Minggu, 18 Agustus 2013

DAMAI SEJAHTERA

"TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Amin. "
Kalimat di atas...-salah satu ucapan berkat yang sering diucapkan oleh Pendeta setiap selesai kebaktian- merupakan kalimat yang paling disenangi dan ditunggu-tunggu setiap orang. "Rasanya kebaktian tidak afdol jika kita belum mendengar ucapan berkat diberikan," demikian kita sering berkata di dalam hati. Bahkan Pendeta Charles R. Swindoll di masa-masa pertumbuhannya, juga beranggapan demikian. Mengapa kalimat tersebut disukai? Karena di sana dikatakan kiranya TUHAN memberi engkau Damai Sejahtera.
Hari ini seluruh umat manusia di dunia mencari damai sejahtera. Damai Sejahtera merupakan sesuatu yang diidam-idamkan dalam hidup semua manusia, namun sayangnya tidak semua orang mengerti apa sebenarnya Damai Sejahtera itu (termasuk sebagian besar orang Kristen, jika tidak memahami Iman Kristen dengan baik, bisa jadi mereka pun akan jatuh ke dalam pemahaman yang salah terhadap hal tersebut).
Jika kita mempelajari Alkitab, maka dari pemakaian-pemakaian kata Damai Sejahtera (Ibr.: salom dan Yunani: eirēnē ) kita bisa menemukan ada beberapa bentuk sudut pandang dan pemahaman terhadap Damai Sejahtera, yang akan menolong kita mengerti dan memahami makna damai sejahtera dengan lebih baik.
Adapun beberapa sudut pandang mengenai Damai Sejahtera tersebut adalah:
1. Damai Sejahtera yang bersifat Umum "Damai Sejahtera Kondisional (KARENA)"
Damai Sejahtera jenis ini adalah Karunia Allah yang diberikan kepada semua manusia (bersifat Common Grace). Salah satu contoh bisa kita temukan di: Imamat 26:6 "Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu."
Damai sejahtera ini dihasilkan karena keadaan yang tenteram, baik dan ketika segala berjalan lancar. Di dalam ilmu psikologi, damai seperti ini merupakan kebutuhan dasar psikologis & batiniah semua manusia (dalam teori Pyramid of Needs dari Abraham Maslow, urutan kedua kebutuhan dasar manusia adalah safety need ). Semua orang mencari damai sejahtera seperti ini. Bahkan sebagai orang Kristen pun, kita paling senang mendoakan dan mendapatkan damai seperti ini. Contoh: Dalam pertemuan dan sapaan satu sama lain, kita senang memakai kata Shalom. Selain itu, salam-salam pembuka dan penutup dalam kitab-kitab Perjanjian Baru juga sering memakai kata "Damai Sejahtera" (Kata "Damai" dalam bahasa Yunani digunakan sebanyak 91 kali dalam PB).

Sebagai manusia normal, mengharapkan damai sejahtera dalam hidup ini merupakan hal yang wajar. Namun..., perlu diingat bahwa Damai seperti ini bisa hilang diakibatkan perubahan situasi. Karena damai sejahtera ini sangat tergantung kepada situasi lingkungan (bersifat Kondisional). Pada saat situasi OK, Damai Sejahtera Ok. Ketika situasi tidak OK - Damai sejahtera tidak OK juga. Sebab Damai Sejahtera seperti ini bisa diberikan dan bisa pula diambil! Dalam Wahyu 6:4 menunjukkan pada kita bahwa damai sejahtera itu bisa diambil. "Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar (Wahyu 6:4).

2. Damai Sejahtera Palsu/Semu - "Damai Sejahtera PADAHAL"
Selain Damai Sejahtera yang bersifat Kondisional, ada pula damai sejahtera yang bersifat Palsu/Semu. Damai Sejahtera spt ini adalah Damai Sejahtera yang menipu diri sendiri!
Dalam Kitab Yehezkiel, kita dapat menemukan para nabi palsu yang menubuatkan Damai Sejahtera bagi Israel, padahal sama sekali tidak ada Damai Sejahtera. Misalnya:
Yeh. 13:10 - Oleh karena, ya sungguh karena mereka menyesatkan umat-Ku dengan mengatakan: Damai sejahtera!, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera--mereka itu mendirikan tembok dan lihat, mereka mengapurnya -- Yeh. 13:16 - yaitu nabi-nabi Israel yang bernubuat tentang Yerusalem dan melihat baginya suatu penglihatan mengenai damai sejahtera, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Dalam dunia yang semakin parah mengalami kerusakan moral dan kehancuran, banyak manusia yang lari ke dalam pencarian damai sejahtera seperti ini. Berapa banyak keluarga/pasangan yang mengalami konflik yang para (seperti "api neraka") di dalamnya, tetapi di luar mereka menampakkan profil diri dan keluarga yang bahagia, damai dan intim? Damai seperti ini adalah suatu bentuk self defense mechanism terbesar dalam bentuk Kebohongan manusia menipu dirinya sendiri untuk mendapatkan "ketenangan sementara". Sebagai orang Kristen, tidak sepantasnya kita mencari damai seperti ini.

3. Damai Sejahtera PARADOX - "Damai Sejahtera SEKALIPUN"
Berbeda dengan Damai Sejahtera yang bersifat Semu (menipu diri sendiri), Damai Sejahtera PARADOX adalah suatu bentuk Damai yang dimiliki seseorang, SEKALIPUN ia berada dalam keadaan yang sama sekali tidak enak/menyenangkan. Bentuk Damai Sejahtera ini dapat kita temukan dalam pernyataan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya.
Yoh 16:33 "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Yoh 20:19 "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Damai sejahtera seperti ini adalah damai sejahtera yang tidak mungkin dimengerti manusia dunia dengan "akal sehat" mereka. Karena bagaimana mungkin seseorang yang menderita penganiayaan, takut, bersembunyi di balik pintu-pintu yang terkunci tetap dapat dikatakan punya damai sejahtera? Jelas hal ini kelihatan seolah-olah kontradiktif dengan situasi yang ada. Namun inilah bentuk damai sejahtera yang sesungguhnya tidak lagi bergantung kepada keadaan.
Damai sejahtera ini bisa tetap dirasakan, walaupun dalam penderitaan paling berat sekalipun, karena damai sejahtera ini adalah "Damai sejahtera yang melampaui segala akal"(Filipi 4:7).
Sebagai orang-orang Kristen, sepantasnya Damai Sejahtera yang kita miliki adalah Damai yang seperti ini. Karena Damai Sejahtera ini berasal dari Allah Bapa dan diberikan melalui Anugerah kepada semua orang percaya.
Dalam PB 12 kali dikatakan bahwa damai berasal dari Allah Bapa.

4. Damai Sejahtera Sejati - "SALVATION PEACE"
Dalam pemahaman yang paling mendalam terhadap Damai Sejahtera, kita akan menemukan bahwa pada akhirnya Damai Sejahtera sejati selalu berkaitan dengan Anugerah Keselamatan yang diberikan melalui Kristus dalam pengorbanan-Nya di atas Kayu Salib.
Di dalam Alkitab, kita dapat menemukan bahwa INJIL disebut sebagai INJIL DAMAI SEJAHTERA (Efesus 6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera). Dan PEMBENARAN KARENA IMAN (Justification By Faith) didefinisikan sebagai Damai sejahtera Allah dengan manusia (Ro 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus).
Inilah Damai Sejahtera yang sesungguhnya. Di mana Damai Sejahtera ini diperoleh melalui Pengorbanan Kristus yang memberikan Anugerah Keselamatan bagi setiap orang berdosa yang menerima "Pen-damai-an dengan Allah".
H. Beck dan Collin Browns mengungkapkan bahwa:
-Secara Soteriologis = Damai Sejahtera didasarkan atas Karya Allah di dalam Rencana Keselamatan.
-Secara Eskatologis = Damai sejahtera merupakan tanda dari ciptaan baru Allah yang telah dimulai.
-Secara Teleologis (tujuan akhir) = Damai sejahtera akan sepenuhnya direalisasikan, ketika karya ciptaan baru tersebut sudah sempura.
Dari sini kita dapat melihat bahwa Kristus adalah satu-satunya The Mediator of Peace, di mana Ia membawa Kerajaan Allah dan Rekonsiliasi bagi manusia yang berdosa (Kol. 1:20; Lukas 2:14 dan 1:79). Sebab sesungguhnya Diri-Nya adalah Damai Sejatera itu sendiri (Ef. 2:14-18). Damai ini didapat dan akan tetap terpelihara hanya melalui persekutuan dengan Kristus (Yoh. 16:33; Fil. 4:7; 1 Pet. 5:14). Seluruh proses dari pertumbuhan orang percaya: Pengudusan (Sanctification), Pemeliharaan (Preservation), dan Pertumbuhan menuju Penyempurnaan (Perfecting) pada hakekatnya merupakan pendalaman hubungan damai dengan Allah (1 Tes. 5:23; Ibr. 13:20).
PENUTUP
Akhirnya setelah melalui semua pemahaman Damai Sejahera yang telah kita bahas, doa dan harapan saya kiranya Damai Sejahtera yang Sejati selalu menyertai kita di dalam hidup, keluarga, pelayanan, pekerjaan dan gereja kita (yaitu...: seluruh keberadaan kita).
Dan kiranya seperti Paulus di dalam Kolose 3:15, kita juga boleh berkata hal yang sama untuk pelayanan dan gereja kita yang tercinta "Dan Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. " Amin.