Sabtu, 18 Februari 2023

2 Petrus 1:16-21

 


Topik: Yesus sang Raja Yang Mahamulia

Adong do hasintongan i, alai na mura jumpang ima naso sintong. Nian songon mataniari do hasintongan i, boi do satongkin dihuhupi ombun i, alai ndang boi mago hasintongan i. Domu tupandoha i ma naeng taputihi aha do hasintongan na sasintongna hombar tu barita nauli. Dunia online, iptek, masa kini membawa arus informasi, opini, baik kebenaran dan kebohongan. Kita menghadapi masamasa sulit dalam ……Kita harus hati hati menyikapi jika tidak kita akan membangun paham yang salah(salah paham) dalam kebenaran yang salah, atau bertentangan dengan ajaran gereja kita. Hati-hati infomasi, berita, ide yang menyesatkan…

 

1.     Dalam ayat pertama 2 Petrus 1:1-15, Petrus telah mengingatkan jemaat Asia kecil bahwa mereka telah menerima kehidupan dan kesalehan melalui pengetahuan tentang Kristus (ay 3) dan mengingatkan supaya bertumbuh dalam pengetahun dan iman menjadi pengikut Kristus. Petrus menegaskan bahwa keyakinan itu berdasaan Injil dan saksi mata tentang Kristus. Pesan yang disampaikan bukanlah “mitos/dongeng” namun benar dari pengalaman Petrus dengan Yesus dengan segalanya muzijatNya. Injil Kristus bukan sematamata kesaksian Petrus semata, namun kesaksian Allah sendiri yang dia terima ketika kemuliaan Allah ada di dalam Yesus AnakNya. (aya 16-18). Kemudian Petrus menegaskan bahwa Kitab suci mendukung tentang keaslian Injil (19-21). Jadi Yesus adalah penggenapan Kitab suci PL(sering disebut Hukum dan Nabi) dan PB (bnd Mat 5:17). Jadi pengetahuan tentang Yesus jauh melebihi kebanaran fakta yang disampaikan para Nabi.

2.     Injil adalah pesan tranformatif yang memberikan kita harapan jika kita menerima pesan itu dengan IMAN, dan berkomitmen untuk menghidupi firman Tuhan. (20-21). Jadi kita tidak meragukan lagi Alkitab, sebab kitab suci bukanlah buatan tangan manusia tentang Tuhan, namun pesan Tuhan kepada kita tentang diriNya, sebab Allah sendiri yang aktif dalam penulisan kitab suci.  Jadi Injil itu otentik dan dapat diandalkan. Jadi orang yang meragukan kitab suci sama dengan menolak Yesus dengan demikian menolak Allah. Namun orang yang salah mengartikan kitab suci juga bisa menjadikan ajaran palsu. (kotbah itu tidak bisa mainmain, harus matang persiapan, dimbing Roh Kudus)

 

Refleksi: Yesus sang Raja Yang Mahamulia, oleh sebab itu:

1.     Kedewasaan rohani melalui firman Tuhan sebagai senjata untuk ajaran sesat. Menjaga pikiran kita dengan pengetahuan yang benar tentang Tuhan, agar kita tidak menyimpang.  Supaya hidup kita semakin bertumbuh dalam pengetahuan tentang Kristus, kita tidak pernah selesai untuk bertumbuh dalam hal iman dan kesetiaan. Kita harus selalu belajar memahami Alkitab yang memperbaharui hidup kita.

2.     Kita harus rajin mendengar Alkitab, menjalani kehidupan yang diubah oleh penebusan Yesus, dimana kita menjalani proses pengudusan (hingga Kristus datang kembali mengalami kemuliaan kekalNya, hidup bersamaNya di surga)[1]

3.     Marilah kita berbagi dan bersaksi kebenaran tentang Yesus yang telah mengubah hidup kita. Meski kebenaran telah terungkap tapi kebohongan/ajaran palsu tetap ada, dunia membutuhkan kita untuk membagikan kebenaran, jika tidak demikian kebohongan yang akan diperccaya orang lain.  



[1]Makna kata kedatangan(meski mengartikan parosia) namun makna juga menegaskan tentang “kehadiran” Tuhan Yesus bersama komunitas muridNya