Lukas 12:49-53
Topik: Mengikuti
Yesus Secara Total
Zaman dahulu ada kemampuan manusia bisa meramalkan
cuaca, manusia banyak mempercayai hal-hal astronomi, filsafat manusia, hal-hal duniawi, dll. Pada
waktu itu orang bisa memahami dan memprediksi cuaca, namun mereka gagal untuk
melihat tanda-tanda dalam hal spiritual. Inilah disebut orang yang munafik, kita
hanya bisa datang ke hadapan-Nya dengan kerendahan hati dan kesediaan untuk
melayani-Nya. Manusia sulit untuk merubah status
quo(keadaan tetap pada saat tertentu, pemahaman lama, tidak mau pembaharuan). Yesus datang untuk
melakukan revolusi dan perubahan yang juga bertentangan bagi orang Romawi dan
orng Yahudi(Harapan Mesianis yang politis). Sikap dalam mengikut Yesus
bisa menimbulkan perpecahan bagi orang yang percaya dan tidak percaya.
1. Yesus
menuntut Kesetiaan, menjadi pengikut Kristus bukan mencari hal mudah dan
murahan. Mengikut Yesus membawa hidup baru,
ada sisi yang sangat sulit dari apa arti
kehidupan baru itu (49)
v Yesus datang dapat mengganggu keinginan kita, menimbulkan masalah kenyamanan ego, atau
mengganggu kedamaian palsu kita. Pada waktu itu pajak telah menimbulkan masalah dan
seperti membakar ekonomi rakyat, baik rasa kesal rakyat pada pemerintahan
Romawi dan juga dari kalangan imam Yahudi. (bnd Mika 7:6). Yudaisme(Farise,
saduki, eseni, zelotes, ahli taurat) sudah terpecah dan api perpecachan dan
pemberontakan itu sudah ada. Ini adalah gambaran perpecahan orang percaya dan
tidak. Kebenaran
itu selalu menggangu bagi orang jahat.
v "Api adalah symbol proses
pemurnian, membersihkan dosa, proses itu bisa melalui pergumulan,
penderitaan, dll. Contoh sabun yang memisahkan yang kotor dari yang baik.
2. Tuhan kita memisahkan yang baik dari yang jahat.
Marilah kita yang ada di dalam Kristus bersukacita di dalam Dia. Mengikut Yesus
adalah Kristosentris bukan egosentris. Kita sering menginginkan Tuhan itu
bagaimana memenuhi keinginan kita? Yesus datang membawa damai dalam Revolusi dan restorasi? Hati hati siapakah yang
menjadi idola kita (yang menjadi berhala) dimana kita tidak bisa hidupnya
tanpanya. Yesus datang menanggu status
kedamaian yang palsu. Yesus tidak membawa damai dengan dunia, tapi damai
dengan Allah.
3. Mengikut
Yesus bukan hanya perkataan namun perbuatan.
Tidaklah cukup untuk menjadi jujur….Karena kata-kata kita harus memberi hidup,
kita tidak boleh menggunakan kebenaran sebagai senjata .... Ketika Anda
mengatakan yang sebenarnya, Anda harus selalu memiliki 'motif pelayanan.' Anda
hanya harus berkonfrontasi untuk membantu orang lain mencapai penerangan dan pemahaman
atau untuk menghilangkan jarak dan hambatan antara Anda dan yang lain orang.” Kami
berbicara kebenaran dalam kasih dan selalu membiarkan pintu terbuka untuk
rekonsiliasi. Seperti Yesus, mata kita harus tertuju pada salib dan pengharapan
kebangkitan. Mengetahui bahwa Injil adalah satu-satunya harapan untuk hubungan
yang benar, rekonsiliasi, dan penebusan bagi mereka yang kita kasihi.
4. Mengikut Yesus memiliki konsekuensi. Makna “Api”
bisa sebagai penghakiman eskatologis bagi orang yang menolak Yesus, dan bisa menjadi metafora, Hidup dalam baptisan, kita
memaknai bagimana panggilan megikut Yesus bukanlah hal yang mudah (Penderitaan
adalah bagian kehidupan) Kesetiaan mutlak, perhatian yang cermat, dan keadilan
dalam hubungan kita dengan seseorang lain. Inilah yang dituntut oleh Yesus. Mengikut Yesus adalah hal yang prioritas: Yesus
tidak mengajarkan kebencian emosional terhadap anggota keluarga, tetapi
membuatnya sangat jelas bahwa semua hubungan harus dinomorduakan setelah
mengikuti-Nya.
v Yesus
datang membawa terang dalam kegelapan..
Kita hidup dalam dunia yang rusak dan perpecahan. Masalah bukan pada perpecaha
itu, namun bagaimana kita menyikapi perpecahan yang terjadi, tugas
kita adalah pangilan mengabarkan injil hasilnya adalah Tuhan yang
menentukan. (51-53)
v Managemen konflik melalui sikap ofensi (membalas) dan defensive(bertahan) Yesus menganjurkan pendekatan defensif dalam pengelolaan
konflik (teologi anti-kekerasan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar