Yehezkiel 34:11-16
Pemimpin yang baik adalah MENGAYOMI, MELINDUNGI,
MENYEMBUHKAN, MENYELAMATKAN
1. Pendahuluan
Umat Israel
dalam konteks nats ini hidup dalam pembuangana di BABEL. Kehidupan di Babel
menggambarkan kehupan dalam “perbudakan” baik perbudakan secara social,
politik, ekonomi, budaya, dan khususnya perbudakan secara moral dan spiritual.
Perbudakan umat berdampak pada krisis moral dan iman, krisisi kepemimpinan,
dimana para pemimpin umat tidak lagi berfungsi sebagai “gembala” yang baik,
namun telah mengeksploitasi umat sehingga ‘domba-domba’ hidup dalam
penderitaan, teramcam dan terpecah
2.
Penjelasan
Nats
Nats ini
menegaskan kritikan Allah melalui hambanNya Hesekiel terhadap pemimpin dan
kepemimpinan umat pada waktu itu yang tidak berpihak pada umat yang pada waktu
itu tidak mendapat perhatian dari pemimpinan, tidak memperoleh jaminan, tidak
mendapat pelayanan bagi orang-orang bermasalah.
Dalam nats ini Allah menegaskan Ia sendiri akan mengambil alih tugas dan
fungsi sebagai gembala yang baik adalah:.
Ø
Memperhatikan dan mencari Domba; sikap pemimpin
hendaknya memiliki rasa empati, simpati, mengasihi
Ø
Menyelamatkan (salvator): pemimpin harus mau menolong,
berkorban untuk umat yang dipimpinnya
Ø
Membawa dan Mengumpulkan: pemimpin hendaknya
mampu memberikan teladan, mampu menjadi sahabat, dan mampu memberikan motivasi
Ø
Mengembalakan domba di padang rumput yang hijau:
Pemimpin hendaknya mampu mendorong umatnya agar umat hidup dalam kesejahteraan.
Ø
Membalut dan menguatkan yang sakit: Pemimpin
harus memiliki sikap solidaritas, kepedulian social,
Ø
Melindungi (protection): Pemimpin harus mampu
menjamin ketentraman dan kedamaian umat yang dipimpinnya
Pokok-pokok khotbah
1.
Bagaimana kita sebagai pelayan Tuhan menjalankan
fungsi Pastoral memperhatikan jemaat yang bergumul, mencari solusi bag jemaat
yang bermasalah, memberikan keteguhan, memberikan kedamaian, menyembuhkan yang
terluka yakni luka-luka batin, dsb
2.
Kasih Tuhan sebagai gembala senantiasa mau
menolong, menuntun, membawa pulang yang tersesat, menyelatmatkan. Tuhanlah
gembala yang baik yang memawa dan menuntun kita dan member kita kehidupan yang
penuh damai sejahtera
3.
Sikap simpati, empati, solider, mau berkorban,
mengutamakan dan membantu yang lemah ada wujud dari kasih Tuhan yang telah
mengasihi kita. Jauhkan sikap yang ingin mengintimidasi, mengeksploitasi, orang
lain
4.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu
memperhatikan kebutuhan umatnya, baik kebutuhan psikologis, kebutuhan ekonomis(kesejahteraan),
kebutuhan politis (ketenteraman-perlindungan), kebutuhan jasmani (sandang,
pangan- papan), dan terkhusus kebutuhan rohani/spiritual.
5.
Dalam kepemimpinan secara politik, pemimpin hendaknya
dapat memberikan jaminan ketenteraman bagi umatnya, pemerintah harus
memberantas praktek-praktek premanisme yang meresahkan dan menggangu
ketemteraman masyarat, jika perlu domba-domba jalan nya sudah keliru, maka “kakinya”
dapat dipatahkan supaya ia tidak berjalan dalam jalan yang salah, mematahkan
kaki domba, hal yang biasa dilakukan oleh seorang gembala di Timur tengah. Memathkan
kaki, yang kita maksudakan dalam khotbah ini adalah , menegakkan hokum, sebagai
konsekensi moral, dan disiplin untuk orang-orang yang bersalah dan perlu untuk
dibina.
6.
JIka kita memiliki otoritas untuk menjalankan
kepemimpinan maka hendak otoritas itu digunakan untuk melayani bukan untuk
mengeksploitasi rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar