Turpuk Jamita: Amos 7:7-15
AMOS:Mendengar,
Melihat, dan Menyatakan kendak Allah, tetapi ia ditolak
SYALOM…………..
1Amos adalah hamba Tuhan yang
menyuarakan Keadilan dan kebenaran. Ia dipanggil dan terpanggil untuk
menyuarakan kehendak Tuhan bagi umat Israel yang telah menyimpang. Terjadi
kesenjangan ekonomi yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin,
karena sistim ekonomi yang merugikan orang-orang lemah namun menguntungkan bagi
para penguasa dan pengusaha/orang kaya. Hukum
bisa dibeli dengan uang, jabatan bisa dibeli dengan uang (telah terjadi praktek
komersialisasi). Para peminpin tidak berpihak pada rakyat kecil, pajak yang tinggi menguntungkan
Negara, namun disisi lain rakyat semakin sengsara. Hasil panen para petani
tidak dapat dinikmati karena mereka harus membayar utang pinjaman bagi para
rentenir/tengkulak (pemodal). Disisi lain kehidupan keagamaan nampaknya
berjalan dengan baik, namun kenyataannya peribadahan penuh dengan
kemunafikan(Amos 5:21-23). Sesungguhnya Ibadah yang sejati adalah jika umat
hidup dalam keadilan (Amos 5:23) Ditengah kehidupan umat yang memprihantinkan
itulah Amos dipanggil oleh Tuhan untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran.Hal
ini menunjukkan bahwa Tuhan Allah selalu berpihak pada orang-orang yang lemah,
yang miskin karena penindasan para penguasa (pemimpin) dan pengusaha (kapitalis,
orang kaya yang rakus).
2. Melalui nats khotbah ini kita
diingatkan bahwa Tuhan Allah akan bertindak menghukum orang-orang yang
menindas, orang yang membuat orang lain menderita. Hal itu telah nyata dalam
sejarah umat Israel. Keberpihakan Allah pada orang yang tertindas menunjukkan
hakikat dan jatidiri Allah (hadirion ni Debata) yang menginginkan hidup manusia
dalam damai sejahtera bukan hidup dalam penderitaan. Penderitaan merupakan
hasil usaha dan upaya manusia yang menindas sesamanya. Oleh sebab itu, gereja
memiliki peranan dan fungsi utama secara moral dan spiritual untuk menyuarakan
suara “kenabian”, untuk menyatakan “syalom kerajaan Allah” yakni kedaiman dan
keadilan, agar semua umat hidup dalam damai sejahtera. Hal itu hanya dapat
terwujud jika semua umat memahami dan melakukan “keadilan dan kebenaran”.
Gereja memiliki peran untuk menegor kebijakan para pemimpin yang salah, baik
eksekutif (pemerintah), Yudikatif (penegak hukum) dan legislatif (anggota
Dewan). Oleh sebab itu gereja (para pelayan) harus dapat menjamin dirinya hidup
dalam kebenaran dan keadilan.
3. Amos menyuarakan Tuhan akan
menghukum Umat Israel karena kejahatan mereka. Ketidakadilan merupakan tindakan
kejahatan. Hidup dalam keadilan
menyangkut bagaimana kita menempatkan diri, bagaimana sikap dan bertidak secara
benar terhadap sesama. Sikap dan tindakan yang benar mencakup seluruh hidup
kita. Baik sebagai pejabat, pengusaha, pegawai, petani, dan apapun profesi/pekerjaan
kita semua hendaknya bersikap dan bertindak dalam kebenaran dan keadilan. Allah
akan menyatakan keadilanNya bagi kita, kita berdoa semoga KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) dapat sebagai alat Tuhan untuk membongkar kasus korupsi
dan menegakkan keadilan bagi para koruptor. Kita berdoa agar lembaga pengadilan
dapat menjadi tangan Tuhan, menegakkan
“tali sifat”dalam arti menegakkan keadilan dengan keputusan yang tepat (Ibr,
Misypat), mengahakimi dengan utuh dan tepat, sesuai dengan kehendak Tuhan (Ibr,
tsedaqa). Hidup damai sejahtera adalah bagian dari bagaimana keadilan ditegakkan
maka menegakkan “keadilan” adalah sumber kebaikan (Yes 1:17; Yer 22:16).