PERANAN KOMUNIKASI-MEDIA MASSA DALAM PELAYANAN GEREJA
I. Pendahuluan
Fenomena abad 21 diwarnai perkembangan era informatika, dan produk
informatika berkembang dengan pesat, sehingga komunikasi membawa berbagai
perubahan dalam kehidupan manusia secara cepat.
Perubahan tersebut sangat
berpengaruh ke dalam kehidupan manusia baik dalam dimensi budaya, pola pikir,
nilai-nilai sosial dan keberagamaan. Bahkan turut menentukan interaksi dan
relasi sosial antar masyarakat. Salah satu pengaruhnya adalah di dalam
mengambil keputusan dimana manusia dalam era informatika sudah lebih dahulu
memiliki berbagai data dan pertimbangan, sehingga keputusan yang diambil
merupakan keputusan yang tepat guna.
Media
massa kini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Namun, ketika
media massa mengalami perkembangan yang sangat maju, pihak yang menanganinya
semakin berusaha untuk memberikan informasi dan hiburan yang menarik yang tanpa
disadari bahwa informasi dan hiburan yang diberikan bisa merusak nilai-nilai
yang ada pada masyarakat. Bagaimana media massa berperan dalam kehidupan manusia.
Untuk memahami tentang media massa, maka perlu mengkajinya. Apakah sebenarnya
media massa itu? Bagaimana peranan media massa dalam kehidupan manusia? Apakah
media massa berperan tehadap pelayanan gereja? Sehubungan dengan itu dalam
pembahasan ini penulis mencoba mengangkat topik “Peranan Komunikasi-media massa dalam pelayanan Gereja”.
II. Tinjauan historis Komunikasi Media Massa
Proses
berkomunikasi paling banyak dilakukan oleh manusia. Pada awalnya komunikasi
antar manusia sangat bergantung pada komunikasi
dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan
media massa bertolak dari penemuan mesin
cetak oleh Johannes Gutenberg yang
berasal dari Jerman. Ia mencetak sebuah buku pers pada tahun 1453. Sebenarnya
ide surat kabar atau koran sudah setua zaman Romawi kuno dimana setiap
peristiwa yang terjadi setiap hari diterbitkan dalam bentuk gulungan yang
disebut dengan “Acra Diurna” (artinya kegiatan harian) dan mulai
berkembang sekitar tahun 1612.[1]
Di Indonesia perkembangan kegiatan jurnalistik dimulai pada masa pendudukan
Belanda, dan kemudian berkembang pada
masa Jepang berkuasa di Indonesia.[2]
Pada pertengahan abad ke 19, ditemukan alat komunikasi yang dinamakan telegraf.
Telegraf merupakan alat dasar untuk membawa pengetahuan manusia ke media massa elektronik. Telegraf
yang pertamakalinya dikembangkan di Inggris dan Amerika. Kemudian ditemukan
pula telepon oleh Graham Bell. Dalam
sejarahnya kemudian para ahli mengembangkan penemuan-penemuan baru sekaligus
mendirikan tempat-tempat penunjang yang terkait dengan penemuannya. Misalnya
pembuatan stasiun televisi, stasiun radio, baik swasta maupun pemerintah,
percetakan koran dan majalah. Pada tahun 1970 mulai dikembangkan internet.
Teknologi multimedia juga terus dikembangkan, mulai dari film (VCD/DVD),
informasi online, teknologi seluler dan sebagainya. Hingga kini inovasi
multimedia terus dikembangkan.[3]
Media massa adalah istilah yang mulai dipergunakan
pada tahun 1920 untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat luas. Dalam istilah sehari-hari , istilah ini sering disingkat
dengan media.[4]
Dengan
demikian perkembangan komunikasi media massa didorong oleh perkembangan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi perkembangan mental manusia dan boleh
dianggap sebagai pencapaian tertinggi dan paling karakteristik dalam kebudayaan
manusia. Ilmu diyakini sebagai puncak dan penyempurnaan semua aktivitas
manusiawi.[5]
Manusia mempunyai kedekatan dengan komunikasi,
komunikasi menjadi inheren dengan kehidupan manusia.Tanpa komunikasi, pikiran
manusia tidak akan berkembangan dengan sebenarnya; akan tetapi berada dalam
keberadaan yang abnormal dan sukar diterangkan apakah bersifat manusiawi atau
bersifat kasar. Manusia adalah makhluk sosial, kemanusiaannya harus dibuktikan
secara utuh melalui proses interaksi dengan manusia lainnya, dalam hal inilah
manusia disebut sebagai homo communicus. [6]
Komunikasi
menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan
yang dicapai umat manusia di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka
komunikasi antar manusia mengalami peningkatan yang amat cepat, menyebabkan
dunia yang luas semakin menjadi kecil, sempit dan permasalahan diberbagai
belahan dunia menjadi transparan dan cepat diketahui oleh dunia lain.
Percepatan perkembangan teknologi komunikasi seperti itu, terutama media
komunikasi manusia memiliki dimensi ganda dan sifat yang ambivalen. Media
sangat berperan strategis untuk mempercepat informasi sesuatu peristiwa di
suatu wilayah sehingga bisa diketahui oleh banyak orang di wilayah lain. Pada
sisi lain, media komunikasi massa (radio, televisi, film dan surat kabar) tak
dapat disangkal acapkali menyuguhkan serta mentransfer nilai, pemikiran gagasan
yang tidak senafas dengan nilai yang dianut oleh masyarakat.[7]
Media
massa merupakan institusi sosial baru, yang berkaitan dengan produksi dan
distribusi pengetahuan dalam pengertian luas. Institusi media massa pada
dasarnya terbuka, beroperasi dalam dimensi publik untuk memberikan saluran
komunikasi reguler bagi berbagai pesan yang dimungkinkan secara kultural dan
teknis, mendapat persetujuan sosial dan dikehendaki oleh banyak individu.[8]
III. Etimologi
3.1. Komunikasi
Van Doorn & Lammers menyatakan komunikasi
merupakan sebagai sebuah tindakan, yang menurutnya komunikasi dilihat dari dua sisi yaitu individu dan
sosial. Dari dua sisi tersebut dibagi
menjadi dua tipe yakni bersifat obyektif
(dari luar) yang melahirkan kegiatan dan cara, dan subyektif (dari dalam) yang
melahirkan proses psikis dan sikap. Sedangkan dari sisi sosial ia membagi komunikasi
obyektif yang melahirkan
interaksi dan relasi sosial, serta subyektif yang melahirkan komunikasi dan
hubungan sosial.
Koncaid & Schramn menyatakan komunikasi sebagai
sebuah proses yang artinya merupakan proses berbagi/menggunakan sebuah
informasi bersama dan pertalian para peserta dalam proses informasi tersebut
dinamakan komunikasi. Ciri adanya komunikasi minimal ada dua pihak atau lebih
dan ada proses berbagi informasi sehingga harus
selektif dalam memilih alat komunikasi dan memilih pola yang sesuai
untuk menggambarkan pikiran. Langkah-langkah
dalam sebuah proses komunikasi adalah menciptakan informasi, menyampaikan
informasi, memperdalam perhatian, menafsirkannya, memahaminya lalu
melaksanakannya serta timbul pengertian bersama. Selanjutnya Berlo mengatakan komunikasi sebagai cara untuk mempengaruhi orang lain. Oleh sebab itu unsur dalam
komunikasi meliputi adanya sumber (source), Pesan (message), saluran (channel),
penerima (recieve), dan akibat (effect). Lebih jauh Berlo memberikan ilustrasi
bahwa seorang dokter yang mendiag-nosa pasien, maka ia bertindak sebagai
sebuah sumber (source), pasien
sebagai penerima, message-nya adalah masalah kesehatan, channelnya adalah udara
(karena merupakan pola komunikasi dan effect nya adalah perubahan sikap dari
sang pasien.[9]
Dengan
demikian komunikasi dapat disebut sebagai:[10]
- Komunikasi sebagai elemen sosial. Komunitas sosial apapun bentuknya sangat dipengaruhi oleh komunikasi tertentu, baik komunikasi antar individu, kelompok, organisasi fungsional, komunikasi antar budaya dan komunikasi massa.
- Komunikasi sebagai ekspresi hakekat manusia. Hakekat manusia adalah mahluk sosial, oleh sebab itu komunikasi elemen penting dalam kehidupan bersama.
- Komukasi sebagai medium relasi.
- Komunikasi sebagai medium misioner. Gereja yang melihat kemajuan sistem komunikasi merasa perlu untuk mengadopsi sistim tersebut untuk menunjang pelayanan misioner. Dalam hal ini gereja harus memahami dan menyikapi bahwa peran media komunikasi sangat perlu disikapi secara positif untuk menunjang pelayanan (bandingkan seruan surat pastoral gereja RK dalam “Communio et progression”, 23 Mei 1971, yang menekankan pentingnya profesional komunikasi bagi petugas gereja dan “Aetus Novae”, 22 Pebruari 1992, yang mendesak gereja untuk memperbaharui pola pemahamannya atas perkembangan dan peranan positif media komunikasi).
3.2. Media massa
Kata
media berasal dari bahasa Latin, yaitu
medius, yang berarti tengah. Media berguna untuk menyebarluaskan
pesan-pesan kepada khalayak umum.[11]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media berarti
alat, penghubung, perantara atau sarana komunikasi seperti: koran, majalah,
radio, TV film, foster, spanduk. Tugas lain dari media adalah bertindak sebagai
pengontrol pemerintah, menyediakan informasi yang penting untuk pembangunan,
menyuarakan mereka yang tidak bersuara, menjadi sarana pendidikan, menyediakan
hiburan bagi masyarakat dan mempertemukan orang dengan kebudayaan.[12]
Sedangkan massa adalah kumpulan yang banyak sekali (berkumpul dalam satu tempat
atau tersebar).[13] Media
massa adalah sarana komunikasi yang digunakan sebagai saluran untuk
menyampaikan pesan atau komunikasi oleh komunikator atau penyampai kepada
khalayak luas atau massal dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis,
seperti: radio, film, surat kabar dan TV.[14]
Dari segi etimologis, ‘media massa’ adalah ‘komunikasi massa’. Komunikasi
massa adalah sebutan yang lumrah di kalangan akademis untuk studi ‘media
massa’. Dari segi makna, ‘media massa’ adalah alat/sarana untuk menyebar-luaskan
berita, analisis, opini, komentar, materi pendidikan dan hiburan.[15]
Dengan demikian komunikasi media massa sangat urgen untuk
menyampaikan pesan atau komunikasi oleh komunikator kepada masyarakat luas[16]
Jenis-jenis media massa
Media
massa dibagi dalam dua kategori yang media massa tradisional dan media massa
modern.[17]
a. Media massa tradisional.
Media
massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa
seperti:
§ Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
§ Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran
tertentu
§ Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat
dan menyeleksi informasi yang mereka
terima
§ Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
§ Adapun jenis-jenis media
massa tradisional meliputi: surat
khabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar)
- Media massa modern. Media massa modern misalnya internet dan telephon selular. Media massa ini lebih modern dan memiliki ciri-ciri seperti:
§ Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui
SMS atau internet)
§ Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun
juga oleh individual
§ Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
§ Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
§ Penerima yang menentukan waktu interaksi
Sementara menurut Hafied Canggara, media adalah
alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak ramai. Dalam hal ini, ia menggolongkan media
tersebut ke dalam beberapa golongan, yaitu:
§ Media Pribadi: Komunikasi yang disampaikan melalui orang tertentu. Hal
ini biasanya banyak dilihat bagi masayarakat yang tinggal di pedesaan. Namun
dalam perkembangan modern ini komunikasi media pribadi ini dapat dilakukan
memalui surat, telepon, hand phone
§ Media Kelompok: Komunikasi yang melibatkan lebih dari 15 peserta.
Komunikasi ini misalnya dapat dilihat dalam kegiatan rapat, seminar, dan
konferensi.
§ Media Publik: Media publik biasanya dihadiri oleh lebih dari dua
ratusan orang, misalnya: rapat akbar, rapat raksasa.
§ Media Massa: Jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka
berada, maka yang digunakan adalah media massa, alat yang digunakan media massa
ini adalah surat kabar, film, radio, televisi, dll.[18]
3.2.1. Manfaat Media Massa
Salah satu peranan media adalah mempengaruhi
sikap dan perilaku orang/public. McDevitt
mengatakan, “Media cukup efektif
dalam membangun kesadaran warga mengenai suatu masalah (isu).” Lindsey berpendapat, “Media memiliki
peran sentral dalam menyaring informasi dan membentuk opini masyarakat.”
Sedangkan para pemikir sosial seperti Louis
Wirth dan Talcott Parsons menekankan pentingnya media massa sebagai alat
kontrol sosial.[19]
Dalam ilmu komunikasi, pemberitaan komunikatif dapat dilakukan melalui
beberapa media, yakni:[20]
1.
Media berfungsi sebagai sarana
untuk mengkomunikasikan makna melalui berita antar pribadi.
2.
Media mengkomunikasikan antar
kelompok dan antar pribadi.
3.
Media massa atau publik
mengkomunikasikan kepada semua orang tanpa batas usia, status sosial, budaya
dan agama. Misalnya: televisi, surat kabar dan lain-lain.[21]
Dalam
era informatika masa kini, media massa memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara dan sekaligus menjadi kriteria untuk membenarkan
informasi tentang suatu berita. Sekalipun setiap media massa memiliki kualitas
masing-masing, namun setiap media massa memiliki ciri khas, baik dari segi
metode pemberitaan, isi berita maupun keabsahan kebenaran yang diinformasikan.
Selain itu, media massa memiliki orientasi pembaca, pendengar dan pemirsa
masing-masing sehingga untuk memanfaatkan media massa dalam rangka
mengkomunikasikan Injil Kristus harus mempertimbangkan latar belakang setiap
media massa tersebut.
Informasi
atau berita yang disampaikan melalui media massa mempunyai karakteristik
tersendiri sesuai dengan latar belakang kepemilikan dan orientasi media massa
tersebut. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan media massa yang ada perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:[22]
1.
Pengorganisasian. Media massa selalu dikelola oleh suatu lembaga atau badan yang
biasanya terpisah dari kelembagaan gereja.
2.
Karakteristik, sifat media massa:
2.1.Informasi dari media selalu bersifat satu arah. Sifatnya monolog dan
kurang dialogis sekalipun harus diakui bahwa akhir-akhir ini berbagai media
massa mulai membuka kemungkinan terjadinya dialog interaktif.
2.2.Informasi melalui media massa selalu bersifat meluas dan serentak.
Artinya, pemirsa, pendengar atau pembaca tidak dibatasi oleh daerah baik desa
maupun kota, muda atau tua dan batas-batas sosial lainnya. Oleh karena itu
memanfaatkan media massa harus disesuaikan dengan berita yang layak bagi umum.
2.3.Berita atau informasi dari media massa mempunyai sifat yang terbuka dan
bebas dari hambatan kesukuan, agama dan budaya. Oleh karena itu setiap
informasi yang ditemukan di media massa akan mendapat respon dan
diperbandingkan dengan nilai-nilai yang dimiliki suku, agama dan budaya yang
lain.
Pemberitaan
Injl dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik lisan maupun tulisan. Khotbah
misalnya, dapat dilakukan melalui media massa sekalipun harus mempertimbangkan
penyajian khotbah secara tertulis. Gereja dapat memanfaatkan berbagai media
massa baik untuk penyampaikan firman Tuhan, pembinaan maupun pengembangan
gereja itu sendiri.[23]
Dengan melihat urgensi pemberitaan media massa maka gereja perlu melakukan dua
hal, yaitu:[24] Pertama;
Menjadi gereja yang kreatif dan
inklusif. Kedua; Menjadi gereja yang inovatif.
Dampak Positif dan Negatif Media Massa
Adapun pengaruh media massa pada masyarakat menyatakan, baik dalam skala
mikro maupun dalam skala makro, bahwa media massa mempunyai dampak yang tidak
kecil bagi masyarakat. Dampak yang sangat rentan atas pengaruh media massa bagi
masyarakat adalah dampak kepada sistem sosial yang dipunyai oleh sebuah sistem
masyarakat Hal ini menampakkan adanya korelasi tak terbantah antara media massa
yang menghasilkan sistem nilai tertentu dengan proses pemaknaan hidup sosial
masyarakat[25].
Teknologi
adalah produk manusia, artinya tidak ada
teknologi tanpa manusia. Maka tanpa manusia sebagai pengguna ia tidak ada
artinya. Karena manusia cenderung melakukan kejahatan, maka masalah teknologi
bukan terletak pada produknya melainkan pada manusianya.[26]
Sejak dekade 90-an, sudah semakin meningkat minat dan kegiatan PCS (Personal Communication System) atau
sistem komunikasi yang dimiliki dan dibangun secara personal. Dampak komunikasi
personal ini menimbulkan individualisme yang selalu percaya atas kemampuan diri
sendiri, dengan berhubungan pada orang lain atau tanpa orang lain. Pada satu
sisi, PCS ini dapat menimbulkan hal-hal negatif, misalnya menjadi orang
tertutup dan tidak dapat berkomunikasi. Sedangkan dalam sisi lain, berdampak
positif karena membangun percaya diri dan dapat mengakses informasi ke luar
negeri dengan mudah dan menjadi manusia global.[27]
Pentingnya era globalisasi diperhadapkan dengan iman dewasa ini, disebabkan
oleh phase dalam dekade akhir milenium kedua ini menunjukkan awal milenium
ketiga, di mana hasil daya cipta dan aplikasinya kepada kehidupan di dunia ini
bukan saja mencapai peningkatan yang amat dahsyat, melainkan bergerak secara
serentak dan cepat mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia.[28]
Menurut
Karl Erik Rosengren pengaruh media
cukup kompleks dampaknya bisa dilihat:[29]
Pertama, skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
Kedua,
kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari), dan lambat(puluhan
tahun/abad) dampak itu terjadi.
Media
massa sangat berpengaruh terhadap pribadi manusia. Secara perlahan-lahan namun
efektif, media membentuk pandangan pemirsanya
terhadap bagimana seseorang melihat pribadinya dan bagiamana seseorang
seharusnya berhubungan dengan dunia sekitarnya.[30]
ü Media memperlihatkan pada pemirsa bagaimana standar hidup yang layak
bagi seorang manusia, dan pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak
atau apakah ia telah memenuhi standart itu, dan gambaran ini banyak dipengaruhi
dari apa yang pemirsa lihat.
ü Penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi
apa yang pemirsanya inginkan. Misalnya media mengilustrasikan keluarga yang
ideal, dan pemirsanya mulai membandungkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut dimana kehidupan
kelurga ilustrasi itu begitu sempurna sehingga kesalahan mereka mrnjadi menu
pembicaraan sehari-hari pemirsa atau mereka mulai menertawakan tokhyang aneh
dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut.
ü Media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang
lebih baik, pintar, cantik/tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan
cepat mengidentifikasikan mereka sebagai
penyihir seperti Harry Potter. Bagi
pemirsa dewasa proses pengidolaan ini terjadi dngan lebih halus, mungkin
remaja/ABG akan meniru gaya bicara idola
mereka. Meniru cara mereka
berpakaian. Semnetara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar mereka lihat dengan gambaran
yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus.
Bagi
remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau
pendengar mereka juga menjadi “penentu”dimana
mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan
pendapatnya
Pengaruh
media bisa dianalisis dari segi fungsi komunikasi massa. Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model
sederhana yang sering diikuti untuk model komunikasi hingga saat ini yakni:[31]
Siapa (who)? Pesannya apa (says what)? Saluran yang digunakan (in what channel)?
Kepada siapa (to whom)? Apa dampaknya (with what effect)?
Kehidupan
masa kini sangat diwarnai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
hampir merambah diseluh aspek kehidupan manusia. Penghayatan hidup personal
sangat kuat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan pola pikir dan mentalitas manusia sangat dipengaruhi oleh penanaman nilai yang jelas
sangat kuat dipengaruhi oleh
perubahan peradapan. Sistim komunikasi modern sangat memudahkan orang-orang
untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber-sumber lain. Khotbah pendeta
pada masa lalu menjadi referensi utama dan hal iman dan moral, namun pada saat
ini jemaat dapat dengan mudah meng akses informasi melalui media cetak dan
elektronik. Situasi ini menjadi tantangn bagi gereja dalam melakukan
pelayanannya. Oleh sebab itu tantangan yang dihapai oleh gereja perlu disikapi
dengan bijak, dengan demikian komunikasi tidak hanya dipahami sebagai sebuah
metode, namun lebih menjadi bagian
integral dari kehidupan gereja yang misioner.[32]
Dampak
komunikasi dapat menimbulkan perubahan
dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari sumber. Komunikasi
dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek yang diharapkan oleh sumber
seperti pengetahuan, sikap dan perilaku atau ketiganya. Perubahan-perubahan di
pihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima
sebagai umpan balik.[33]
Globalisasi, industrialisasi dan media massa juga memiliki dampak positif bagi manusia. Industrialisasi
menyediakan berbagai kebutuhan bagi manusia, baik bagi hidup maupun bagi
kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan manusia. Namun globalisasi, industrialisasi serta media
elektronik juga membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia, termasuk bagi
anak-anak.[34]
Dalam bagian itu biasa disebut beberapa hal:[35]
§ Tayangan iklan dalam film/TV dapat mendorong pola hidup konsumerisme.
§ Pergeseran nilai-nilai agama yang dipengaruhi oleh tayangan adegan
kekerasan, seks dalam film / TV.
§ Produk-produk tertentu sebagai hasil industrialisasi tidak mendorong
sikap hidup yang menekankan kerja keras (misalnya, kalkulator dan lain-lain).
§ Nilai-nilai budaya dari luar dengan mudah diserap yang isinya acapkali
bertentangan dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa kita.
Walaupun
media massa memiliki dampak negatif namun keberadaan media komunikasi sangat penting dalam pewartaan gereja, oleh sebab itu ada beberapa
yang perlu dilakukan oleh gereja.[36]
§ Tetap memandang media komunikasi
sebagai sarana pendukung dalam pewartaan iman kepada Kristus
§ Mengetahui dan menyadari
kehadiaran media jika tidak dipergunakan
sebagaimana mestinya, akan membawa
dampak yang dapat merusak hubungan antar pribadi dan lebih jauh dapat
merusk martabat keluhuran manusia
§ Menyerap segala infromasi-informasi
penting yang sifanya membangun iman seseorang menjadi lebih dewasa dan matang,
sekaligus berupaya menghindari hal-hal negatif yang bersifat merugikan
Tinjauan Alkitabiah
Peradapan
manusia sangat tergantung dengan perkembangan media komunikasi yang dipakai.
Manusia berusaha menemukan media
komunikasi yang bertujuan untuk mengatasi
banyak permasalahan dalam hidupnya.
Orang percaya sepanjang zaman memakai
media komunkasi itu menjadi alat untuk pekabaran Injil. Bersamaan dengan
kapitalisasi dan modernisasi yang
berkembang, peran media semakin kompleks dan vulgar. Media tidak lagi ‘hanya” wadah penyampaian informasi
untuk berbagai kebiasaan . Kekuatan media ini terbukti mengambil bagian
yang strategis dalam PI.[37]
- Komunikasi oral[38]. Sisitim komunikasi oral merupakan cara komunikasi yang paling tua yang telah dimanfaatkan orang percaya untuk memberitakan, mengajarkan pokok-pokok iman kepercayaan kepada orang lain. Sistim komunikasi oral telah diyakini sebagai salah satu pemberitaan Injil yang paling efektif dan mencapai sasaran.
- Komunikasi dengan tulisan[39]. Injil telah diberitakan dengan sistim komunikasi tulisan. Melalui sistim komunikasi tulisan injil telah diwariskan secara turun temurun. Alkitab telah dicatat dalam berbagai bentuk penulisan pada tulisan di batu yang mengkomunikasikan firman Tuhan.
3.4.
Media
Massa Bagian integral dalam Pelayanan Gereja
Pelayan
gereja tidak hanya melalui ibadah dalam gereja saja, namun gereja dapat
menggunakan media internet. Pelayan melalui media internet dapat dilakukan,
misalnya gereja perlu mengirimkan bahan-bahan renungan harian, artikel. Melalui
hanphone dengan mengirimkan pesan-pesan Alkitabiah terhadap warga jemaat.
Penginjilan
merupakan salah satu tugas gereja yang sangat penting sesuai dengan amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius
28:19-20. Ada beberapa hal yang dapat
dilihat sebagai kontribusi pelayanan yang dapat dilakukan melalui media elektronika, misalnya seperti
radio
Teknologi
bijak untuk disikapi sebagai berkat Tuhan kepada manusia. Di dalam perspektif
Kristen, era informasi dan teknologi merupakan peluang untuk mewujudkan secara
maksimal berita keselamatan yang dinyatakannya dalam Yesus Kristus. Di satu
pihak Allah menghendaki manusia hidup sejahtera agar manusia dikaruniai akal
budi, sehingga manusia dapat mengembangkan kehidupannya. Kebutuhan dan
penyebaran informasi sebenarnya sejalan dengan semangat kristiani. Maka,
kemajuan teknologi adalah potensi yang terbuka untuk dikembangkan bagi
kepentingan pelayanan gereja.[40]
Melihat
keadaan hidup manusia pada era informatika, gereja harus secara proaktif dalam
tugas dan pelayanannya. Misalnya, melakukan program pelayanan yang disesuaikan
dengan informatika tanpa menghilangkan sistem tradisional dalam berkomunikasi.
Gereja juga harus sudah dapat menggunakan alat-alat informatika dan mengakses
berbagai informasi yang dibutuhkan.[41]
Setiap
informasi harus dapat dipahami sebagai bahasa untuk petunjuk “planning direction” (perencanaan dan
pelayanan). Dengan demikian kemajuan teknologi informatika tidak hanya
berpengaruh terhadap dunia, termasuk gereja dan orang-orang Kristen. Gereja
perlu mengadopsi nilai-nila yang baik yang diperoleh dari informatika dan
mengkomunikasikannya ke dalam kehidupan bergereja. Memang di satu sisi
perkembangan teknologi informatika ada yang bersifat destruktif terhadap
pelayanan dan kehadiran gereja. Disisi lain, perkembangan teknologi informatika
dapat menjadi suatu peluang untuk mengembangkan suatu pelayanan gereja. Melalui
teknologi informatika, kelemahan-kelemahan dalam pelayanan dan hambatan untuk
meningkatkan efektivitas dan peningkatan pelayanan dapat teratasi. Salah satu
hal positif dari perkembangan informatika adalah munculnya rasa tanggung jawab
secara individual terhadap gereja. Setiap pribadi mempunyai peran yang
dibutuhkan gereja. Hendaknya gereja menjadi tempat terbuka bagi siapa saja baik
pribadi maupun keluarga warga jemaat, untuk bersekutu dan melayani sesuai
dengan talenta yang dimilikinya masing-masing.[42]
Melihat
keadaan hidup manusia pada era informatika, gereja harus proaktif memanfaatkan
alat-alat informasi dalam pelayanan. Misalnya: dalam membentuk program
pelayanan maka para pelayan harus menjadi orang yang dibangun atau yang mampu
memanfaatkan alat-alat informasi tanpa menghilangkan sistem komunikasi
tradisional.
3.5. Tinjaun Etis
Ada
dua kemungkinan sikap gereja terhadap perkembangan komunikasi dan informasi,
yaitu:[43]
- Gereja yang ekslusif: Gereja yang tertutup terhadap informasi dan komunikasi beserta alat-alat atau media informasi. Pemberitaan Injil, khotbah dan pengajaran iman Kristen hanya melalui komunikasi tradisional yaitu dengan pengajaran verbal (diluar itu tidak ada diminati).
- Gereja yang inklusif: Ada gereja yang terbuka terhadap informasi dengan melakukan program pelayanan dan memanfaatkan sarana-sarana informasi yang ada. Dalam setiap pelayanan selalu menggunakan berbagai data untuk menyebarkan pengajaran iman Kristen dan berita Alkitab.
Sikap gereja yang kita harapkan ialah dengan
terbuka menerima informasi tersebut
sekalipun harus diakui bahwa setiap informasi dapat berdampak destruktif
(merusak) sekaligus dapat juga bersifat membangun (konstruktif). Namun justru
karena kedua sikap itu dalam informasi dapat berfungsi sebagai pengarah program
pelayanan (planning direction).
Dengan
melihat sisi positif dan negatif tersebut, gereja dapat memanfaatkan informasi
sebaik-baiknya sebab melalui sarana dan prasarana informasi, kelemahan-kelemahan
pelayanan dan hambatan-hambatan yang ditemukan dapat teratasi. Gereja melalui
pelayanannya juga harus mampu hadir ditengah-tengah jemaat sesuai dengan
perilaku atau pribadi yang terjadi dalam jemaat. Dengan demikian pelayanan
gereja di era informasi harus memanfaatkan sarana informasi dan komunikasi
seefisien dan seefektif mungkin.
Hendaknya
gereja menggunakan media massa menjadi kekuatan dalam peluang PI. Kekuatan
media masssa memiliki peluang untuk mengkontruksi realitas yang sangat
besar. Media dengan mudah menciptakan
kebenaran menurut persepsi dari media
tersebut. Masyarakat akan dengan mudah menginterpretasikan sebuah kebenaran yang
dianut oleh media tersebut, dan itu bisa
berakibat baik dan juga sebaliknya.
Dalam
terori pembelajaran sosial media berada
diposisi sentral di dalam struktur kehidupan bermasyarakat, baik itu
pengaruh, kepentingan maupun nilai-nilai
kebenaran dapat dipertontonkan lewat eksistensi media tersebut. Jika dipandang dari sudut teori
pembelajaran sosial. Maka pemakaian
media massa untuk pemberitaan Injil dan pembentukan karaktek bangsa adalah hal yang urgen untuk dilaksanakan
gereja. Gereja perlu mengimbangi
media-media lain yang komersial. Berbagai penelitian mengatakan, menonton
televisi dengan tayangan yang berisikan kekerasan, konsumerisme dll, secara
berlebihan di kalangan anak-anak bisa
menyebabkan cara hidup yang pasif dan
malas bergerak pada anak-anak. Dalam hal ini gereja dapat melakukan, dimana
gereja sebagai kekuatan yang berada diluar media dapat mempengaruhi pemilik
media dan pelaku media agar lebih berpihak kepada nilai-nilai universal seperti
yang diajarkan oleh Yesus.[44]
Nampaknya
media massa, kini dan masa yang akan datang akan menjadi salah satu faktor yang
menentukan untuk membentuk kepribadian manusia baik secara negatif dan positif.
Oleh sebab itu bagi gereja media massa menjadi peluang dan tantangan dalam
pelayanan. Sehubungan dengan pemaparan di atas maka ada beberapa yang menjadi
peran penting media massa yang perlu disikapi dalam meningkatkan pelayanan
gereja yakni:
a. Media massa sebagai sarana
untuk berkoinonia
§ Media massa sebagai sarana untuk membangun antusias jemaat beribadah
§ Melalui Hand Phone gereja dapat membangun hubungan komunikasi
persaudaraan di dalam kasih Kristus terhadap jemaat baik secara personal,
komunal, regional, maupun global
§ Melakukan upaya-upaya kemitraan bersama
gereja-gereja dan lembaga-lembaga Kristen lainnya untuk mencapai misi gereja
§ Membangun kemitraan antar jemaat Kristen dalam wadah oikumenis
§ Membangun komunikasi secara internsif dan berkelanjutan terhadap jemaat
baik dalam hal ucapan ulang tahun kelahiran, ulang tahun pernikahan, dukungan
moral.
§ Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
memupuk dan meningkatkan kerja sama antar gereja.
b. Media massa sebagai sarana
bermarturia
§ Sebagai sarana untuk menyuarakan suara kenabian baik bagi warga jemaat,
masyarakat dan juga pemerintah
§ Mengadakan kursus-kursus dan
seminar-seminar tentang pelayanan media massa, terutama pelayanan Kristiani
melalui media cetak dan elektronik
§ Menggunakan dan memanfaatkan media
komunikasi massa, khususnya media cetak dan media elektronik sebagai sarana
untuk memberitakan kabar baik bagi masyarakat.
§ Media massa (HP, TV, Radio) dapat sebagai alat untuk mengkomunikasikan
Injil dan sebagai sarana penginjilan
yang praktis
§ Media massa sebagai sarana untuk melakukan sharing, diskusi maupun
dialog secara personal
§ Membuat program-program siaran rohani
bagi radio dan televisi yang berisi penerangan, pendidikan, kebudayaan dan
penghiburan yang berlandaskan pada etika Kristiani.
§ Sebagai sarana informasi cepat dan praktis sehingga dengan mudah jemaat
mengetahui dan terpanggil untuk menjadi bagian dari misi gereja
§ Sebagai sarana untuk memberikan pendidikan sosial politik, sosial
ekonomi, sosial budaya, IPTEK
§ Memberikan pemahaman dan panggilan orang Kristen dalam konteks
masyarakat majemuk
§ Media massa sebagai sarana memberikan pengajaran moral, spiritual,
melalui TV, Radio, HP, Internet, media cetak, majalah gereja, dll.
c. Media sebagai sarana
berdiakonia
§ Media massa sebagai sarana untuk sosialiasi progam pelayanan dalam
bidang sosial gereja
§ Membuka peluang-peluang bagi
orang-orang Kristen untuk mengekspresikan imannya dengan berdiakonia
§ Sebagai sarana sosial untuk solidaritas
§ Media massa sebagai sarana pelayanan pastoral; Menghibur orang yang
sakit, Menguatkan yang berduka, Meneguhkan yang bergumul dengan masalahnya, dan
sebagainya.
IV. Kesimpulan dan Saran
Komunikasi
media massa merupakan sarana yang memberi dampak positif dan negatif, hal ini tergantung bagaimana kita
menyikapi dan menggunakannya. Gereja hendaknya memanfaatkan komunikasi media
massa sebagai bagian integral dalam pelayanan gereja. Adalah bijak untuk
mensyukuri perkembangan informasi komunikasi dewasa ini sebagai buah karya
cipta perkembangan IPTEK. Oleh sebab itu Gereja dapat menggunakan sarana
media massa sebagai intrumen
untuk meningkatkan pelayanan gereja. Media massa dapat berperan dalam tri-tugas
hakikat gereja, yakni bersaksi, bersekutu, melayani untuk kemuliaan dan
kebesaran nama Tuhan kita Yesus Kristus. Gereja juga harus sudah dapat
menggunakan alat-alat informatika dan mengakses berbagai informasi yang
dibutuhkan.
Sehubungan
dengan peran media massa, serta dampak positif dan negatifnya bagi kehidupan
warga jemaat maka ada beberapa hal perlu diperhatikan oleh gereja yakni:
- Gereja perlu membuat/membuka, dan mengembangkan layanan infomasi khusus, baik di tingkat pusat, distrik, ressort, pagaran, weiks/lingkungan, dimana jemaat dapat memberi dan menerima informasi secara cepat dan praktis. Secara khusus HKBP telah memiliki satu Biro informasi, namun biro ini perlu dikembangkan sampai ke jemaat lokal.
- Memanfaatkan daya media massa modern yang ada seperti radio, televisi, multimedia, internet.
- Memberdayakan media alternatif yang lazim dikenal sebagai media komunitas seperti teater rakyat, gondang, drama, poster, selebaran, forum diskusi, dan folkmedia dalam bentuk sastra rakyat seperti pantun, teka-teki, syair, tarian, nyanyian dll. Media komunikasi komunitas ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya-budaya bangsa kita. Umumnya media-media itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan pesan-pesan moral, tentang yang baik dan yang jahat.
- Gereja hendaknya tetap membekali jemaatnya untuk memiliki sikap kritis terhadap dampat negatif informasi media massa. Media massa dan informasi yang dihasilkannya bukan satu-satunya kebenaran mutlak untuk itu perlu dikritisi
- Gereja hendaknya senantiasa proaktif dalam mengakomoder setiap informasi yang berkembang dalam masyarakat (baik isu politik, ekonomi, sosial, agama, budaya, dll) dan memberikan penjelasan menurut iman kristen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar