Jumat, 20 Juni 2014

BIK AGUSTUS 2014

Rabu, 06 Agustus   2014
Sijahaon:
Manogot: Jesaya 30:1-17 Bodari, Hesekiel 37:1-14
1. Marende B.E. No.17     RAJA NA TUMIMBUL  BL.210
1.   Raja na tumimbul Sigomgomi hami Jalo ma pujiannami
      Denggan ni basaM do Pangoluhon hami Atik pe mardosa hami
      Sai apoi pargogoi hami mangendehon SangapMi o Tuhan
2.   Sai dipuji langit  JadijadianMu Saluhut pambahenanMu
      Parsinondang bolon Na marpamongguri Ho o Tuhan do dipuji
      Bulan i Bintang pe Ho do pinujina Dohot sinondangna
2. Jesaya 62:2 Jadi idaon ni angka bangso parbegu ma hatigoranmu, jala saluhut angka raja hamuliaonmu, jala ingkon margoarhon * goar na imbaru ho, sipaboaon ni pamangan ni Jahowa
PEMULIHAN DARI TUHAN

HATORANGAN
 Salah satu pengampunan terindah di antara manusia adalah ketika seorang suami mengampuni istri atau sebaliknya dan menerimanya kembali menjadi pasangannya. Peristiwa ini sering dipakai di dalam Alkitab untuk menggambarkan kasih Allah kepada umat-Nya.
 Janji keselamatan melalui pemulihan bagi umat Allah dikumandangkan oleh hamba-Nya dengan penuh semangat (62:1). Sion akan dipulihkan menjadi bangsa yang benar dan mulia serta memiliki nama baru yang berasal dari Tuhan sendiri (Yes 62:2-3). Hubungan yang pulih antara Israel dengan Tuhan itu digambarkan seperti sepasang mempelai. Israel yang "diceraikan" Allah karena perbuatan dosa mereka kini diterima kembali sebagai istri yang dikasihi (62:4). Allah yang menerima Israel kembali digambarkan seperti seorang jejaka menikahi seorang gadis (62:5). Gambaran tersebut menyiratkan umat-Nya telah disucikan sehingga layak menerima kasih Allah. Allah menggandeng Israel layaknya pengantin yang memandang hidup baru mereka dengan bahagia. Umat-Nya yang kembali mengalami keselamatan akan menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa lain, sehingga mereka menyaksikan kemuliaan dan keagungan Tuhan.
 Nama dan status baru. Syukur kepada Tuhan, demikianlah respons umat atas anugerah keselamatan dari Allah — keselamatan telah menempatkan umat pada kedudukan yang layak dan wajar karena diberikan hak menyandang nama dan status baru. Dulu mereka adalah umat buangan yang sekian lama ditindas, ditekan, dan direndahkan; kini mereka adalah umat yang dipulihkan, diselamatkan, dipelihara, dilindungi dan dikuduskan Tuhan. Bila umat Israel meresponi keselamatan dengan pujian dan syukur, apakah Anda juga menyatakan respons pujian dan syukur kepada-Nya atas anugerah keselamatan-Nya?
         Allah akan mengampuni dan memulihkan umat-Nya yang mau bertobat. Kita harus mengumandangkan kabar baik ini. Oleh karena itu, kita harus pergi memberitakan kabar ini dan menyampaikannya kepada setiap orang percaya yang kita temui, Amen
3. Tangiang Pangondianon
4. Marende No 116:1  DITOMPA HO DO AU
1.  Di tompa Ho do au, sondangi rohangkon;
     Tung basa-basaMi sude na di au on.
     Gomgomi pamatangku, naeng Ho do oloanku,
     Sai lehon ma gogongku, lomoM naeng ulaonku.
     Urupi tatap au tutu, Panompa na burju.

5. TANGIANG ALE AMANAMI

Selasa, 12 Agustus  2014
Manogot; Jesaya 33:1-13 Bodari, Hesekiel 39:17-29
1. Marende BE No 363:14 Hamu Saluhut Harajaon
Ho, Debatangku, pujionku Patimbulonku  sai tongtong
Mauliate ma rohangku Di Ho dibaen basaM inon
Hamu sude pe, ale dongan Dok ma mauliate i
Ai ndang he marpansohotan Do denggan ni basaNa i.
2. Johannes 20:28 Gabe ninna si Tomas ma mangalusi Ibana: Tuhanku jala Debatangku
SIKAP KRITIS DAN IMAN
HATORANGAN
Tomas adalah murid yang tidak mudah memercayai kesaksian atau opini orang lain. Tak heran bila ia juga tidak mudah memercayai cerita murid-murid lain bahwa mereka telah melihat Tuhan. Tomas ingin membuktikan sendiri. Kisah Tomas memperlihatkan pada kita bahwa Yesus memberi perhatian juga pada orang yang kritis dan hanya mau berdiri di atas fakta atau realitas. Ia membuat diri-Nya nyata dengan membiarkan Tomas berhadapan dan bersentuhan dengan Dia. Yesus menunjukkan kasih-Nya melalui cara yang dapat dipahami oleh Tomas. Kisah Tomas memberi pelajaran bagi kita, yang terlibat di dalam pelayanan, untuk menyatakan bahwa kasih Tuhan nyata bagi orang yang kita layani. Kadang kala iman dihubungkan dengan sikap nrimo dan nonrasional. Percaya atau beriman dipahami sebagai sikap menerima apa saja yang memakai atas nama iman atau Tuhan. Bersikap kritis atau bertanya tentang logika iman Kristen dianggap sebagai sikap tidak percaya.
           Iman tak pernah statis, tetapi dinamis. Pertumbuhan iman sejalan dengan pertumbuhan pengenalan orang akan Tuhan. Ketika para rekannya telah berhasil melalui fase pertumbuhan iman karena mengimani Yesus yang bangkit, Tomas masih tertinggal. Dengan ucapannya yang cenderung dramatis (bdk. Yoh 11:16), ia berkata bahwa ia tak akan percaya Yesus bangkit sebelum ia memasukkan jari- jarinya di bekas luka-luka tangan dan lambung Yesus (Yoh 11:25). Tetapi, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya dan meminta Tomas untuk meletakkan jarinya di bekas luka penyaliban-Nya, tanpa melakukan itu, Tomas segera membuat pengakuan iman, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 11:28). “Tuhan” (Yun: Kyrios) berarti orang yang berkuasa penuh atas sesuatu yang menjadi milik-Nya yang sah. Penganut kepercayaan tertentu pada waktu itu memanggil dewanya kyrios. Juga orang Roma memanggil tuan tanah yang kaya, kaisar Roma, dan orang-orang berkuasa lainnya dengan sebutan yang sama. Kini Tomas menjadi orang pertama yang secara tegas dan jelas mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Berarti ia mengaku bahwa Yesus bukan dewa, tuan tanah, ataupun kaisar. Yesus adalah Tuhan Allah yang berkuasa atas hidup dan mati, atas langit dan bumi, atas segala sesuatu. Para “tuhan” di dunia ini bukanlah Tuhan sesungguhnya sebab mereka bukan Allah dan mereka tidak setara dengan Yesus. Dari kondisi ragu yang sangat kritis, Tomas melangkah maju menjadi pencetus pengakuan iman yang sedemikian penting dan bagian ini menjadi puncak dari kisah-kisah pengakuan terhadap Yesus. Seperti halnya Tomas, iman kita pun bisa mandek. Kekecewaan, kesedihan, keraguan bisa membuat orang berhenti bertumbuh, bahkan tidak yakin akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Tetapi, Tuhan yang memulai iman akan menuntun kita terus agar mendewasa dalam pengenalan akan Dia ( Fili 1:6 Ibr 12:2*).Marilah kita bangkit kembali dalam iman kepada Yesus. Ingat sabda-Nya yang mengatakan, “Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.” Dia yang telah memulai karya-Nya dalam hidup Anda akan terus merampungkannya. Fokuskan perhatian Anda pada Dia yang bangkit dalam proses pertumbuhan iman ini!
3. Tangiang Pangondinon
4. Marende B.E. No. 257:6 Raja Na timimbul
Sai ingani ahu Joro baen tondingku Bagas habadiaonMu
Sai bongoti ahu Baen holong rohangku Di Ho Tuhan Debatangku
So pe au Manang lao Ho ma sai hutatap  Jala hupasangap.
5. TANGIANG ALE AMA NAMI

Jumat, 18  Agustus   i 2014
Sijahaon:
Manogot  Jesaya 36:11-22 Hesekiel 41:42-10
1. Marende B.E. No.  202 :1-2 HUHAHOLONGI HO  
Huhaholongi ho gogongku Huhaholongi ho tongtong
  Marhitehite pambaenanku Nang sian nasa rohangkon
  Ai Ho do sumondangi au Ro di na mate au
Huhaholongi ho ngolungku Ai Ho do alealengki
  Sai naeng tongtong Ho pujionku Saleleng au sinondangMi
  Holong mamolin rohangki Di Ho o Jesuski.

2. Jeremia 33:10-11 Songon on do hata ni Jahowa: Tarbege dope sogot di inganan on, naung nidokmuna i: Nunga tarulang, ndang be marisi jolma nanggo sahalak manang pinahan, di bagasan angka huta ni Juda dohot di alaman ni Jerusalem, angka naung tarulang i, ndang be marisi jolma nanggo sahalak manang pinahan.11 * Tarbege dope sogot disi soara olopolop dohot soara las ni roha, soara ni pangoli dohot soara ni oroan, soara ni angka na mandok: * Puji ma Jahowa Zebaot, ai pardengganbasa do Jahowa, ai ro di saleleng ni lelengna do asi ni rohana! Tole muse soara ni halak na mamboan pelean hamauliateon tu joro ni Jahowa; ai ahu ma manogihon mulak sogot halak angka na tarbuang sian tano on, gabe suang songon di mulana, ninna Jahowa
[Pemulihan atas inisiatif Allah]

HATORANGAN
 Bagi umat yang sedang mengalami pembuangan, janji Tuhan pada perikop ini sangat melegakan. Janji pemulihan bukan semata terletak pada respons Allah atas jeritan minta tolong umat yang menderita, melainkan pada rencana kekal Tuhan yang sedang Dia wujudkan. Memang tak terpahami (3) namun kekuasaan dan kesetiaan Allah, seperti yang terungkap dalam nama-Nya, yang menjamin bahwa Ia akan menggenapi semua janji-Nya (2). Bila perikop sebelumnya menyoroti pemulihan umat Tuhan dari sisi kemahakuasaan Allah, maka perikop ini memperlihatkan inisiatif Allah memulihkan umat-Nya. Umat Tuhan dipanggil untuk menyaksikan dan mengantisipasi tindakan-tindakan Allah yang tak terpahami (3), serta bagaimana Ia mengembalikan umat-Nya pada keadaan yang semula (7).
 Pertama, efek perang yang menyengsarakan umat Tuhan, yang Dia timpakan di dalam murka-Nya kepada kota Yerusalem dan penduduknya (4-5, 10, 12a), dipulihkan. Kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan akan menjadi atmosfir baru Yerusalem (6). Kedua, Allah meniadakan efek dosa yang begitu menjerat umat pada masa lampau (8). Hasil pemulihan itu di satu sisi menimbulkan sukacita dan sorak sorai umat Tuhan dalam bentuk ibadah syukur di rumah Tuhan (11), di sisi lain Allah dipermuliakan dan dihormati segala bangsa (9).
 Semua ini menjadi petunjuk kuat akan kepedulian dan kasih Allah yang tak pernah pudar atas umat-Nya. Betapa pun jahat dan najisnya mereka karena pelanggaran dan dosa mereka, sehingga harus dihukum Allah dengan dahsyat, Allah tetap menginginkan pertobatan sehingga Ia bisa mengampuni dan memulihkan mereka. Karena itu, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bertobat. Raihlah tangan-Nya yang diacungkan pada Anda, agar belas kasih dan pengampunan-Nya menjadi milik Anda.
4. Marende No 104:7 BONGOTI MA ROHANGKU
Baen gok haporseaon Ma rohanami be;
      PanumpakMi gandahon Tu artanami pe.
      Pabali tondi i Na olo manundati
      Na olo mangarsahi RohaM na denggan i.

5. TANGIANG ALE AMANAMI
Minggu, 24 Agustus   i 2014
Sijahaon:
Ev: Rom 12:1-8 Ep: Jesaya 51:1-6
1. Marende B.E No. 303:6   JAHOWA, TUHANKI
Sai pasupasu ma  Sude  pambahenanku. O Tuhan Debata nang nasa pingkiranku
       Sai naeng marsangap Ho Dibaen hatangku pe . Paboa di Ho Do gogongki sude.

Mempersembahkan hidup"
HATORANGAN
Banyak orang memahami ibadah dalam arti menghadiri kebaktian gereja, berdoa, menyanyikan pujian, dan memberikan uang persembahan. Paulus mengatakan bahwa ibadah yang sejati tak dapat dipisahkan dari konsep mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan (1-2) dan konsep hidup berjemaat sebagai tubuh Kristus (3-5).
 Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh kehidupan kita. Kata "mempersembahkan" di dalam PL berkaitan dengan para imam yang mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Ada syarat agar kurban berkenan kepada Tuhan. Dalam konteks ibadah Kristen: pertama, Tuhan menerima persembahan yang hidup. Seperti tradisi PL, hanya hewan hidup (bukan bangkai) yang dipersembahkan. Namun, berbeda dengan PL, kurban Kristen tidak disembelih, mati dan habis dibakar karena kurban itu adalah hidup anak-anak Tuhan. Kedua, Tuhan menerima persembahan hidup yang kudus dan tidak bercela, yaitu yang menjauhi dosa. Ketiga, Tuhan menerima persembahan yang berkenan kepada-Nya, yaitu hidup yang selalu menyenangkan-Nya. Bagaimana kita melakukan ibadah yang sejati? Dengan tidak mengikuti kehidupan duniawi, tetapi mengikuti perilaku yang lahir dari akal budi yang telah diperbarui Tuhan. Akal budi yang diubahkan ini akan memimpin hidup kita dalam kehendak-Nya. Ibadah yang sejati bukan urusan pribadi semata melainkan tanggung jawab umat untuk menjadi satu di dalam Kristus, saling membangun dan melayani. Ibadah bersifat bersama. Sebagai bagian dari persekutuan Kristen, setiap pribadi tidak boleh berpikir terlalu tinggi mengenai diri sendiri. Biarlah jemaat menilai diri dan berkarya sesuai dengan karunia yang dianugerahkan Tuhan, sehingga kesatuan dan keefektifan ibadah terlihat hasilnya. Mempersembahkan hidup kepada Tuhan adalah memberikan diri melayani sesama.
             Orang Kristen adalah orang yang telah mengalami transformasi. Transformasi itu menyangkut sikap dan prinsip hidup terdalam yang akhirnya mewujud dalam keseharian. Hidup kita bukan lagi milik kita sendiri, tetapi milik Kristus. Itu logis, sebab Kristus telah membeli kita dari perbudakan kejahatan, dengan kurban nyawa-Nya sendiri. Kita merespons fakta ini secara sadar tiap hari dengan jalan menyerahkan hidup sepenuhnya menjadi milik Yesus, Penebus kita. Dengan keputusan secara sadar, kita memberlakukan transformasi roh secara terus menerus dalam perilaku fisik kita. Kita tak lagi hidup mengikuti hasrat diri dan dunia, tetapi berusaha agar kehendak-Nya digenapi dalam diri kita (Rom 12:2).  Sikap hidup yang terus menerus menjalani transformasi anugerah serasi dengan gairah untuk melayani. Kita percaya bahwa dalam rencana-Nya, Allah bukan saja menganugerahkan keselamatan, juga menganugerahkan rupa-rupa kapasitas untuk melayani. Di balik pemberian berbagai karunia pelayanan yang berbeda, ada maksud besar Allah untuk gereja-Nya yaitu agar Gereja berfungsi sebagai Tubuh Kristus di dunia ini. Gereja yang sanggup berperan sebagai kehadiran Kristus dalam dunia ini, haruslah gereja yang benar-benar hidup. Yaitu gereja yang di dalamnya berbagai wujud pelayanan anugerah Allah dipraktikkan secara aktif. Karena kita bukan lagi milik sendiri, tetapi milik sang Penebus, kita mensyukuri tiap karunia yang telah Ia percayakan kepada kita.
       Sebagai bagian dari Tubuh Kristus, kita tidak saling bersaing dan iri, tetapi dengan penuh syukur akan keistimewaan karunia-Nya untuk masing-masing, kita saling berbagi pelayanan! Hanya dengan memberi diri dalam pelayanan, kita menemukan keistimewaan karunia yang Ia berikan pada kita!
3. Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E No. 122:1 JESUS RAJA NI HURIA  
1.  Jesus, Raja ni huria. Na porsea, Na badia Pasupasu ma au on
  Sai sungguli ma rohangku Mangihuthon Ho, Rajangku
  Pargogoi ma au tongtong Pargogoi ma au tongtong


5. TANGIANG ALE AMANAMI















Sabtu, 30  Agustus   2014
Sijahaon:
Manogot: Jesaya 26:1-21 Hesekiel 33:21-33

1. Marende B.E. No. No.186:1   TONGTONG TUTU NA DENGGAN DO
Jahowa do haposanki Na mangapoi rohangku
    Na patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
    Sonang tongtong Rohangkinon Binaen ni Debatangku PatikNa do lomongku
2. 1 Timotius 4:10 Ai ala ni i do, umbahen loja hita jala marungkil: Ala mangkirim hita di Debata na mangolu, Sipalua halak saluhutna, alai sumurung angka na porsea
Menaruh pengharapan.
HATORANGAN
Menaruh pengharapan pada Allah yang hidup, yang sanggup mewujudkan semua janji-Nya di dalam kehidupan saat ini maupun kehidupan akan datang, merupakan alasan yang besar untuk hidup dengan kerja keras di tengah-tengah perlawanan ketika menyebarkan Injil. Berjuang. Seorang hamba Allah tidak boleh "berjuang" seperti yang dikemukakan dalam 2Tim 2:24, yaitu di dalam arti bertengkar. Di sini, seperti halnya dalam Yud 1:3, yang dimaksudkan ialah bertanding dengan sungguh-sungguh dan jujur. Juruselamat (Soter).i sini dipakai dalam arti "pembebas": walaupun kata ini bisa memiliki arti yang lebih luas dan juga yang lebih sempit. Soter adalah sebutan bagi dewa pelindung, khususnya dewa Zeus; oleh karena itulah orang mempersembahkan kurban kepadanya sesudah suatu perjalanan yang aman, dan seterusnya. Pemahaman Paulus tentang Allah ialah bahwa semua berkat, pertolongan, dan pemeliharaan penuh kemurahan yang dinikmati oleh manusia berasal dari Dia Mat 5:45). Di dalam pengertian yang lebih khusus dan lebih tinggi. Dia adalah pelepas dari semua orang yang percaya akan keselamatan abadi yang ditawarkan oleh-Nya.

 Instruksi Paulus kepada Timotius di sini mencerminkan salah satu pelajaran terpenting dari surat-surat Pastoral, yaitu gereja akan sehat jika memiliki pemimpin yang sehat ajaran dan hidup kerohaniannya. Sebagai pemimpin muda usia, Timotius dianjurkan untuk memperhatikan agar ia dapat menjadi "pelayan Kristus yang baik." Timotius harus rajin mengajarkan kebenaran firman, sambil dididik" (bhs. Yun. "diberi makan") oleh firman (6). Rahasia untuk mengajar dengan baik ialah disiplin belajar yang baik. Ay 1Tim 4:11,13,16* menekankan pentingnya bertekun dalam mengajar dan diajar oleh firman Allah. Kedua, ia harus melatih diri beribadah (7). Metafora "berlatih" diambil dari dunia olahraga, yang sangat populer pada masa itu. Para atlet giat berlatih menjelang pertandingan. Beribadah berarti menyatakan takut dan kasih akan Allah sebagai perwujudan dari ketaatan seseorang kepada-Nya. Merenungkan firman dengan teratur dan disiplin adalah latihan rohani untuk bertumbuh dalam kasih kepada Allah.

.
4. Marende B.E. No. 164:4  O TUHAN JESUS HO RAJANGKU                
Sai lehon ma tu tondinami TondiM na sun badia  i
      Ibana mangajari  hami Mangaradoti  patikMi
    Parbadiai ma hami be Marhitehite mudarMi

5. TANGIANG ALE AMANAMI





Senin, 31 Agustus   i 2014
Sijahaon:
Ev: Mateus 16:21-28 Yeremia 15:15-21
1. Marende B.E No. 303:6   JAHOWA, TUHANKI
Sai pasupasu ma  Sude  pambahenanku
      O Tuhan Debata nang nasa pingkiranku
Sai naeng marsangap Ho Dibaen hatangku pe
Paboa di Ho Do gogongki sude.


JALAN SALIB
HATORANGAN
Dengan berpegang pada pengenalan dasar murid-murid kepada-Nya, Yesus mulai menjelaskan tentang masa depan-Nya yaitu kepergian-Nya ke Yerusalem karena melaksanakan kehendak Allah Bapa. Jalan itu penuh penderitaan dan menuju kematian. Ia akan mengalami penolakan dari para pemimpin Yahudi dan umat-Nya sendiri. Para pengikut-Nya pun akan meninggalkan, menyangkal, dan mengkhianati Dia. Ia akan mati dibunuh oleh para pemimpin Yahudi melalui tangan orang Romawi, tetapi Ia akan bangkit pada hari ketiga. Pesan mengenai penderitaan dan sekaligus pengharapan akan kebangkitan rupanya belum siap dihadapi oleh murid-murid. Hal ini terjadi karena pengharapan mesianis mereka yang bersifat politis, bukan bersifat rohani. Ketidaksiapan itu terlihat melalui respons Petrus, yang menarik dan menegur Yesus (Mat 16:22). Ini membuat Yesus balik menegur Petrus dengan keras, karena ia begitu mudah dipakai oleh Iblis untuk menggagalkan rencana Allah bagi Yesus.
 Yesus menambahkan bahwa mereka yang mau mengikut Dia sebagai murid harus menyangkal diri. Maksudnya ialah meninggalkan segala keegoisan, ambisi, kenikmatan hidup, dan kebiasaan lama yang tidak berkenan kepada Allah. Sebaliknya mereka harus memiliki hidup yang mengutamakan Allah dalam setiap aspeknya. Mereka juga harus memikul salib masing-masing dengan penuh pengurbanan dan siap menghadapi penderitaan karena Injil. Maka pada kedatangan Yesus yang kedua kali, yang mati karena iman dan Injil Kristus akan menerima-Nya kembali karena jerih payah dan pengorbanan mereka tidak sia-sia. Sebaliknya hukuman akan menimpa mereka yang menyangkal imannya dan berbalik mengikuti dunia.

Keberadaan Mesias sejati bertolak belakang dengan Mesias dalam konsep pemahaman orang-orang Yahudi. Kontras antara pemahaman dan realita menyebabkan mereka menolak Yesus, anak tukang kayu, yang akan menderita bahkan mati disalib seperti penjahat besar. Memang benar jalan yang akan dilalui-Nya tidak mudah, begitu pula dengan pengikut-Nya. Murid-murid-Nya pun masih memiliki konsep pemahaman yang sama dengan orang Yahudi. Petrus protes dengan pernyataan Yesus bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan (16:21). Perhatian Petrus hanya kepada penderitaan-Nya sehingga mengabaikan kebangkitan-Nya. Itulah sebabnya ia mengatakan bahwa Allah pasti akan melindungi Yesus. Ternyata Petrus belum sungguh-sungguh mengerti arti pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias. Yesus menyatakan teguran keras: "Enyahlah Iblis!" menandakan teguran yang sangat serius karena Iblislah yang paling senang bila rencana keselamatan melalui Yesus gagal.

 Kemudian Yesus mengalihkan perhatian kepada semua murid-Nya, dan menyatakan tentang konsekuensi orang yang mau mengikut-Nya. Seperti Yesus yang mengambil jalan salib, maka semua pengikut-Nya pun harus mengikuti jejak-Nya. Yesus sedang mengubah konsep murid-murid tentang panggilan hidup mereka, bahwa menjadi pengikut-Nya tidaklah mudah, karena harus siap mempersembahkan hidup seutuhnya bagi-Nya. Rela menyingkirkan segala keinginan bila tidak sesuai dengan-Nya, rela mengalami berbagai kesulitan, pergumulan, tantangan, dan ancaman karena Dia, dan mengarahkan langkah kita mengikuti jejak-Nya (Mat 16:24). Yesus memberikan alasan melalui suatu paradoks yang bernilai kekekalan. Bila seorang menikmati kesenangan dunia, ia akan kehilangan kesempatan hidup selamanya, sebaliknya bila seorang rela kehilangan kesempatan hidup di dunia, ia akan memperoleh kehidupan yang mulia di dalam kekekalan (ayat 16:25-26). Bila ia memilih yang kedua, maka Anak Manusia akan menyambutnya dalam kemuliaan-Nya (16:27). Sebagai murid Kristus, kita juga harus meneladani Yesus. Kita harus siap menderita, berkorban, dan melayani sebagai saksi Kristus. Kita pun harus memelihara kesetiaan kita dengan suatu ingatan bahwa segala jerih payah kita di dalam Tuhan tidak sia-sia. Motivasi mendapatkan kesuksesan dan ketenaran sebagai pengikut-Nya akan membawa kepada kehancuran dan kekecewaan. Jalan yang seharusnya kita tapaki menuju kemuliaan-Nya memang tidak mudah, karena Ia tidak pernah menjanjikan kemudahan tetapi kehidupan kekal bersama Dia dalam perjuangan memikul salib-Nya.


3. Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E No. 186:1-2
1. Jahowa do haposanki Na mangapoi rohangku
    Na patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
    Sonang tongtong Rohangkinon Binaen ni Debatangku PatikNa do lomongku
2. Na tau haposan situtu Do Ho, o Debatangku
    Ai Ho do na tongtong burju Mambaen hangoluanku
    Na gogo Ho Sai tulus do Sinangkap ni rohaMu  Pasaut na pinungkaMu

5. TANGIANG ALE AMANAMI











Tidak ada komentar:

Posting Komentar