Yesus datang Untuk Orang Miskin, Untuk
Menyelamatkan dan Memulihkan
Kata miskin dalam nats kita
menggunakan istilah ptochos (bhs Yunani). Kata ini berarti miskin, melarat,
orang yang meminta-minta, pengemis. Istilah ini menunjuk kepada kemiskinan yang
semiskin-miskinnya yang hanya mampu mencari pertolongan pada orang lain dengan
mengemis.
Kita melihat secara historis
sebagian besar kemiskinan terjadi akibat struktural
ekonomi yang tidak adil. Namun kemiskinan itu tidak dapat dilepaskan dari
relasi dengan Allah. Kemiskinan berakar
dari hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah dan sesama. Ketika Allah
menyingkir dari kehidupam manusia maka hal duniawi menjadi pusat kehidupan sehingga seringlah
terjadi penindasan dan penghisapan terhadap sesama manusia. Kemiskinan bukan
hanya masalah sosial tetapi juga masalah teologis ( dosa). Oleh karena itu
perjuangan mengatasi kemiskinan bukan sekedar kegiatan pelayanan sosial tetapi
juga wujud penghayatan iman.
Kemiskinan struktural (yang kuat
menindas yang lemah) merupakan kemiskinan yang tercipta dari perwujudan dosa
struktural yang mana struktur sosial mengondisikan dan mengarahkan pribadi
perseorangan untuk berbuat dosa atau bertindak tidak adil. Oleh sebab itu kemiskinan membutuhkan pertobatan pribadi maupun
pertobatan sosial. Pertobatan pribadi dapat menggerakkan pertobatan kelompok.
Dengan adanya pertobatan ini diharapkan gerakan bersama mengunah struktur yang
tidak adil menjadi adil. Melalui perubahan ini maka dapatlah ditunjukkan
perjuangan transformasi sosial yang memiliki nilai yang lebih dari semata
perjuangan sosial yakni keterlibatan untuk mewujudkan rahmat Allah secara nyata
dalam sejarah. Sebab penderitaan rakyat miskin di zaman ini telah membuka kedok
kuasa dosa yang menyejarah.
Allah dalam Yesus Kristus
menyelamatkan semua orang dengan mendahulukan orang miskin. Dalam sejarah, Allah telah
terlibat untuk menyelamatkan semua orang khususnya yang lemah, sengsara dan
tertindas. Allah adalah pembebas Israel dari perbudakan dan kesengsaraan di
Mesir ( Kel 3: 7-8). Membela darah orang yang menderita tak bersalah ( Kej. 4:
10-11: 19: 1-29). Namun puncak dari keterlibatan Allah dalam sejarah manusia
berpuncak dalam diri Yesus Kristus ( Yoh. 1: 5, 14). Melalui inkarnasi Allah
merangkum seluruh umat manusia dan meresap dalam diri manusia yang utuh. Dalam
pewartaan kerajaan Allah, Ia menyatakan pembebasan bagi semua orang khususnya
kaum miskin ( Luk. 4: 18-21). Dalam kematian dan kebangkitannya manusia
dianugrahi pembebasan dari dosa dan jati diri anak Allah.Anugrah pembebasan
inilah yang menjadi dasar dan arah seluruh perjuangan Kristen. Dalam diri Yesus
janji Allah untuk menyelamatkan manusia terpenuhi secara definitif ( 2 Kor 1:
20 ).
Pembaharuan yang dilakukan Yesus
berarti bahwa struktur masyarakat dan hati manusia harus diperbaharui. Yesus
tidak memperhatikan individu atau kelompok saja, Ia juga memperhatikan individu
dalam keberadaannya dalam masyarakat. Tidak ada individu yang tersisih dan
tertindas dalam masyarakat, misalnya orang miskin, buta, lumpuh. Maka Ia akan
memulihkan mereka untuk mendapat tempat yang sewajarnya. Jadi jelas bahwa solidaritas dan keberpihakan
Yesus kepada kaum miskin dan tersisih bukan hanya keber[ihakan pada kemiskinan
dan ketersisihan mereka, melainkan keberpihakn pada sistem yang adi lyang tidak
mereka dapatkansehingga mereka menjadi miskin dan tersisihkan. Inilah yang
menyelamatkan dan memulihkan setiap orang dalam keberadaan yang wajar dalam
masyarakat. Sebab itulah tujuan-Nya datang ke dunia, yaitu untuk menyelamatkan
dan memulihkan.
Yesus adalah Mesias, yang diurapi dan diutus Allah
untuk melaksanakan misi penyelamatan Allah. Dengan tegas Ia memproklamirkan
diri ketika menyatakan bahwa, "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah
mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin. Ia
telah mengutus Aku." Tugas "menyampaikan kabar baik" terdiri
atas empat kegiatan (18-19), yang sekaligus menjelaskan siapa yang dimaksud
dengan "orang miskin," yakni mereka yang "tertawan, buta, dan
tertindas". Dalam masyarakat zaman itu, yang termasuk di dalamnya adalah
orang-orang yang tersisih, terkucil, tanpa status sosial, dan tanpa kuasa. Melalui kabar baik itu
manusia terbebas dari belenggu dosa. Kabar baik itu terdiri dari empat hal
mendasar: pembebasan dari kemiskinan, dari keterpenjaraan, dari kebutaan,
maupun dari ketertindasan. Dosa telah membuat seseorang “miskin” segala-galanya
di hadapan Allah. Orang itu buta karena tidak dapat melihat rencana-rencana
Allah bagi dunia dan bagi dirinya sendiri, dan ia ditindas oleh rupa-rupa kuasa
yang melawan Allah. Inilah visi dan misi Yesus datang ke dunia yaitu
memberitahukan bahwa tahun rahmat Allah sudah datang Yesus memberitakan
"pembebasan" kepada yang tertawan dan tertindas, (19 a, c). Dalam
konteks Injil Lukas pembebasan selain arti rohani (pengampunan dari dosa), juga
bermakna sosial. Ia menghadirkan "tahun rahmat Tuhan" (19 d).
Ungkapan ini sering dipakai untuk tahun Yobel (Im 25:10), yakni tahun
pembebasan bagi kaum miskin yang ditindas oleh sebab utang-utang mereka. Kepada
yang buta, Yesus membawa penyembuhan (19 b), baik dari kebutaan fisik (bdk. Luk
18:35-43) maupun kebutaan rohani. Mereka yang buta rohani akan melihat
"terang keselamatan dari Tuhan" di dalam Yesus (Luk 1:78-79; 2:29-32;
3:6). Yesus membawa kabar baik Kerajaan Allah, tidak terbatas untuk orang
Yahudi saja, tetapi juga untuk orang bukan Yahudi, seperti yang telah dirintis
oleh nabi Elia dan Elisa
Perenungan
- Hidup dan tindakan Yesus adalah kepedulian dan campur tangan Allah menyelesaikan masalah-masalah manusia. VISI DAN MISI YESUS adalah Pembebasan dari belenggu dosa dan Keselamatan. Melalui solidaritas Yesus kepada kaum miskin dan yang terpinggirkan, hendaknya kiya memiliki rasa solidaritas bagi orang miskin.
- Orang beriman berati ikut di dalam karya pembebasan Allah. Kita dipanggil Allah menjadi subjek pembebasan dalam sejarah. Perjumpaan dengan Allah menggerakkan relasi dengan sesama dalam membangun masyarakat yang adil. Iman selalu mengandung dimensi perjumpaan dengan Allah dan dimensi perjumpaan dengan sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar