad quem atas kedatangan
Kristus yang kedua sebenarnya mendukung hal in, karena “saat kejadian-kejadian
ini mengarah pada terminus ini dalam suksesi yang dekat, orang akan mengingat
apa yang terjadi sebelumnya dan berkata bahwa banyak dari kejadian ini masih
harus terjadi di mas depan karena penggenapannya belum terjadi dan karena
simbol-simbolnya nampaknya merupakan pergantian kejadian-kejadian yang terjadi
dengan cepat dan bukan merupakan satu proses yang lama”dan (3) “semakin
seseorang menggunakan interpretasi literal, maka semakin ia akan menjadi
seorang futuris.(4) Pendekatan idealis beanggapan, “Wahyu
mewakili konflik abadi antara kebaikan dan kejahatan yang berlangsung di
sepanjang masa, meski dalam hal ini hal itu memiliki aplikasi tertentu bagi
zaman gereja. Namun sama seperti pandangan aliran preteris,
pendekatan ini mengabaikan elemen prediktif dalam kitab ini. Singkatnya,
“pandangan idealist memang memiliki banyak kebenaran. Kesalahannya tidak
terdapat dalam apa yang ditegaskannya melainkan banyak dalam apa yang
dibantahnya.”
[3] Kristus sendiri
berfirman, bahwa Dia adalah 'ho protos' (Yang
Awal) dan 'ho eskhatos' (Yang Akhir) Kata
"Alfa" (A) dan "Omega" (W) adalah sebuah sebutan nama diri
yang digunakan Yesus ketika Yohanes mendapatkan penglihatan di Pulau Patmos.
"Alfa"(A), adalah abjad pertama dari alfabet Yunani. Sedangkan
"Omega" (W) merupakan huruf terakhir.
[4]Allah yang mempunyai
kuasam Dikalangan orang Yunani, dewa Zeus digambarkan sebagai “yangawal,
pertengahan dan akhir” . itu berarati orang yunani menempatklannya sebagai dewa
paling top dalam berkuasa.
[5] Gambaran makan dari pohon
kehidupan berasal dari kitab Yehezkiel dan itu gambaran kembali ke "pohon
kehidupan" di taman Eden. Ini adalah gambar dari "hidup kekal", berkat
yang kekal dalam Kristus. Di sini sekali lagi kita merujuk penggunaan gambaran
Perjanjian Lama. Itu menggambarkan kita datang ke dalam kerajaan Allah, kita
datang ke hadirat Allah yang hidup, dan kita diberkati dan diperintah olehnya.
lih. Zakharia.
[6] Anjing adalah κύνες
[kynes] yang mengacu pada mereka yang tidak murni, "sebagai binatang
haram" (Mzm. 22:16, 20; Yes
56:10-11;. Mat 07:15;.. Php 3:2) ."Anjing-anjing". . . adalah sebuah
metafora secara moral tidak murni Istilah
ini digunakan oleh orang Yahudi untuk menggambarkan orang bukan Yahudi, orang najis,
orang-orang tanpa Allah.
[7] Barangsiapa
mengasihi dan praktik kebohongan adalah [pas Philon kai poiōn pseudos]: semua sementara
terus mencintai dan terus melakukan kebohongan (Wahyu 21:8) Ahli-ahli sihir
adalah [hoi pharmakoi]: mereka yang menggunakan obat-obatan untuk seni magis (Wah
9:21) cabul Seksual dalah [hoi pornoi]: pelacur atau pezina. Akar katanya sama dengan Pelacur.
[8] Bintang Timur terjemahan dari kata Yunani Phosphoros yang berarti
"pembawa terang" atau "sumber cahaya." Phosphoros bisa
merujuk kepada matahari atau bintang pagi. Planet-planet Merkurius dan Venus
pagi dan bintang malam. Sebagian besar waktu, bintang pagi mengacu pada Venus.
Bintang ini dapat dilihat pada musim-musim tertentu tahun seperti fajar
menyingsing, dan memantulkan cahaya. Ketika Venus muncul sebagai bintang pagi,
orang Yunani menyebutnya Fosfor. Ketika tampil sebagai bintang malam, mereka
menyebutnya Hesperus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar