Senin, 2 Juli 2012
1 Petrus 2:1-2
Nats Bacaan: Pagi Ulangan
9:7-10:22 Malam, Lukas 6:27-36
SEPERTI BAYI BARU LAHIR
Memiliki Integritas,
Spiritualitas Yang Berkualitas
“Karena itu buanglah segala
kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan
fitnah.Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan
air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh
keselamatan”
“Antong, bolongkon hamu ma nasa
hajahaton dohot nasa angkal dohot pangiburuon nang panihaion! Songon posoposo
na imbaru tubu, uasan ma hamu di susu na tama, na so marlaok, asa lam magodang
hamu, horhonon ni i, bahen haluaon.”
Salah
satu sikap yang negative dalam diri manusia adalah egosentris: menjadikan diri
sendiri pusat segala sesuatu (egosentrisme), menilai segala sesuatu dari diri
sendiri. Sikap ini pada akhirnya akan melahirkan sifat-sifat negatif seperti:
a. Kejahatan(evil, wickedness. felony, misdeed, crime). Kata Ibrani ra’ dan rasya berasal dari satu
akar yg artinya ‘merusak’ atau ‘meremukkan’ sehingga tak berharga lagi, tidak
menyenangkan, tidak enak, menjijikkan. Kata ini mencakup perbuatan jahat itu
dan akibat-akibatnya. Kata-kata Yunaninya ialah kakos dan poneros; athesmos dan
anomos, yg diterjemahkan ‘tak mengenal hukum’ dan ‘durhaka’, termasuk dalam
iklim pikiran yg sama. Kakia biasanya diterjemahkan ‘kejahatan’, tapi
diterjemahkan ‘kebusukan’ dalam #/TB Rom 1:29* dan ‘keburukan’ dalam #/TB 1Kor
5:8*. Banyak hal
myang menjadi sumber kejahatan, dalam kitab 1 Timotius 6:10 dikatakan, Sebab cinta akan uang timbul segala
macam kejahatan. Ada sebagian orang yang mengejar uang sehingga sudah tidak
menuruti lagi ajaran Kristen, lalu mereka tertimpa banyak penderitaan yang
menghancurkan hati mereka. Dalam Surat Ibrani 13:5
Janganlah hidupmu dikuasai oleh cinta akan uang, tetapi hendaklah kalian
puas dengan apa yang ada padamu. Sebab Allah sudah berkata, "Aku tidak
akan membiarkan atau akan meninggalkan engkau."†
b. tipumuslihat, (gimmick), muslihat n 1 akal
budi, akal busuk, angkara, bicara, dalih, daya upaya, diplomasi, gaya, hal,
hasil pemikiran, hati busuk, helah, helat, ikhtiar, jebakan, kacung, kebolehan,
kecakapan, kecek, kecoh, kelicikan, kiat, kunci (ki), onar, pendapat,
pertimbangan akal, pikiran, politik, putar belit, rahasia, resep, semu daya,
set (cak), siasah, siasat, stratagei, taktik, tipu daya, tipu muslihat, trik; 2
cara, daya upaya, ikhtiar, jalan, usaha. perbuatan ini semakin semarah kita lihat,
semakin banyak orang pintar berbohong, tidak jujur, mencari keuntungan dengan
mengutarakan, menjajikan hal-hal yang baik pada penuh kebohongan. Sikap ini
banyak dipergunakan oleh untuk mencari jabatan, mencari keuntungan, mengelabui
orang lain,
c. kemunafikan (hypocrisy), sikap ini juga sangat berbahaya, lain dibibir
lain di hati, orang yang munafik juga dapat dipersonifikasikan “ular berkepala
dua” serigala berbulu domba”.
d. Kedengkian, artinya cemburu, iri hari,
contohnya “susah melihat orang senang, dan senang melihat orang susah”. Penyakit
ini juga sudah merajala lela dalam kehidupan kita, sehingga banyak terjadi
persaingan yang tidak sehat, pembunuhan yang diakibatkan oleh demdam, atau
dengki.
e. Fitnah,
sikap ini sering juga sudah menjadi penyakit kita pada saat ini, sesama kita
sering memfitnah teman kita sendiri, menfitnah tetangga kita. Barang ada
benarnya “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Kita melihat pada masa kini,
semakin banyak orang memfitnah orang lain, khususnya pada masa-masa Pemilihan,
baik pemilihan, Eksekutif, legislatif, sampai pada pemilihan kepala desa,
kepala lorong dan kepala dusun. Secara khusus dalam gereja HKBP dan sebentar
lagi akan diadakan periodesasi. Pada bulan September 2012 akan diadakan Sinode
Godang untuk memilih pucuk pimpinan HKBP(Ephorus, Sekjen, Kadep Koinonia,
Marturia, dan Diakonia dan juga Praeses HKBP). Hendaknya sikap ke-egoan perlu
dihindarkan, jangan ada yang menonjolkan dirinya, sikap ini akan melahirkan
niat-niat yang tidak baik, yang pada akhirnya menimbulkan pemikiran dan tindakan yang tidak
benar. Baiklah kita menilai diri kita dengan jujur, merenungkan diri kita,
berefleksi apa yang sudah kita perbuat, dan apa yang dapat kita perbuat untuk
kebaikan. Tuhan menginginkan para
hambanya memiliki sifat seperti bayi baru lahir, memiliki integritas, spiritualitas
yang berkualitas
Sifat,
dan sikap negatif di atas adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Firman Tuhan mengajak kita agar hidup seperti “bayi” yang baru lahir, artinya
menemapatkan hidupnya haus pada hidup yang benar, haus pada firman Tuhan
sebagai “susu rohani” yang harus diminum setiap saat. Hanya melalui firman
Tuhanlah kita dapat diperbaharui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar