Kamis, 11 Agustus 2022

Lukas 12:49-53

 

Lukas 12:49-53

Topik: Mengikuti Yesus Secara Total

Zaman dahulu ada kemampuan manusia bisa meramalkan cuaca, manusia banyak mempercayai hal-hal astronomi, filsafat manusia, hal-hal duniawi, dll.   Pada waktu itu orang bisa memahami dan memprediksi cuaca, namun mereka gagal untuk melihat tanda-tanda dalam hal spiritual. Inilah disebut orang yang munafik, kita hanya bisa datang ke hadapan-Nya dengan kerendahan hati dan kesediaan untuk melayani-Nya. Manusia sulit untuk merubah status quo(keadaan tetap pada saat tertentu, pemahaman lama, tidak mau pembaharuan). Yesus datang untuk melakukan revolusi dan perubahan yang juga bertentangan bagi orang Romawi dan orng Yahudi(Harapan Mesianis yang politis). Sikap dalam mengikut Yesus bisa menimbulkan perpecahan bagi orang yang percaya dan tidak percaya.

1.  Yesus menuntut Kesetiaan, menjadi pengikut Kristus bukan mencari hal mudah dan murahan. Mengikut Yesus membawa hidup baru, ada sisi yang sangat sulit dari apa arti kehidupan baru itu (49) 

v Yesus datang dapat mengganggu keinginan kita, menimbulkan masalah kenyamanan ego, atau mengganggu kedamaian palsu kita. Pada waktu itu pajak telah menimbulkan masalah dan seperti membakar ekonomi rakyat, baik rasa kesal rakyat pada pemerintahan Romawi dan juga dari kalangan imam Yahudi. (bnd Mika 7:6). Yudaisme(Farise, saduki, eseni, zelotes, ahli taurat) sudah terpecah dan api perpecachan dan pemberontakan itu sudah ada. Ini adalah gambaran perpecahan orang percaya dan tidak. Kebenaran itu selalu menggangu bagi orang jahat.

v "Api adalah symbol proses pemurnian, membersihkan dosa, proses itu bisa melalui pergumulan, penderitaan, dll. Contoh sabun yang memisahkan yang kotor dari yang baik.

2.    Tuhan kita memisahkan yang baik dari yang jahat. Marilah kita yang ada di dalam Kristus bersukacita di dalam Dia. Mengikut Yesus adalah Kristosentris bukan egosentris. Kita sering menginginkan Tuhan itu bagaimana memenuhi keinginan kita?  Yesus datang membawa damai dalam Revolusi dan restorasi? Hati hati siapakah yang menjadi idola kita (yang menjadi berhala) dimana kita tidak bisa hidupnya tanpanya. Yesus datang menanggu status kedamaian yang palsu. Yesus tidak membawa damai dengan dunia, tapi damai dengan Allah.

3.      Mengikut Yesus bukan hanya perkataan namun perbuatan. Tidaklah cukup untuk menjadi jujur….Karena kata-kata kita harus memberi hidup, kita tidak boleh menggunakan kebenaran sebagai senjata .... Ketika Anda mengatakan yang sebenarnya, Anda harus selalu memiliki 'motif pelayanan.' Anda hanya harus berkonfrontasi untuk membantu orang lain mencapai penerangan dan pemahaman atau untuk menghilangkan jarak dan hambatan antara Anda dan yang lain orang.” Kami berbicara kebenaran dalam kasih dan selalu membiarkan pintu terbuka untuk rekonsiliasi. Seperti Yesus, mata kita harus tertuju pada salib dan pengharapan kebangkitan. Mengetahui bahwa Injil adalah satu-satunya harapan untuk hubungan yang benar, rekonsiliasi, dan penebusan bagi mereka yang kita kasihi.

4. Mengikut Yesus memiliki konsekuensi. Makna “Api” bisa sebagai penghakiman eskatologis bagi orang yang menolak Yesus, dan bisa menjadi metafora, Hidup dalam baptisan, kita memaknai bagimana panggilan megikut Yesus bukanlah hal yang mudah (Penderitaan adalah bagian kehidupan) Kesetiaan mutlak, perhatian yang cermat, dan keadilan dalam hubungan kita dengan seseorang lain. Inilah yang dituntut oleh Yesus.  Mengikut Yesus adalah hal yang prioritas: Yesus tidak mengajarkan kebencian emosional terhadap anggota keluarga, tetapi membuatnya sangat jelas bahwa semua hubungan harus dinomorduakan setelah mengikuti-Nya.

v  Yesus datang membawa terang dalam kegelapan.. Kita hidup dalam dunia yang rusak dan perpecahan. Masalah bukan pada perpecaha itu, namun bagaimana kita menyikapi perpecahan yang terjadi, tugas kita adalah pangilan mengabarkan injil hasilnya adalah Tuhan yang menentukan. (51-53)

v  Managemen konflik melalui sikap ofensi (membalas) dan defensive(bertahan) Yesus menganjurkan pendekatan defensif dalam pengelolaan konflik (teologi anti-kekerasan).

Yesaya 58:9b-14

 

Jamita Minggu 21 Agustus 2022

Yesaya 58:9b-14[1]

Topik: Hadaulaton Nahinalomohon ni Debata/Ibadah yang berkenan kepada Tuhan

Konteks setelah pembuangan Babel. Tuhan menentang Ibadah yang penuh kemunafikan,puasa(seremonial)[2] yang tidak benar, ketidakadilan sosial(moral), (1-6). Berkat ketaatan (8-12), Sabat yang benar bukan melahirkan kepentingan (13-14) Yesaya menekankan: reformasi sosial dan pemeliharaan sabat—memiliki visi keagamaan dan etika yang sama: Umat yang layak menerima terang Allah adalah yang mengakui nilai tak ternilai dari setiap manusia, bahkan dan terutama yang rentan dan tertindas. Ini adalah urutan yang tinggi. Tetapi kita tidak bebas untuk berhenti dari pekerjaan spiritual dan politik yang Tuhan tempatkan di hadapan kita: melayani Tuhan dan merangkul manusia adalah dua tugas yang saling terkait secara abadi dan tak terpisahkan. Reformasi sosial maknayanya: Melayani Allah secara otentik berarti ”membuka belenggu kejahatan dan melepaskan tali kuk”.(manipulasi ekonomi, eksploitasi orang miskin bagi yang kaya).

Ibadah yang berkenan adalah ibadah yang menyenangkan hati Tuhan bukan manusia (Bnd Rom 12:2) Ibadah kepada Tuhan itu bukan murahan, Kita dapat mengucapkan syukur, pujian, kerendahan hati, pertobatan, persembahan uang, doa, melayani orang lain, dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Manusia melihat penampilan luar, tetapi Tuhan melihat di hati." 1 Samuel 16:7. Beribadah dalam iman yang benar, (bnd. ibadah Kain dan Habel).  Salah satu dosa Sosial kata M. Gandi adalah “ibadah tanpa pengorbanan” Tuhan senang ketika ibadah kita adalah pengorbanan. John Calvin menyebut hati manusia bisa pabrik penyembahan berhala?.

1.       Panggilan untuk menegaskan ibadah adalah tentang keadilan dan menghentikan penindasan, memfitnah, harus memperjuangkan kebutuhan orang yang menderita (9-10). Kita berbuat baik bukan untuk mendapatkan keselamatan, namun kita patut berbuat baik menjadi alat Tuhan untuk berbuat baik bagi orang yang miskin.

2.       Makna ibadah adalah Hidup dalam Pembaharuan, Syalom, memaknai tahun Yobel.  

v  Makna Sabat adalah hari yang membebaskan kita dari hal yang mengikat dan menghambat sukacita kita. Tuhan menentang hari Sabat digunakan untuk mencari keuntungan pribadi, ibadah berubah menjadi kemunafikan dan persaingan (13-14), ibadah menjadi alat komersial, seharusnya ibadah seharihari untuk membantu orang miskin namun diabaikan.

v  Makna puasa bukan untuk membangun sikap egois namun solidaritas, tindakan nyata, membantu orang lain yang membutuhkan.  Penekanannya adalah pada mengatasi ketidakadilan dengan tindakan yang benar. Tuhan tidak ingin siapa pun di bawah kuk orang lain. Inilah awal dari perang melawan segala jenis perbudakan. Tuhan membenci penindasan. Dia ingin rakyatnya membebaskan orang-orang yang tertindas, menolong orang yang miskin dan kebutuhan mereka.

3. Ibadah adalah sumber berkat: Berkat duniawi membangun fondasi masa depan gereja, masa lalu dan masa akan datang (ay12). Berkat rohani dari ketaatan pengudusan hari Sabat(14) makna menguduskan hari Sabat:

a.       Mendapat kebahagiaan, aman; pekerjaan itu akan menjadi upahnya sendiri. Jika kita menyebut hari Sabat sebagai kesenangan, maka kita akan bergembira di dalam Tuhan; Semakin banyak kesenangan yang kita dapatkan dalam melayani Tuhan,

b.       Mendapat kehormatan dari Tuhan, dimampukan melewati perjalanan hidup di dunia, dan diangkat dalam kemuliaan Surgawi.

c.        Mendapat berkat rohani dariNya: makanan jasmani dan rohani (warisan Yakub), semua berkat perjanjian dan semua produk berharga Kanaan (yang merupakan jenis surga), untuk ini adalah warisan Yakub. Perhatikan, Warisan orang-orang beriman bukanya hanya menikmati berkat jasmani namun berkat Sorgawi.

d.       Kata”menyenangkan”, ditemukan 2x dalam ayat 13–14, adalah (Ibr.oneg: yang berarti “kegembiraan yang luar biasa”, “manis”, “lembut”, dan “halus. Kadang-kadang mengacu pada kemewahan, kaya dan lezat. Kata Oneg Bentuk Hithpael biasanya bersifat refleksif, artinya apa yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri. "Sukacita dirimu sendiri” hari sabat harus menjadi hari yang menyenangkan. Jadi berhenti pada Sabat adalah berhenti untuk melakukan usaha bisnis(tapi bisa membicarakannya), tapi melakukan hal yang menyenangkan hati Tuhan. Sukacita vertical dan horizontal (kebenaran, keadilan, membantu kebutuhan orang miskin). Sabat harus menjadi hari yang menyenangkan hati Tuhan, jangan senang untuk bekerja hari Sabat, sebab sabat bukan hanya pembebasan dari pekerjaan, tetapi simbol pembebasan dari pekerjaan kita sendiri.Yang menyenangkan Tuhan adalah memuji dan menyembahNya pada hari Minggu. sukacita keselamatan kita" terkait dengan sejauh mana kita menunjukkan sikap dan kegiatan yang baik.



[1] Dalam pasal ini, Tuhan mengungkap kekosongan dua ritual keagamaan seperti yang dilakukan di zaman Yesaya: puasa dan pemeliharaan Sabat. Keduanya adalah ekspresi tidak melakukan sesuatu. Dalam puasa,  tidak makan . Dalam pemeliharaan Sabat, tidak bekerja . Aspek penting dari bab ini menunjukkan kepada kita bahwa apa yang tidak kita lakukan tidak cukup untuk membuat kita benar di hadapan Tuhan. Perjalanan kita dengan Tuhan seharusnya tidak hanya ditentukan oleh apa yang tidak kita lakukan.

[2] Spiritualitas ditunjukkan oleh kualitas kasih dari hubungan pribadi kita (Yes. 58:4) dan oleh komitmen kita terhadap keadilan sosial dan untuk membantu orang miskin dan tertindas (Yes. 58:6-7), bukan dengan berpuasa”. Puasa dalam PL biasanya berlangsung dari matahari terbit sampai terbenam. Ini bertujuan religius dan dilakukan untuk berbagai alasan: untuk mengungkapkan kesedihan (1 Sam. 31:13), untuk menunjukkan keseriusan seseorang ketika memohon kepada Tuhan (Ezra 8:23), untuk menunjukkan pertobatan (Yunus 3:5- 10), dan untuk menghormati kekhidmatan Hari Pendamaian (Im. 16:29-31). Puasa yang sejati akan menuntun pada kerendahan hati di hadapan Tuhan dan pelayanan kepada orang lain. Kita menghilangkan diri kita sendiri agar kita dapat berbagi dengan orang lain dan melakukannya untuk kemuliaan Tuhan. Jika kita berpuasa untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan untuk diri kita sendiri, bukannya untuk menjadi orang yang lebih baik demi orang lain, maka kita telah kehilangan makna ibadah. Itu menyenangkan Tuhan ketika kita bersukacita dalam Tuhan

Mazmur 82:1-8

 

Psalmen 82:1-8

Polin Mangihuthon Jesus/Mengikut Yesus secara total

Marumanghon umpasa/puisi partodion, tangiang, alualu/keluhan: Masalah yang terjadi dalam kosmos adalah akibat ketidakadilan. Paingot angka panguhum ala so tingkos mandalahon uhum, jala maralo mai tu hadirion ni Debata, na manghalomohon keadilan. TUHAN adalah Allah, maka keadilan adalah hakekat-Nya”. Hakim, penguasa adalah symbol kehadiran Allah di bumi. Dalam pemahaman dunia kuno dianggap sebagai anak Dewa(hakim disebut “allah’elohim”/ manusia adalaha anak Allah). Menyebut hakim manusia sebagai "tuhan" menunjukkan tiga hal: 1) memiliki otoritas atas manusia lain, 2) kekuatan yang dia miliki sebagai otoritas harus ditakuti, dan 3) kekuatan dan otoritasnya dari Tuhan sendiri, yang digambarkan sedang menghakimi bumi dalam ayat 8. Namun mereka adalah manusia fana yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun mereka memutuskan tidak sesuai kehendak Tuhan. Apapun jabatan manusia di dunia ini maka, prinsip dalam menjalakan hukum, kebijakan adalah dibangun dalam prinsip Politik Kerajaan Allah. Manusia sebagai gambar Allah  akan hilang karena dosa. Marhite panindangion par Psalmen on taida mutiha jamita:

1.      Menggambarkan Tuhan sendiri yang menuntut para hakim, Tuhan menghakimi para hakim yang tidak adil, seharusnya martabat kekuasaan dan ketergantungannya pada Allah (1-2)

v Hakim adalah penguasa yang berkuasa untuk kepentingan umum. Hakim adalah pelayan pemeliharaan Tuhan, untuk menjaga ketertiban dan perdamaian, dan khususnya dalam menghukum pelaku kejahatan, dan melindungi mereka yang berbuat baik

2.      Ibadah adalah keadilan, membela yang lemah(3-4)

v Hukum adalah jalan untuk menegakkan keadilan? Bagaimana jika penegak hukum orang yang tidak bermoral: Maka hukum menjadi alat yang mematikan seperti racun atau belati. Adalah tugas hakim untuk mencegah kejahatan seperti itu.

v Tuntutan yang diberikan kepada semua hakim untuk berbuat baik dengan kekuasaan mereka, karena mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya (3-4)

3.      Allah menyingkapkan kelemahan hakim-hakim yang tidak adil.(5)

4.   Allah mengumumkan penghakiman atas hakim-hakim yang tidak adil(6-7) Dalam ayat-ayat ini Allah menjatuhkan hukuman atas para dewa/Hakim. Mereka ditolak “keilahiannya” dan akan mati sebagai manusia.

5.   Doa permohonan agar Tuhan melaksanakan penghakiman-Nya yang sempurna(8).  Doa pemazmur adalah seruan agar Tuhan menerapkan keadilan di dunia. Pemazmur mengundang Tuhan untuk menghakimi bumi karena semua bangsa adalah miliknya. Bagi pemazmur, Tuhan Israel adalah Tuhan yang mencintai keadilan.

-         Manang aha pe jabatan ni jolma, sadar ma ibana ingkon mate do ibana songon jolma biasa: Marsahit, marungkil, mate, hona uhum hombar tu pangalahona