Senin, 27 September 2021

Tuhan mengetahui Isi hatimu


Markus 7:17-23

Topik: Tuhan mengetahui Isi hatimu

Hati-hati dengan hati, hati pusat kehidupan, hati manusia bias seperti binatang buas jika idak dijinakkkan. Terkadang hati melihat apa yang tidak terlihat oleh mata.  Air mata berasal dari hati dan bukan dari otak. Hanya dengan hati seseorang dapat melihat dengan benar; apa yang penting tidak terlihat oleh mata. Simpan cinta di hatimu. Hidup tanpanya seperti taman tanpa matahari ketika bunga-bunga mati. Lakukan pekerjaan Anda dengan sepenuh hati, dan Anda akan berhasil – hanya ada sedikit persaingan. Hati manusia sangat mirip dengan laut, ada badainya, ada pasangnya dan di dalamnya ada mutiaranya juga

Hidup orang Kristen tidak terikat atau ditentukan oleh tradisi atau etnis tertentu, tapi oleh kemurnian yang terpancar dari hati, yang dimanifestasikan oleh cinta kepada orang lain. Kita mungkin tidak membutuhkan lebih banyak tradisi, tetapi lebih banyak refleksi tentang apa yang berasal dari hati kita. Selain itu, tradisi bisa menjadi baik, dan dapat mengarahkan orang lain kepada Tuhan. Bagaimana kita dapat mengevaluasi tradisi (adat, kebiasaan) kita dalam terang firman Tuhan?

 Pentingkah kebersihan lahiriah itu penting (mencuci tangan, kebersihan, dll). Menjaga kebersihan itu sangat penting apalagi dalam menyikapi Covid 19, (Pakai masker, Mencuci tangan, jaga jarak, hindari kerumuman, dll) sangat penting namun yang utama adalah kebersihan batiniah(hati) Perintah Allah itu lebih utama dari tradisi manusia (ay 8) Tradisi perlu untuk diperlihara namun tradisi jangan mengabaikan Firman Allah.

Yesaya 29:13 “Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan.  Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."( 1 san 16:7)

Tidak ada yang haram jika semua disyukurin (17-19)

Hukum upacara Musa membedakan antara makanan "bersih" dan "najis" (lihat Imamat 11:1-47)  Tujuan mereka adalah untuk menanamkan kesadaran akan kekudusan Allah dan realitas dosa sebagai penghalang persekutuan dengan Allah. Dalam Markus  Bahwa setiap makhluk Tuhan itu baik, dan tidak ada yang boleh ditolak jika dapat diterima dengan ucapan syukur.

Ayat 20-23: Hati-hati dengan hati, sebab kenazisan bersumber hati. Apa yang menajiskan manusia adalah apa yang keluar dari isi hatinya, sebab dari hatilah timbul niat, keinginan, hasrat yang baik dna yang buruk/jahat.: Akar masalah dari dosa semua orang adalah hati mereka yang jahat, bejat, dan tidak disunat secara rohani! Hati seperti "akar" dan dosa adalah "buah" dari "akar" yang rusak itu dan itu adalah tanaman yang jelek, tercela dan merusak untuk dilihat! Yesus melanjutkan dengan membuat daftar 13 dosa (tidak semua namun termasuk ) untuk menunjukkan kebenaran bahwa semua kekotoran berasal dari hati kita yang tercemar, yakni:

a.      Pikiran jahat : Orang bijak seharusnya memiliki uang di kepalanya, tetapi tidak di hatinya. Pikiran jahat - Pikiran  jahat seperti mata air yang "tercemar" di sumber mata air, karena dari pikiran buruk itu muncul tindakan buruk yang dijelaskan dalam "daftar buruk" ini

b.      Percabulan (pornea), tidak ada etika dan moralitas

c.      Pencurian, korupsi mengambil hak orang lain, mengambil yang tidak haknya

d.      Pembunuhan  bukan hanya dalam arti fisik

e.      Perjinahan, hubungan seks yang terlarang yanag tidak sah

f.        Keserakahan: Keserakahan akan melahirkan kekerasan dan kekejaman. Orang serakah tidak pernah puas bahwa mereka memiliki cukupMereka seperti hiu yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk berburu dan memakan. Semua lautan di dunia tidak dapat memuaskan hidupny. Keserakahan sangat merusak. Itu menghancurkan segalanya. Kekayaan itu seperti air laut; semakin banyak kita minum, semakin haus kita; dan hal yang sama berlaku untuk ketenaran. Orang yang serakah selalu merasa kekurangan

g.      Kelicilkan: (Dello yang  berarti umpan) secara harafiah berarti kail, jebakan, atau tipuan yang kesemuanya merupakan berbagai bentuk penipuan.  Dolos  adalah upaya yang membuka untuk, menipu, menjerat atau "memancing jebakan dalam upaya untuk "menangkap" korban yang tidak waspada) orang lain dengan pikiran.Ini adalah keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau mempertahankan posisi dengan menipu orang lain.

h.      Hawa Nafsu: Nafsu ketamakan begitu menguasai umat manusia sehingga kekayaan mereka tampaknya lebih menguasai mereka daripada memiliki kekayaan mereka. Ibarat api seperti nafsu ibarat seperti apai yang membakar dan menghanguskan

i.         Iri hari, (tidak senang melihat orang lain) Jangan iri dengan apa yang orang miliki, tirulah apa yang mereka lakukan untuk memilikinya. iri hati berarti “menginginkan jumlah yang lebih banyak” dan merupakan akar dari banyak dosa lainnya. Ini sering disebabkan oleh keserakahan dan egoisme dan mengacu pada keinginan yang tak terpuaskan untuk apa yang menjadi milik orang lain

j.         Hujat: berbicara untuk mencelakai  membawa ke nama buruk, memfitnah,

k.      Kesombomgan, menggangap super dan orang lain rendah

l.         Kebebalan (jugul, oto): Hidup itu keras, tetapi lebih sulit jika Anda bodoh.” Lebih baik menjadi miskin dan berintegritas daripada menjadi bodoh dan berbohong. Hal yang paling sulit untuk diatasi bukanlah keegoisan atau kesombongan atau tipu daya, tetapi kebodohan belaka. Orang paling bodoh yang saya kenal adalah mereka yang Tahu Segalanya. Setiap orang dapat membuat kesalahan, tetapi hanya orang bodoh yang bertahan dalam kesalahann


RENUNGAN:

1.    Iman Kristen bukanlah iman yang murahan dengan menjadi makanan dan minuman jasmani sebagai tolak ukur kebenaran hidup dalam iman kepada Tuhan.

2.      Yang membuat kita najis itu bukan apa yang masuk, tetapi apa yang keluar. Maka jangan kita cari “kambing hitam” atas dosa dan kejahatan yang kita perbuat. Seperti apapun tantangan dan godaan yang datang (masuk) dalam diri kita, tetapi selama hati kita tetap diterangi oleh firman Tuhan, maka baik godaan maupun tantangan akan dapat kita olah dalam hati sehingga tidak melahirkan perbuatan dosa.

3.       Mari kita selidiki isi hati kita. Bahwa hati adalah tempat yang terdalam di dalam diri seseorang. Karena begitu dalamnya, sampai-sampai kita sesukanya berbuat apa saja yang kita kehendaki karena menganggap tidak ada orang yang mengetahuinya. Tetapi bagaimanapun kita menyimpan segala sesuatu dalam hati, Tuhan mengetahui isi hati kita. Maka bagiklah kita menyelidiki hati kita, apa yang ada di dalamnya, apa yang di olah, apa yang di produksi hati kita, sebab jika kita sedang memproduksi hal-hal yang jahat, maka itulah yang menajiskan diri kita.

PAJONGJONG PARSAORAN NA MASIHAHOLONGAN

 PAJONGJONG PARSAORAN NA MASIHAHOLONGAN

Epistel: Poda raja Salomo 17:17-20 

Patujolo

Paralealeon ido arta naumarga di ngolu hajolmaon na pinasahat ni Tuhan i. Paralealeon i do mambahen uli jala boi mangarahut jolmai gabe patupa hasadaon, dosniroha, saroha sapingkiran dibagasan parsihohoton na polin. Dibagasan ngolu paralealeon i do tarida holong niroha nabulus maradophon angka dongan jala lam togu hadirionna marhite parhusoron ni tingki. Sian Poda Raja Salomo dipaandar do hinauli ni halak na maraleale marningot paralelaleon ni Raja Daud dohot Jonatan na tangkas nasida masihaholongan sian nasa roha.

Hatorangan ni turpuk:

Ayat 17-18: Manang ise na tongtong marholong ni roha, i ma aleale. Pandohan aleale (dihata heber didok re’eh: melihat, memperhatikan,bona ni hata re’eh: resh-ayin, ima simbol makna ulu  dohot simalolong). Jadi prinsip ni halak na maraleale ima sai tongtong mamparohahon, songon ulu ndang tarsirang sian simalolong. Songon parmahanan dohot birubiruna, na marmahani birubiruna, jala birubirunai ditanda parmahanna. Lapatanna halak namaraleale ima natongtong marholongniroha jala gabe dongan situtu diganub tingki lumobi uju mangadapi hagogotan. Aleale na sintong ima halak na mian dibagasan holong gabe dongan uju marlasniroha lumobi mangadopi arsakniroha, jala gabe dongan situtu uju mangadopi hagogotan. Ala ni ma hamoraon naumarga molo mangolu dibagasan paralealeon. Ai halak na maraleale i ma namangolu dibagasan hasatioan, bulusniroha, kejujujuran. Hinaarga ni aleela dihalak Batak pola didok marhite umpama “ Manuk ni pea langge hotehotek lao marpira, sirang maraleale lobion matean ina” pandohan i mangodolhon hinarga, hinatabo, jala hinauli ni angka na maraleale. Alani ma molo marsirang sian aleale mansai lungun pangkilalaan. Tutu situtu ingkon dibagasan holong do paralealeon i, masitumpahan jala marsiurupan uju mangadopi na dokdok.  Aleale dohot dongan na sintong ndang girgir  martopat tangan laho mangkangkung dongganna. Lapatanna ingkon manat do mardongan, unang digabusi dongan, unang pinatorbang diri hera mangangkupi dongan hape sotuk gogo niba. Nang pe holong do rahutrahut paralealeon i ndang boi hita sandiri mandok hera boi gabe jaminan taringot tu ngolu ni dongan niba hape lao mangahut tudiri. Holan Tuhan i do aleale na sumurung na sumeahon diriNa humonghop jolma pardosa. Dibagasan Tuhan Jesus na gabe jolma dipapatar do paboa Ibana do aleale nasumurung i tu saluhut jolma.  Dibagasan Jesus lam tangkas do didok lapatan ni paralealeon i : Na sumeahon hosana humongkop angka alealena, i do parholong ni roha na so halompoan. (Yoh 15:13). Lapatanna holong paralealeoni dibagasan Tuhani ingkon holong na rade berkorban (holong Agave).

 

Ayat 19: Daoa sian ginjang niroha asa unang tubu pargulutan. Ai ginjang niroha do bonsir ni parbadaan, jala ndang mian holong disi. Molo mian jolma dibagasan pargulutan dihorhon i do dosa, ai dosa i do manegai ngolu pardonganon. Ala ni ma didok “Matua ginjang ni roha do patujolo ni hajepolon, jala hatimboon diri patujolo ni hatinggangon. (Poda 16:18). Ai hamagoan do ujung di ginjangniroha, jala haserepon do anggo patujolo ni hamuliaon. Hombar tusima umbahen na didok Tuhan Jesus “Martua ma angka sibahen dame, ai goaron do nasida anak ni Debata! (Mat 5:9). Dom tusi ma muse didok si Paulus “Dao ma sian hamu nasa riting ni roha dohot muruk dohot rimas, nang hata songgaksonggak dohot insahinsak, songon i nasa hajahaton! Alai gabe na basar ma hamu sama hamu, angka parasiroha; masisesaan dosa ma hamu, songon panesa ni Debata di dosamuna di bagasan Kristus.(Efesus 4:31-32)

Ayat 20:Padao hageduhoon: Na geduk roha (hata heber: iqqesh: menyimpang, bengkok), ima halak na sai manimbil rohana dohot pangalahona sian lomo niroha ni Debata, ndang lomo rohana mangulahon na denggan baliksa sai mangulahon hageduhon. Ala ni nasa na manimbil sian lomoniroha ni Debata tardok doi hageduhon. Halak na geduk roha ima halak pardila getegete, mandok naso patut, mandok hata naso sintong. Hata na geduk ndang  holan pabotohon roha na geduk alai dohot do mamboan jolma marpangalaho hageduhon. Molo lam dao jolma sian Tuhan i, hatana pe nungga rumar ndang marimpola. Didok tuhan Jesus “Alai angka na ruar sian pamangan, sian roha do i hehe, laos i do mangaramuni jolma i.(Mat 15:18). Ala ni mansai ringkot manjamothon roha pargabason asa ruar hata na siniraan. Ido umbahen didok di poda i “Sian saluhut sijagaon i, gumodang ma jaga roham, ai sian i do ruar angka mual hangoluan” (Poda 4:23).

 

Sipahusorhusoron

Hombar tu topik: Pajongjong parsaoran Na Masihaholongan, ala ni:

1.      Tahangoluhon ma ngolu paralealeon dibagasan holong asa jumpang parsaoran na denggan ditongatonga ni rumahtangga, parsaoran siganub ari dohot disude gulmit ni ngolunta. Halak na bisuk mandok: Hidup tidak ada artinya tanpa persahabatan. Mansai arga situtu ma paralaleon i, ai marhitei ma jumpang ngolu na masijanghonan, masipasangapan, masiurupan uju mangadopi hamaolon songon na nidok si Paulus “Masiurupan ma hamu mamorsan angka na dokdok i; i ma dalan mangaradoti patik ni Kristus.(Gal 6:2)

2.      Asa jumpang parsaoran na denggan tapadao ma ngolunta sian ginjang niroha. Holan dibagasan haserepon niroha do boi jumpang parsaoran na denggan, jala halak na dibagasan haserepon do boi manghaholongi donganna.

Dao ma ngolunta sian hageduhon, alai mangolu ma hita dibagasan hasintongan. Holan dibagasan haporseaon dohot holong niroha do ojahan ngolu na maralealae. Ojahan ni haporseonta dohot holong nirohanta ima dibagasan Tuhan Jesus Kristus. Ala ni halak na lam jonok tu Tuhan i,  ingkon manghaholongi hasintongan dohot holong paralealeon

Endehen Hamu ma Di Jahowa Ende Naimbaru (Psalmen 98:1)

Topik: Endehon ma Ende Hamauliateon tu Debata (Nyanyikanlah Pujian Sukur Bagi Tuhan)

 Ev: 1  Kronika 16;7-13                            

Marhite turpuk on adong pigapiga siondolhononhon, ima:

1.     Puji hamu ma Jahowa, endehon hamu ma Ibana (yadah). Molo bahasa ibrani didok todah(tangan yang diangkat untuk memberikan apresiasi/pujian. Karena telah menerima berkat, pertolongan, perlakuan baik,dll. Todah sian hata yadah, adong opat lapatanna, makna: Panindanginon taringot tu Debata/ Pengakuan kepada Allah, ucapan syukur dalam pujipujian dalam ibadah,  Mandok mauliate mathite parendeon(koor). ucapan syukur dalam paduan suara,  Pasahathon pelean, HAMAULIATEON/ korban ucapan syukur

a.      Dang tarsirang charis sian eucharisteo (mengucap sukur, bersyukur). Jadi eukaristi ima mandok mauliate ala ni pengorbanan ni Kristus ala ni haluan ni binahenna (eu: sifat baik, charis: kasih karunia, rahmat. Ucapan sukur  adalah sebuah kesadaran akan kebaikan Allah. Ndang holan hata mandok mauliate, alai ingkon sian nasa roha, Mandok mauliate ma hamu siala saluhutna! Ai i do dipangido Debata sian hamu marhitehite Kristus Jesus.(1 Tess 5:8)

b.     Ende naimbaru nanidok i ma ende manghamauliatehon pambahenan ni Debata, jala ingkon  sian rasa roha, ingkon polin, ingkon marsitutu hita mamuji dohot pasangaphon Debata. Ndang boi hita margaitgait, ndang boi leas jala langgus rohanta mamuji Debata, alai ingkon pujion na marojahan dibagasan haleluya (fokus mamuji Debata)

2.     Sisiri hamu ma Jahowa, lului hamu......Carilah (darash) mencari dengan tekun sebelum kesempatan itu berlalu, atau berjuang sampai menemukan sebelum waktunya habis.Jadi kata ini pasti ada rintangan dalm perjalanan mencari Tuhan namun berita baiknya Tuhan berkenan ditemua selama waktu kitu masih disediakann oleh Nya.  Ada kesemptan dan ada wakrtunya Tuhan tidak bisa lagi ditemui.

3.     Paigotingot hamu.....Ingatlah (zakar): Kata ini berbentuk “khal” dan mutlak. Artinya melobangin/menembus. Mengingat harus masuk kedalam hati. Maka kata ini artinya terharu dengan dalam atau mengukir ke dasar hati (ingkon sahat tu pusupusu, sian nasa roha dohot sian nasa ateate).  Kita harus meningat dan merenungkan pekerjaan Tuhan yang menciptakan Langit dan bumi (Kej 2) dengan bersukur dan bernaynyi, dan menyembah. Kita mengingat dn merenungkan penebusan Yesus Kristus

v Molo ingot hamu pabadihon ari Minggu. Kata zakar artinya mengenang (kel 13:3), mempertimbangkan (ayub 7:7), mengingat kembali (Maz 63:7), berpikir dalam terang masa depan (Yes 47:7).

v Manusia bersifat lupa, maka Allah selalu mengingtkan umat israel.  Zakar (kata kerja) dari kata benda zikkaron (benda peringatan atau sesuatu hal  untuk mengingatkan. Allah telah memberikan banyak benda agar umat tidak pernah melupakan. Allah memberikan  benda “poti ni Debata”(tabut).  Boasa dibolong si musa poti ni Debata na parjolo (2 Musa 32:19), kemudian musa membuat kembali loh batu, duplikat (Kel 34:28), tapi tabut perjanjian hancur setelah Yerusalem diserang babel tahun 587 sM.


Sukacita Surgawi adalah orang yang memiliki Empati

 

Rom 12:15 “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!

Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan :

a.       Kebahagiaan sejati adalah bersukacita dalam kebenaran, karena bersukacita dalam kebenaran adalah bersukacita di dalam Tuhan, yang adalah kebenaran. Bersukacita dalam kesenangan duniawi itu berbahaya, bersukacita dalam diri sendiri itu bodoh, bersukacita dalam dosa itu fatal, tetapi bersukacita di dalam Tuhan itu surgawi.

b.      Memiliki sikap dan tindakan yang empati: Yesus adalah teladan dalam hal empati ( Yohanes 11:33–35). Yesus sangat tersentuh dan menangis bersama Maria dan yang lainnya setelah Lazarus meninggal. Yesus tahu Dia akan membangkitkan Lazarus dari kematian, namun Yesus ikut merasakan kesedihan mereka yang kehilangan. Empati didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Empati sejati mengharuskan kita melangkah keluar dari emosi kita sendiri untuk melihat segala sesuatunya sepenuhnya dari sudut pandang orang lain. Artinya Empati adalah melihat dengan mata orang lain, mendengarkan dengan telinga orang lain, dan merasakan dengan hati orang lain. Oleh sebab itu empati adalah cara khusus untuk mengenal orang lain dan diri kita sendiri. Empati dan kasih sayang akan membuat dunia kita lebih baik. Orang-orang percaya yang telah diselamatkan telah diperlihatkan kasih karunia yang besar oleh Allah (Roma 3:23-24), yang mengalami pencobaan dan penderitaan kita (Ibrani 4:15-16). Sama seperti orang Kristen, yang telah menunjukkan belas kasihan yang besar, harus berbelas kasih kepada orang lain (Roma 11:30-31; Efesus 4:32), demikian juga mereka harus mencerminkan empati Allah melalui belas kasihan kepada orang lain. Hanya dengan melihat belas kasih dan cinta yang luar biasa yang Tuhan miliki untuk kita, maka kita akan dapat memiliki hati-Nya untuk orang lain.Amin

Hidup kita untuk menyenangkan hati Tuhan

 

:  2 Timotius 2:15” Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.

Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan :

a.      Hidup kita untuk menyenangkan hati Tuhan:  Setiap pekerja atau pelayan harus berkeinginan untuk memuaskan harapan atasannya. Timotius harus memandang pekerjaannya untuk Tuhan dengan cara yang sama. Dia tidak melayani untuk menyenangkan orang lain, tetapi untuk menyenangkan Tuhan. Paulus tahu betul banyak cara dunia dapat mengalihkan fokus orang Kristen. Kekuatan duniawi ini akan berusaha menarik perhatian Timotius untuk membuat orang bahagia, daripada memandang Tuhan sebagai Pribadi yang menyenangkan. Kunci untuk mengurangi kekecewaan dalam hidup adalah berhenti menyenangkan orang lain. Panggilan sejati kita adalah untuk menyenangkan Tuhan.Lakukanlah apa yang harus kita lakukan sebagaimana kita harus melakukannya, dan gunakan semua kekuatan mulia dalam melakukannya sejauh itu menyenangkan Tuhan, dan kurangi perhatian pada persetujuan atau ketidaksetujuan manusia, meskipun mempertimbangkan dan mengambil  pelajaran dari pemikiran mereka dengan serius. Jangan mencari ketenaran tetapi biarkan itu menginspirasi kita. Pikirkan tujuan yang sebenarnya terlepas dari rintangan dan kegagalan yang akan kita temui. Lakukan yang terbaik untuk mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan karena dari-Nya keluar napas setiap hari! Menyenangkan hati Tuhan adalah suatu tujuan pokok manusia ciptaanNya. Kita jangan hanya bisa menyenangkan hati manusia, tetapi kita juga harus bisa menyenangkan dan membuat Tuhan tersenyum.

b.     Hidup dalam keberanian iman: Paulus merasa perlu untuk menekankan keberanian dalam iman kepada mereka yang tergoda untuk menghindari kesulitan dan penganiayaan. Keberaniannya juga mencakup "menghidupi firman kebenaran dengan benar". Berbeda dengan guru-guru palsu yang memperdebatkan kata-kata, Timotius telah mempelajari Kitab Suci sejak masa mudanya dan harus melakukannya dengan tepat.Amin

Murah hati adalah kasih

 

Lukas 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan:

a.       Murah hati adalah kasih. Kata murah hati/Kemurahan disebut  chrestotes (Yunani), benignitas (latin), kindness(Inggris)Benignity artinya perbuatan baik yang nyata, kelembutan dalam berlaku terhadap sesama dan bersikap penuh rahmat. Alkitab sering menulis kata terkait murah hati, intinya perbuatan murah hati dilakukan oleh Tuhan dan manusia (Lukas 6:36). Adapun perbuatan dan sikap yang mencerminkan murah hati dalam tindakan nyata, yaitu: (a) Murah hati adalah respon atas anugerah keselamatan dari Tuhan (b) tak berdiam diri saat melihat orang yang membutuhkan. (c) mau terlibat dalam penderitaan orang lain karena tak kuasa meninggalkannya. (d) kesediaan untuk menerima/ memaafkan dan memulai dengan sebuah relasi yang baru dengan tidak memperhatikan latar belakang yang dibayangi dendam, atau luka batin lainnya.

b.      Cinta kasih membutuhkan kemurahan hati dan pengorbanan diri, dan itulah keteladanan hidup Yesus. Salah satu keistimewaan yang dimiliki orang Kristen adalah kemampuannya untuk mengasihi orang, bahkan yang telah menyakiti hatinya sekalipun. Namun sayangnya, tidak semua orang Kristen menyadari keistimewaan ini dan cenderung mengabaikannya. Murah hati selalu ada unsur pengampunan, kasih yang ditunjukan dalam perbuatan. Murah hati tindakan tulus, tidak mengungkit-ungkit atas tindakan yang telah dilakukan untuk kepentingan sesama, Murah hati adalah tindakan yang tidak didasari perbedaan ras, suku, agama bahkan politik atau kepentingan pribadi lainnya.

c.       Murah hati dalam hal memberi: Kehebatan kita bukanlah apa yang kita miliki tapi apa yang kita berikan. Kita tidak harus kaya untuk menjadi murah hati. Pepatah orang bijak berkata: Jangan tunggu saat kita memiliki lalu kita bisa memberi, tapi memberilah lebih dahulu kemudian anda akan memiliki”. Tidak melakukan apa-apa untuk orang lain adalah kehancuran diri sendiri. Kita harus sengaja baik dan murah hati, atau kita kehilangan bagian terbaik dari keberadaan. Hati yang keluar dari dirinya sendiri, menjadi besar dan penuh kegembiraan. Ini adalah rahasia besar dari kehidupan batin. Kita melakukan yang paling baik untuk diri sendiri dengan melakukan sesuatu untuk orang lain. Jika kita memberi, itu akan diberikan kepada kita, dan orang yang murah hati adalah orang yang diberkati. Kita harus memberi lebih banyak untuk mendapatkan lebih banyak. Pemberian diri yang murah hatilah yang menghasilkan panen yang murah hati. Hanya dengan memberi kita dapat menerima lebih dari yang sudah kita miliki. Hukum kemakmuran adalah murah hati. Jika kita menginginkan lebih, berikan lebih banyak. Jadilah pribadi yang murah hati karena Bapa kita adalah murah hati, Amin.

Semangat Melayani Tidak pernah mati

 

2 Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan:

a.       Meskipun kita memiliki keterbatasan secara lahiriah, namun jangan pakai itu sebagai alasan untuk melemahkan semangat melayani. Secara manusiawi Paulus lemah, tetapi secara rohani dengan setia Allah menyertai dan menguatkan perjuangan iman dan pelayanannya (2 Kor 4:16-17). Manusia lahiriah akan merosot, menjadi tua dan sakitsakitan, tak ada manusia yang abadi, semua akan mati dan ada batasannya. Memang manusia berbeda dengan mesin. Misalnya mobil yang sudah tua semakin boros konsumsi bahan bakarnya dibanding mobil yang baru. Saat mobil masih baru biasanya masih irit bahan bakarnya, contohnya 1 liter bahan bakar bisa mencapai 12 km, namun setelah mesin mobil sudah tua, maka 1 liter bahan bakar hanya bisa tempuh 7 km saja… boros! Beda dengan manusia saat masih muda selera komsumsi  sangat kuat dibanding dengan setelah masa tua selera makan semakin menurun, artinya masa muda lebih boros dibanding dengan masa tua lebih irit. Itu adalah gambaran kehidupan lahiriah manusia. Namun ada satu hal yang lebih penting dalam diri kita yang terus dapat meningkat tanpa batas dan tanpa titik maksimum, yaitu manusia batiniah. Bahkan dikatakan Paulus: semakin dibaharui… luar biasa. Manusia batiniah kita ada dalam hati dan pikiran… hati dan pikiran yang terus dibaharui. Itulah yang membuat kita tidak tawar hati dan bersukacita hati tenteram. Hanya saja memang harus diperhatikan apa konsumsinya. Jangan salah! Konsumsi utama dari hati dan pikiran kita adalah firman Tuhan. Sebab itu… agar hati dan pikiran kita terus dibaharui, nikmatilah konsumsinya yang sebenarnya… firman Tuhan. Itu yang utama, tidak ada yang lain.

b.      Hidupilah semangat pelayanan yang hidup. Manusia batiniah  selalu dibaharui bila hidup dalam iman, dan pengharapan yang menguatkan orang Kristen meskipun mengalami banyak pergumulan. Semangat melayani tidak bergantung pada hal jasmaniah namun bagaimana batiniah kita (integritas, spritualitas, motivasi pelayanan, dll). Sekalipun daya fisik Paulus makin menurun, baik karena usia maupun penderitaan yang terus menerus, namun semangatnya menginjili tetap menyala-nyala. Mengapa? Karena dia sangat yakin bahwa di balik semua penderitaan ini kelak tersedia kemuliaan dari Tuhan (2 Kor 4:17).

Hidup kita akan berguna jika hidup kita berguna bagi orang lain.

 

Yakobus 5:19-20 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.

Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan :

a.      Hidup kita akan berguna jika hidup kita berguna bagi orang lain. Surat Yakobus menekankan iman harus dinyatakan dalam perbuatan. Hidup yang benar adalah bukti dan hasil dari iman. Iman dan kebenaran harus mewujud nyata dalam setiap aspek tindakan kita. Meskipun hidup kita memperoleh anugerah keselamatan melalui pengorbanan Kristus namun kita masih orang-orang yang berdosa yang hidup dalam tubuh yang fana yang memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Oleh sebab itu tugas setiap orang percaya adalah saling menjaga dan membatu  orang yang menyimpang dari kebenaran. Hanya hidup yang dijalani untuk orang lain adalah hidup yang berharga. Kita harus hadir untuk menghibur saat orang lain hancur bukan malah kabur. Sesungguhnya apapun kebaikan yang kita berikan kepada orang lain, maka kebakan itu juga akan kembali kepada kita. Arti persaudaraan dalam hidup orang Kristen adalah ketika kita saling menasehati, mengingatkan, berbuat baik, melindungi dan mengasihi dengan tulus. Meskipun Tuhan membenci perbuatn dosa namun Tuhan mengasihi orang yang berbuat dosa. Firman Tuhan berkata “ Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!" (Yeh 18:32). Pertobatan adalah tanda orang Kristen, dan tanda orang Kristen  adalah membuat orang lain untuk bertobat. 

b.      Kepedulian dalam kasih. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk ditebus oleh pengorbanan Kristus. Saat kita menolong seorang saudara seiman untuk kembali pada Tuhan, apapun dosa yang sudah ia perbuat, pengampunan Tuhan tersedia untuk menyelamatkan mereka dari kematian rohani. Apa yang lebih luar biasa daripada sebuah kehidupan yang diperbarui dalam Kristus? Sungguh luar biasa kalau Tuhan mengizinkan kita ikut ambil bagian dalam karya pemulihan-Nya yang mengagumkan itu! Namun, bagaimana caranya kita bisa menolong orang yang sudah menyimpang untuk kembali kepada Tuhan? Kita dapat mengasihi mereka. Kita mengasihi mereka sama seperti Kristus mengasihi kita, dan itulah alasan kita mau peduli dan berusaha membawa mereka kembali kepada Tuhan (Yohanes 15:12). Mengasihi saudara-saudara seiman mencegah kita jatuh ke dalam dosa menghakimi atau bergosip. Saat kita mengasihi, kita akan berusaha menjaga hubungan baik dengan orang tersebut, dan hubungan yang baik itu dapat saja dipakai Tuhan untuk menyatakan karya-Nya, Amin

Jadilah pribadi yang ramah bukan pemarah

 

Efesus 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

 Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan :

a.      Jadilah pribadi yang ramah bukan pemarah. Menjadi pribadi yang ramah artinya hidup kita berguna bagi sesama; berbudi luhur, baik, menyenangkan, baik hati, artinya kita mampu untuk berbuat baik bagi orang lain meskipun kita tidak mendapat kebaikan dari perbuatan baik kita. Namun orang percaya tidak kendor untuk berbuat baik, sebab teladan hidup orang Kristen adalah melakukan apa yang Tuhan Yesus perbuat bagi kita, cara Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita, demikian hal nya kita selalu belajar dan mencoba menjadi pribadi yang ramah dan penuh kasih mesra (penyayang, hati yang lembut) Kita harus memperlakukan orang lain dengan cara yang sama seperti Tuhan memperlakukan kita, sebab tidak ada teladan belas kasih yang lebih besar daripada belas kasih dari Tuhan Yesus.

b.     Jadilah pribadi yang mau mengampuni bukan menghakimi: Yesus mati bagi kita agar kita dapat menemukan belas kasihan dan pengampunan. Salah satu sumber kebahagiaan adalah ketika kita menjadi pribadi yang mau mengampuni. Kita tidak bisa mengatur hidup orang lain, sikap orang lain perbuatan orang lain terhadap kita. Pengalaman hidup kita bisa saja mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, mendapat ocehan,fitnah, dll. Menjadi seorang Kristen berarti mengampuni yang tidak dapat dimaafkan karena Tuhan telah mengampuni kita dari hal yang tidak dapat dimaafkan dalam diri kita. Memaafkan adalah bentuk cinta kasih yang tertinggi dan terindah. Sesungguhnya sikap mau memaafkan atau mengampuni kesalahan orang lain bermanfaat bagi diri kita sendiri, karena hal tersebut dapat membuat hati kita menjadi lebih tenang dan penuh kedamaian dan kebahagiaan yang tak terhitung. Memaafkan bukanlah kelemahan namun sifat orang tangguh,  sebab orang lemah tidak pernah bisa memaafkan. Orang yang mau mengampuni adalah orang yang hidup dalam iman, kasih dan pengharapan, Amin.

Hidup ini adalah perjuangan

 

1 Timotius 4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.

 Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan :

a.      Hidup ini adalah perjuangan, hidup tanpa perjuangan tidak ada kemajuan dan kemenangan. Kemenangan tidak bisa didapat tanpa perjuangan. Hidup orang percaya itu ibarat seperti seorang “atlit” yang bergiat berlatih menjelang pertandingan, demikian halnya dalam kehidupan iman kita senantiasa berjerih payah dan berjuangan untuk melatih hidup kita menjadi teladan dalam iman, kasih, teladan kebaikan. Hidup  orang percaya senantiasa proaktif, berusaha, berjuang dan hidup dalam pengharapan. Hal terbesar dalam hidup tidak terletak pada tidak pernah gagal, tetapi selalu bangkit setiap kali kita gagal. Hidup membutuhkan mengatasi tantangan dan rintangan dan dalam menghadapi pergumulan, itulah menentukan siapakah diri kita. Dengan pengharapan, kita akan lebih bersemangat dalam menjalani hidup dan tetap tegar pantang menyerah melewati segala cobaan yang ada, sebab dimana ada pengharapan disitu ada kehidupan. Harapan adalah kemampuan untuk melihat bahwa ada cahaya meskipun semua dalam kegelapan.

b.     Hiduplah menjadi teladan bagi orang lain: Hal yang indah jika hidup kita berguna bagi orang lain, hidup kita menjadi alasan bagi orang lain untuk memiliki semangat hidup. Hendaklah jerih payah kita tidak kendor dalam melakukan kebaikan, dan berjuang mengatasi kesulitan pada masa covid 19 dan tetap menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, Amin.

 

Hendaklah kita dibangun dalam dasar yang teguh.

 

1 Korintus 3:11 “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus”

 Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan:

a.       Hendaklah kita dibangun dalam dasar yang teguh. Satu elemen penting pada bangunan adalah fondasi. Jika ingin membangun rumah, pasti fondasi terlebih dahulu yang dibuat. Fondasi seperti pijakan dari bangunan yang juga penentu kekuatan bangunan. Untuk membangun rumah yang kuat, dibutuhkan pondasi yang kuat dan kokoh. Sehingga dapat menopang rumah dalam berbagai kondisi, sekalipun saat terjadi gempa. Demikian halnya bahwa dasar fondasi kehidupan orang Kristen adalah Yesus Kristus. Yesus adalah Batu Penjuru yang menopang iman kita. Yesus Kristus adalah Jangkar harapan kita.  Melalui teks ini, Paulus ingin menegaskan mengenai apa yang seharusnya menjadi dasar utama dan satu-satunya dalam membangun jemaat (1Kor 3:10-11). Paulus memperingatkan kita bahwa tidak ada kebenaran dan jalan keselamatan selain Yesus Kristus, oleh sebab itu janganlah kita mengganti kebenaran yang sejati dengan memilih kebenaran palsu, ajaran palsu, harapan palsu, dan ajaran palsu yang berasal dari segala dusta. Tetapi marilah kita hidup dalam hal Batu Karang yang di atasnya iman kita didirikan," karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan suatu dasar, selain dari yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."

b.      Firman Tuhanlah menjadi fondasi iman kita. Tuhan Yesus berkata,  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu."  (Matius 7:24-25).  Alkitab jelas menyatakan bahwa fondasi hidup orang percaya adalah Tuhan Yesus sendiri, bukan yang lain seperti tertulis:  "...tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."  (1 Korintus 3:11).  Jadi, yang menjadi fondasi hidup orang percaya bukanlah harta, jabatan,  kemewahan, hubungan darah, pekerjaan, sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal) dll, bila itu semua menjadi dasar kesombongan. Orang-orang hebat menjadi hebat karena fondasi yang baik dan kuat dimana mereka mampu membangun karakter. Batu fondasi untuk kesuksesan yang seimbang adalah kejujuran, karakter, integritas, iman, cinta, dan kesetiaan. Semoga kita hidup dalam firman Tuhan dalam fondasi iman yang kuat dalam menghadapi gelombang pergumulan dan angin perubahan yang rumit dan sulit. Amin