Pendahuluan
Kitab wahyu
ditujukan kepada tujuh jemaat di Asia.
Tujuh jemaat yang menjadi tujuan penulisan Kitab Wahyu oleh Rasul Yohanes
adalah jemaat-jemaat yang memiliki begitu banyak pergumulan dan penderitaan
oleh imannya pada masa pemerintahan Kaisar Nero dan Domiktianus. Oleh sebaba itu kitah wahyu disampaikan
sebagai peenghiburan dan penguatan kepada umat yang bergumul.
Ay 4a: Allah senantiasa memberkati umatNya yang mau mendengar
dan mempercayaiNya. Sebutan pada ketujuh jemaat di Asia
dapat menunjukkan keberadaan jemaat pada waktu itu (Efesus,
Smirna, Pergamum, Tiatira, Sardis, Filadelfia, Laodikia), ke 7 jemaat tersebut ada di Asia tapi bukan merujuk pada
suatu benua seperti pada saat ini namun suatu Propinsi Romawi, identik dengan
Turki modern. namun disisi
lain sebutan ke 7 jemaat bukan hanya menunjukkan pada objek sejumlah itu
(kuantitasnya), namun juga kepada gereja sepanjang sejarah (historis-futuris). Angka Tujuh merupakan angka yang melambangkan kelengkapan,
kesempurnaan. Allah yang Mahakasih, senantiasa member kasih karunia bagi kita
yaang tidak layak mendapatkannya. Dalam hal inilah kita memahami bahwa
keselamatanahanyalah oleh kasuh karunia Tuhan Allah bagi kita (Rom 3:23-24; Maz
103:8-14). Nats ini juga meneguhkan orang-orang yang mengalami penganiayaan,
mengalami “badai”kehidupan agara senantiasa hidup dalam “damai”. Hanya di dalam
Tuhan manusia memperoleh damai sejahtera, (Fil 4:6-7; Yes 57:20-21; Amsal 28:1)
Ay 4b-5a: Allah kita Allah yang
Kekal, Allah yang Hidup dan yang Berkuasa
Hidup di dunia
ini tidak ada yang abadi, hanya sementara saja, demikian juga segala
penderitaan tidak abadi. Dengan demikian sikap orang percaya memiliki sikap
yang berbeda dalam menyikapi penderitaan. Orang peraya tidak focus pada
penderitaan namun akan mengarahkan hidupnya pada Tuhan yang kekal, sebab
“dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang” (ay 4b). Dengan pernyataan ini kita diingatkan bahwa
dengan keberadaanNya yang melampaui waktu, Allah mempunyai kontrol yang
berdaulat atas sejarah maupun masa depan. Tuhan yang kita sembah adalah Roh. Bilangan
7 tidak menunjukkan bahwa ada 7 Roh Kudus, tetapi melambangkan kesempurnaan.
Tetapi tentu saja sebetulnya Roh Kudus hanya satu (1Kor 12:4,7-11). Artinya
Allah senantiasa bekerja memberkati dan menguatkan umatNya dalam segala
pergumulannya. Oleh sebab itu, penderitaan tidak menjadi alasan bagi umatNya untuk
berhenti menjadi saksi kristus. Sebutan ‘Saksi yang setia’ untuk Yesus dalam
nats ini penting untuk gereja yang pada saat itu dan kini, yang banyak
mengalami penderitaan / penganiayaan karena Pemberitaan Injil yang mereka
lakukan (bdk. 2:13 11:3 17:6). Dengan ini mereka bisa meneladani
Kristus sehingga tetap menjadi saksi yang setia di tengah-tengah penderitaan /
penganiayaan (bdk. 2:10,13). Juga perlu diketahui bahwa kata Yunani untuk
‘saksi’ adalah MARTUS, dan dari sini diturunkan kata ‘martir’. Memang ada
hubungan yang erat antara ‘saksi’ dan ‘martir’.Bagi orang percayaan kebangkitan kristus menjadi dan
memberikan penghiburan dan kekuatan bagi orang kristen yang menderita karena
Kristus. Sekalipun
Kristus mati, tetapi Ia lalu bangkit, dan orang kristen juga akan mengikuti
pola itu.
Ay 5b-6: Pujilah Tuhan karena kasihNya
meskipun kita mengalami penderitaan
Nats ini adalah merupakan ajakan untuk memuji Tuhan meskipun umat
sedang mengalami penderitaan. Alasan memuji Tuhan adalah karena di dalam Yesus
Kristus, Ia telah mengasihi dan menebus kita. Dia telah melepaskan kita
dari dosa. Kata mengasihi’ ada dalam present
tense, sedangkan ‘melepaskan’ ada dalam past tense.Artinya Kasih
Kristus adalah suatu hubungan terus menerus. Kristus melepaskan kita sekali
untuk selamanya, tetapi selalu mengasihi kita (Ibrani 9:28). Kata melepaskan
dalam bahasa Yuanani disebut LUEIN yang artinya identik dengan mencuci atau
membebaskan. Artinya darah Kristus berfungsi untuk mencuci / menghapus /
mengampuni dosa kita. Itulah fungsi yang benar dari darah Kristus. Oleh sebab
itu dalam penderitaan, keadaan ditindas, dihina oleh dunia, miskin, sakit, dsb,
kita harus senantiasa menyadari kedudukan kita yang tinggi di hadapan Allah
ini. Orang percaya di dalam Kristus disebut sebagai ”kerajaaan“ bukan
“raja-raja“ artinya hidup dalam persekutuan yang fungsional bukan penekanan
pada posisi(struktur sosial), orang percaya adalah “imam“ yang senantiasa
mempersembahakan hidupnya bagi Tuhan.
Ayat 7-8: Hiduplah dalam pengharapan
Nats ini adalah merupakan penghiburan dan penguatan bagi jemaat
yang mengalami penderitaan. ay 7 ini menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya. Ini
merupakan thema besar dalam Kitab Wahyu dan merupakan sumber penghiburan bagi
orang kristen yang tertindas dan dianiaya, tetapi merupakan ancaman bagi orang
jahat / tak percaya. Sebutan kata „“awan“ dapat memiliki arti kehairan dan
kemuliaan Tuhan. [= awan dalam pemikiran Ibrani pada umumnya dihubungkan
dengan kehadiran ilahi (Kel 13:21; 16:10; Mat 17:5; Kis 1:9)] Jadi,
‘Yesus akan datang keduakalinya dengan awan-awan’ maksudnya adalah bahwa ‘Ia
akan datang keduakalinya dengan kemuliaanNya’. Dulu, pada kedatanganNya yang
pertama Ia datang dengan kehinaan karena Ia merendahkan diri menjadi seorang
manusia / bayi yang lemah dan miskin, sehingga banyak orang yang tidak
mengenaliNya atau mempercayaiNya sebagai Allah / Tuhan. Tetapi pada
kedatanganNya yang keduakalinya Ia datang dengan seluruh kemuliaanNya, sehingga
semua orang akan mengenaliNya sebagai Allah / Tuhan (bdk. Fil 2:10-11). Pengaharapn
orang percaya kepada Tuhan yang disebut sebagai Alpa dan Omega, menegaskan bahwa
Yesus adalah Allah, Dia adalah yang Awal dan terakhir, hal kembali menegaskan
penghiburan bagi jemaat kristen yang menderita. Pengakuan Alpa dan Omegaa menegaskan
bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah kita sebagai mana pengakuan Thomas.( Joh 20:28)
Renungan
Terkadang hidup ini tidak mudah, ada cobaan, godaan, tekanan,
penderitaan, baik yang datang dari diri kita sendiri maupun dari luar diri
kita, baik masalah social, ekonomi, kebijakan politik yang tidak adil, Namun
1.
Hiduplah dalam damai sejahatera
karena Yesus telah mendamaikan kita dengan Allah, bagaimana kita berdamai dengan
diri kita dan dengan sesama kita
2.
Hiduplah di dalam Iman, pengharapan
dan kasih (manghaposi Tuhan i, mengolu dibagasan pangkirimon, mangolu dibagasan
holong)