Kamis, 23 Juni 2022

Lukas 9:51-62

 


Lukas 9:51-62

Topik: Pengikut Tuhan Yang Setia/ Satia Mangihuthon Debata

I. Perubahan arah pelayanan dari Galilea dalam misi ke Yerusalem. Yerusalem adalah tempat kematian, kebangkitan dan Kenaikan Yesus dan juga kisah Turunnya Roh Kudus. Jadi Yerusalem sebagai symbol yang penting dalam iman Kristen baik secara historis dan teologis.

II. Penjelasan Nast:

1.      Hidup ini adalah perjalanan: Perjalanan Yesus menuju Yerusalem adalah perjalanan yang penuh tantangan. Para murid yang diutus untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus ternyata tidak mendapat respon yang baik, sebab secara sosial Yahudi dan Samaria bermusuhan, mengingat Orang Yahudi menghancurkan tempat Ibadah orang Samaria di Gunung Gerizim tahun 128 sM, namun penolak itu bukan mewakili semua orang Samaria (Bnd. Samaria yang Baik hati, Luk 10:25-37), sikap penolakan orang Samaria menimbulkan rasa kesal (sentiment, negatif) bagi Murid yakni Yakobus dan Yohanes sehingga mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?", namun sikap Yesus malah menegor muridNya, sebab jalan kekerasan dan menghakimi orang lain bukanlah bentuk kasih. Artinya jangan menggunakan “kebenaran diri, kekuasaan” untuk menghancurkan orang lain. Yesus menekankan bentuk pelayanan pemulihan bukan pembalasan.

2.      Panggilan mengikut Yesus adalah bukanlah panggilan yang mudah, harus siap untuk ditolak (51-56), menghadapi tantangan/tidak nyaman(ay 57-58). Jadi mengikut Yesus adalah panggilan memiliki komitmet yang kuat, tidak mendua hati, mengabaikan kepentingan pribadi, hal duniawi yang terikat pada budaya dan keluarga (Ay 60-61) namun fokus pada tujuan pelayanan misi Tuhan (ay 62)

a.      Marilah kita merenungkan komitmen kita untuk mengikut Yesus, itulah fokus yang utama daripada sikap memikirkan kesalahan orang lain dan melihat kebenaran kita. Yesus menegaskan ketika kita diperhadapkan pada tantantang dan penolakan, maka kita tidak focus pada hal tersebut, namun marilah kita memeriksa diri kita sendiri (komitmen), kita harus merenungkan apakah yang membuat hidup kita terikat pada hal lain yang membuat kita tidak fokus untuk mengikut dan melayani Yesus.                               

b.      Mengikut Yesus harus bersedia melepaskan masa lalu(Dosa, kebiasaan,dll), mengikut Yesus harus meinggalkan zona aman dan melangkah maju( melangkah melakukan hal-hal yang baru), orang yang membajak harus fokus melihat ke depan bukan ke belakang. Mengikut Yesus adalah memberi identitas baru, menjadi warga kerajaan Allah (Pilipi 3:20), hidup yang terarah pada hal yang kekal dan tidak focus pada hal duniawi yang fana (1 Pet 2:11). Hidup orang percaya ibarat “pendatang” di dunia ini, seperti pengembara yang menjalani jalan yang belum pasti, namun Roh Tuhan yang akan memandu jalan hidup. Hidup menjadi pengembara itu hidup tanpa rumah, hidup penuh tantangan dan bahkan musuh, namu tujuan akhir hidup adalah hidup dalam keabadian bersama Tuhan.

c.      Sikap ingin menjadi “pemenang”, menyalahkan orang lain dan membenarkan diri sendiri dan merasa Tuhan ada dipihak kita adalah sikap  yang salah, bahkan membawa kita jatuh kedalam dosa.

Rut 1:7-17:Satia Mangihuthon Debata/Pengikut Tuhan yang setia

 

Jamita Minggu, 26 Juni 2022

Rut 1:7-17

Topik: Satia Mangihuthon Debata/Pengikut Tuhan yang setia

Boha do hita mangalapati satia mangihuthon Debata:

1.      Berani meninggalkan/mengubah status kehidupan duniawi(ikatan adat, budaya,etnis/ social), menjadi identitas baru(dari Moab menjadi Israel), keputusan Rut dan Orpa berbeda.

-          (Ingkon umbalga do holongnirohanta tu Tuhan i sian holongta sian na adong doportibion(apa yang ada di dunia ini hanya sementara): Pertobatan, Kembali ke Betlehem dari Moad. Perpindahan dari Moad bukan hanya pindah alamat, status sosial. Meninggalkan dunia lama, dan menyembah Tuhan secara total. Hidup dalam kasih memberikan kita kekuatan dalam menhadapi hambatan dan tantangan.

-   

-     Pemeliharaan Tuhan terkadang sangat sulit,dosa kita masa lalu bukan berarti tidak ada harapan untuk masa depan. Tuhan selalu bekerja untuk kita untuk membuat masa depan kita supaya jangan putus asa

2.      Bertahan dalam ujian iman, Kesetiaan kepada Tuhan selalu ada ujian: Iman itu teruji saat kita kehilangan apa yang Tuhan berikan kepada kita. Kesetian itu diuji dari Hidup mengikut Tuhan bukan mencari hal yang enak.

-          Komitmen, dedikasi dari Rut yang setia. Rut lebih memilih kesetiaan kepada Tuhan daripada kenyamanan duniawi. Rut mau berkorban, berani mengambil resiko dan meninggalkan zona aman(keluarga, budaya lamanya, dll)

-          Dari penderitaan lahir kekuatan: Hidup itu adalah campuran pengalaman manis dan indah, menantang dan menyakitkan. Iman tidak menghilangkan rasa akit, tapi memampukan melewati rasa sakit. Dengar air mata, mata kita jadi jernih. Dengan Penderitaan kita semakin tahan uji. Sebenanya orang yang terputus hubungan dengan Tuhan akan menderita. Jadi orang yang hidup bergantung pada Tuhan tidak benarbenar menderita. Ini tidak masuk akal, memang iman itu terkang sulit diterima akal.