Ratapan
3:22-33
"Alasan Terbaik Untuk
Berharap Adalah Kasih Setia Allah"
1.Suka dan duka, sedih dan senang, derita dan bahagia,
kalah dan menang, untung dan rugi, berhasil dan gagal, sehat dan sakit, semuanya
nya itu adalah bahagian dari kehidupan kita. Terkadang Allah “mengijinkan”
orang yang baik mengalami penderitaan sebagaimana yang dialami oleh Ayub. Penderitaan sebenarnya mempunyai sisi positif
bagi kita untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan (3:39-40). Para rasul meyakini
bahwa, Tuhan memakai penderitaan untuk mendatangkan kebaikan (Rom 8:28), supaya
orang kristen semakin dewasa dan teruji dalam Tuhan (Rom 5:3-4;Jak 1:2-4;1 Pet
1:7-8)
2.Kita mendengar dan melihat begitu banyak penderitaan yang dialami
umat di dunia ini, bencana alam,penyakit, kemiskinan, krisis sosial ekonomi,
politik, hukum, dan sebagainya. Dalam nats ini pengalaman umat Israel sangat
menyakitkan ketika kerajaan Babel, menghancurkan Yerusalem, banyak anak-anak
yang menderita dan korban, mereka harus hidup dibawah penjajahan bangsa Babel.
Ditengah penderitaan yang pahit itu, hamba Tuhan (Yeremia), meratapi situasi
yang dialami umatnya. Ditengah penderitaan itu, Yeremia masih meyakini bahwa
Kasih setia Tuhan dan rahmaNya tidak akan pernah berakhir. Tuhan akan selalu
Setia pada janjiNya, KasihNya takkan pernah berkesudahan. Hal itu telah nyata
di dalam diri Yesus Kristus yang mati untuk menyelamatkan kita.Oleh sebab itu
nats ini menekankan bahwa jangan melihat hidup ini hanya sebagai penderitaan namun senantiasa
melihat dan meyakini kebaikan Tuhan. Ia memiliki rancangan yang indah bagi kita
(Yeremia 29:11), Tindakan Tuhan selalu baik, Dia sumber kebaikan (1 Tawarikh
29:11-12). Bagi Orang percaya dan berpengharapan “penderitaan” selalu disikapi
sebagai “jalan” untuk membentuk jati diri dan integritasnya, penderitaan bukan
disikapi sebagai pengalaman untuk menghancurkan namun untuk membentuk
kepribadiannya. Maka ditengah pergumuluhan hidup yang kita hadapi, hendaknya
kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, kita menyadari bahwa kita adalah
“debu” yang tidak memiliki arti apa-apa jika kita tidak mengandalkan Tuhan.Hanya
di dalam Dia kita dimampukan untuk bertahan menghadapi cobaan.
3. Allah sendiri membenci
penderitaan, dalam nats ini dikatakan “Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan.Karena
walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih
setia-Nya.Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak
manusia”.(3:31-33), di dalam diri Yesus Kristus Allah memikul
penderitaan maut akibat dosa, Allah peduli terhadap penderitaan kita.
Sebagaimana kasih setia Tuhan yang tak berkesudahan, dan Tuhan adalah Baik,
maka hendaknyanya kita mewujukkan sikap hidup yang solider, simpati dan empati,
jangan senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Dalam
pergumulan hidup perlu sikap sabar dan tabah. Senantiasa melakukan apa yang baik, saling membantu (Epistel 2 Kor
8:7-15), mulailah hari anda dengan 3S:SYUKUR kepada Tuhan, SENYUM yang
bermankan dan menyemangati. SERAHKAN diri dan pekerjaan supaya menjadi berkat.
Amin