Sabtu,
06 September 2014
Sijahaon:
Manogot:
Jesaya 47:1-15 Bodari:
1 Petrus 2:11-25
1.
Marende B.E. No.Marende
BE No. 6:2 PUJI JAHOWA NA SANGAP BL. 56
2. Puji Jahowa sigomgom sude parluhutan,
na
manogihon ho songon niiring ni tangan
dohot hosam songon hombar tu roham sai
diramoti ibana.
2. Rom 8:14 Ai nasa na tinogihon
ni Tondi ni Debata, angka i do anak ni Debata
STATUS ORANG PERCAYA, sebagai ANAK ALLAH
HATORANGAN
Anak
Allah
ialah orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah. Roh itulah yang memimpin. Kata
kerja yang dipakai adalah dalam bentuk waktu sekarang dan dalam bentuk
pasif-semua orang yang dipimpin Roh Allah. Kata Abba adalah sebuah istilah Aram
yang kemudian dialihaksarakan ke dalam aksara Yunani yang lalu disalin ke dalam
bahasa Inggris. Arti kata ini adalah "Bapa." Bersatunya orang Yahudi
dan orang Yunani (bangsa bukan Yahudi) di dalam Kristus tampak di dalam
kata-kata pembukaan doa ini.
Orang yang percaya kepada
Allah dan menerima karya Kristus di salib telah mengalami pengampunan dosa dan
diberi kuasa menjadi anak-anak Allah ( Yoh 1:12). Kita menjadi anak-anak Allah
berdasarkan pengangkatan dari Allah sendiri oleh karena karya Anak sulung
Allah, yaitu Kristus (Rom 8:23)
Apa yang menjadi bukti
bahwa kita adalah anak-anak Allah? Roh Kudus akan memberi kesaksian di dalam
hati kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (Rom 8:16). Roh Allah menolong kita
untuk mampu dan berani menyapa Allah sebagai Bapa kita (Rom 8:15). Kita tidak
takut lagi karena dosa-dosa kita sudah diampuni. Bukti lain bahwa kita adalah
anak-anak Allah yaitu kita mampu untuk hidup tanpa dikendalikan lagi oleh
keinginan daging (Rom 8:13). Sebaliknya Roh Allah menjadi pemimpin hidup kita
(Rom 8:14) untuk menghasilkan buah-buah kebenaran (Gal 5:22-23).Sebagai anak-anak
Allah, kita mengetahui bahwa kita adalah ahli waris Allah, yaitu orang-orang
yang berhak menerima segala janji Allah (Gal 5:17). Janji apa sajakah itu?
Yaitu suatu hari kelak kita akan menikmati kemuliaan bersama dengan Kristus di
surga, walaupun saat di dunia yang fana ini kita masih mengalami berbagai
penderitaan (Gal 5:19-24).
Kita dikuatkan dan dimam-pukan untuk berani
menghadapi kesengsaraan hidup dalam kefanaan tubuh karena keyakinan kita pada
janji Allah bahwa suatu hari kelak kita akan dibebaskan dari belenggu
penderitaan yang memenjara tubuh kita. Dalam situasi yang sangat sulit, Roh
Kudus akan menolong kita mengung-kapkan keluhan yang tak terucapkan di dalam
doa (Gal 5:26). Semua ini merupakan bukti bahwa Allah telah memilih dan menetapkan
kita sebagai anak-anak-Nya. Tidak ada hal apapun yang terjadi dalam kehidupan
kita, yang luput kendali Allah. Justru sebenarnya lewat berbagai pengalaman
yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, kita belajar mengalami dan
menikmati karya Allah serta mencicipi kemuliaan-Nya. Cicipan kemuliaan itu
semakin terasa saat kita bersekutu dengan sesama anak Allah. Di dalam
persekutuan itu iman kita semakin diteguhkan, pengharapan kita semakin fokus ke
depan, dan kasih kita makin mewujud dalam keseharian kita.
3.
Tangiang Pangondianon
4. Marende No BE, 462:1, 4Ale Tondi Parbadia.
1.
Ale
Tondi Porbadia, sai songgopi hami on.
Rohanami
ma paria lao mamuji Ho tongtong.
Ho
tongtong, Ho tongtong, lao mamuji Ho tongtong.
2.
Jesus
Kristus, tangi, bege, dok ma amenMi
disi,
Suru
ma tu rohanami hagogok ni TondiMi. Hagogok, hagogok.
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Jumat,
12 September 2014
Manogot;
Jesaya 51:1-11 Bodari,
1 Petrus 5:1-14
1.
Marende BE No 363:14 Hamu Saluhut Harajaon
Ø Ho, Debatangku,
pujionku Patimbulonku sai tongtong
Mauliate ma rohangku
Di Ho dibaen basaM inon
Hamu sude pe, ale
dongan Dok ma mauliate i
Ai ndang he
marpansohotan Do denggan ni basaNa i.
2.
Rom 8:37 Alai andul do hamonanganta di saluhutna i, hinorhon ni na
mangkaholongi hita
Allah
di pihak kita
HOLONG NA MANONGTONG
HATORANGAN
Segala
yang kita perlu tertampung dalam Yesus Kristus. Untuk
menolong kita melihat kebenaran itu lebih jelas, kini Paulus mengajak kita
berpikir lebih cermat melalui lima pertanyaan ini. Jika Allah di pihak kita,
siapakah yang akan melawan kita? Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang
akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Kasih Allah dalam
Kristus menjamin kita sempurna kini dan kekal.
Dengan kalimat-kalimat yang hidup dan menarik,
Rasul Paulus menyatakan keyakinan imannya, bahwa tidak ada yang dapat melawan,
menggugat, dan memisahkan orang percaya dari kasih Allah yang ada dalam Kristus
Yesus. Justru karena Kristus sudah menghadapi kematian, lalu bangkit dan
dipermuliakan maka Dia menjadi Pembela kita di saat kita menghadapi berbagai
penderitaan dan penganiayaan (34-36), yang memang harus dihadapi oleh setiap
anak Tuhan. Dia ada bersama dan mendampingi kita.
Jadi, apa pun yang terjadi pada kita, di mana
pun kita berada, kita tidak dapat dipisahkan dari kasih Allah. Penderitaan
tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah. Justru penderitaan menolong kita
untuk menghisabkan diri kita dengan Dia. Melalui penderitaan, kita justru akan
semakin merasakan kasih-Nya. Ayat Rom 8:37-39 mengajak kita melihat semua
penderitaan itu dari sudut Kristus yang mengasihi kita, sehingga kita
diyakinkan bahwa baik maut maupun hidup, malaikat, pemerintah, kuasa-kuasa, dan
makhluk lain tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus.
Maka seorang Kristen hendaknya tidak berputus
asa, atau berusaha lari dari tantangan. Penderitaan memang harus dihadapinya.
Mungkin kadangkala penderitaan membuat kita beranggapan bahwa kita telah
ditolak oleh Yesus. Akan tetapi, Paulus menyatakan bahwa tidak mungkin Kristus
berbalik menolak kita atau Allah berbalik memusuhi kita. Kematian-Nya untuk
kita merupakan bukti kasih yang tidak dapat dikalahkan oleh apa pun. Kasih-Nya
melindungi kita dari berbagai bentuk kekuatan apa pun yang berupaya menguasai
dan mengalahkan kita. Kasih-Nya yang begitu besar seharusnya membuat kita
merasa aman di dalam Dia.
Renungkanlah: Kasih Allah dalam Yesus Kristus
membantu kita menghadapi penderitaan. Bersyukurlah kepada Tuhan Yesus yang
menyertai kita senantiasa, juga dalam kesulitan dan duka. Maka jangan lagi
dikuasai ketakutan atau keraguan karena Tuhan kita, Yesus Kristus, telah menjadi
Pengantara kita. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. kita
harus meyakini bahwa salib Kristus merupakan jaminan bagi kemenangan iman kita
dalam situasi apa pun yang kita hadapi. Bersukacitalah karena hal ini.
3.
Tangiang Pangondinon
4. Marende B.E. No787:, 1 7
Ø Ingkon monang hita, ingkon monang di
ujungna.
Ingkon monang hita, ingkon monang di ujungna.
Naporsea do au di Debata, ingkon monang hita.
Ø Dame ma di hita, dame ma di hita
Dame ma tongtong di hita.
Naporsea do au di Debata, ingkon dame hita.
5.
TANGIANG ALE AMA NAMI
Kamis,
18 September i 2014
Sijahaon:
Manogot Jesaya 55:1-13 2 Petrus 3:1-18
1. Marende B.E. No.
18 UNGKAP BAHAL NA UMMULI
1. Ungkap bahal na umuli,
bagas ni Debatangki.
Ai tusi do au naeng
muli, ganup jumpang Minggu i.
Hulului do
disi, bohi ni Debatangki.
2.
Nunga ro au, o Tuhanku, ro ma Ho tu au muse.
Ai di bagas ingananMu, las ni roha do sude.
Sai bongoti rohangkon, baen ma JoroMi dison.
2.
Rom 15:1 Alai patut do hita na margogo i manganju hagaleon ni angka na hurang
gogo, jala unang ma tahasiani dirinta
KEWAJIBAN
YANG KUAT TERHADAP YANG LEMAH
HATORANGAN
Tidak selalu mudah bagi kita
untuk menemukan realisasi makna “kerukunan,” bahkan dalam hidup berjemaat.
Padahal gereja yang sehat adalah gereja yang jemaatnya hidup dalam kerukunan,
yaitu situasi saat seluruh anggota bersatu hati dan bersuara memuliakan Tuhan
Orang Kristen-Yahudi di Roma merasa diri lebih
kuat dari orang Kristen non-Yahudi. Sikap ini melahirkan tindakan yang
menimbulkan perpecahan. Paulus mengajak mereka untuk memanfaatkan kelebihan
atau kekuatan mereka secara positif. Bagaimana caranya? Pertama, mereka
seharusnya membantu yang lemah (15:1a); kedua, tidak mencari kesenangan sendiri
(15:1b); melainkan ketiga, berusaha untuk saling membangun, memakai kekuatan
atau kelebihan untuk membangun orang lain (15:2). Bukankah kekuatan dan
kelebihan Tuhan karuniakan agar kita membantu kelemahan orang lain, bukan
menghambatnya?
Paulus melanjutkan
pengajarannya kepada jemaat di Roma mengenai kehidupan berjemaat. Sebelumnya ia
telah mengingatkan jemaat di Roma untuk tidak saling menghakimi ( Rom 14:1-13a)
dan tidak menjadi batu sandungan bagi sesama (14:13b-23). Kini Paulus meminta
jemaat Roma untuk aktif menciptakan kerukunan. Dasar dari pengajaran dan
tuntutan kerukunan ini adalah hidup Kristus sendiri (Rom 15:3,7).
Tindakan aktif pertama yang dapat dilakukan
adalah menanggung beban sesama kita (1). Pepatah mengatakan, “Berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing.” Golongan kuat kemungkinan besar adalah kaum berada, sebaliknya
golongan lemah adalah kaum miskin. Saling menolong dan menanggung beban bahkan
akan meruntuhkan batas-batas di antara umat manusia yang saling bermusuhan.
Kedua, orientasi hidup orang Kristen seharusnya tidak berpusat pada apa yang
menguntungkan dirinya sendiri, tetapi apa yang membawa kebaikan dan membangun
orang lain (2). Semakin dewasa iman kita, semakin kita memikirkan kebaikan dan
kemajuan orang lain yang ada di sekitar kita. Ketiga, kerukunan terjadi pada
saat kita merelakan diri menerima orang lain dengan kelebihan dan kekurangannya
Kristus adalah sumber iman Kristen yang
memberikan contoh bahwa hidup-Nya bukanlah untuk menyenangkan diri-Nya sendiri.
Kristus bahkan menerima cercaan dan hinaan demi keselamatan kita semua (3).
Ingatlah, Kristus menerima kita bukan karena kita hebat dan memiliki kelebihan,
tetapi justru pada saat kita najis oleh dosa.
3.
Marende
No 508:1, : Sai patogu.
1.
Sai
patogu rohangki, ale Jesus Tuhanki
Golom dohot tanganmi au dipardalananki
Molo loja au dison pargogo i tongtong.
Dok tu au : Hutogu pe ho tu surgo i muse.
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Rabu,
24 September i 2014
Sijahaon:
Manogot Jesaya 59:1-21 Bodari Daniel 3:19-30
1.
Marende B.E No. 303:6 JAHOWA, TUHANKI
Ø Sai pasupasu ma Sude
pambahenanku. O Tuhan Debata nang nasa pingkiranku
Sai
naeng marsangap Ho Dibaen hatangku pe. Paboa di Ho Do gogongki sude.
2.
Mateus 11:28Ro ma hamu tu
Ahu, hamu angka na loja jala na sorat, asa hupasonang hamu
Sudahkah
kita menjadi murid Yesus yang memuridkan orang lain?
HIDUP
DALAM KELEGAAN DENGAN TUHAN
HATORANGAN
Respons orang terhadap Yesus tidak sama. Ada
yang menerima, ada juga yang menolak. Masalahnya, respons itu berdampak pada
hidup mereka karena, sadar atau tidak, hidup mereka ada di tangan Yesus. Orang
akan celaka bila menolak Yesus dan akan selamat bila menerima Dia.
Sebagai orang yang mengikut
Kristus, merupakan bagian kita untuk menceritakan Kristus kepada mereka yang
jiwanya dahaga. Mereka perlu memperoleh kelegaan, dan itu hanya bisa diperoleh
bila mereka memercayai Kristus, Juruselamat dunia. Kita harus mendorong mereka
agar bertobat dari segala dosa, menerima pengampunan, dan memulai hidup sebagai
murid Kristus agar makin banyak orang yang menemukan kelegaan di dalam Kristus.
Respons Yesus terhadap mereka
yang tidak percaya kepada-Nya semakin tajam. Jika sebelumnya Ia hanya
memperingatkan, kini Yesus mengecam dengan keras bahkan mengutuk. Mengapa?
Sebab mukjizat-mukjizat sudah banyak didemonstrasikan di hadapan mereka (11:20-24).
Namun itu tidak memuaskan dan memimpin mereka kepada iman kepada Yesus karena
mereka tidak menilai pengharapan mereka di dalam terang Yesus namun sebaliknya
justru menggunakan ukuran pengharapannya untuk menilai dan kemudian menolak
Yesus. Karena itu kecaman dan kutukan Yesus adalah wajar sebab mereka
menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.
Sebaliknya terhadap mereka yang percaya
kepada-Nya, Yesus menaikkan syukur-Nya kepada Allah. Mengapa? Yesus ingin
menegaskan kepada setiap orang percaya bahwa jika mereka dapat percaya kepada
Yesus bukan karena lebih suci dan berharga di hadapan Allah, namun ada 3 faktor
yang memampukan dan memungkinkan mereka percaya.Faktor pertama, adalah
Allah sendiri yang menyatakan makna mukjizat Yesus, Kemesiasan Yesus Kristus,
dan makna pengajaran Yesus kepada orang kecil yaitu orang-orang yang dengan
rendah hati dan terbuka menerima penyataan Allah (Mat 11:25-26).Faktor
kedua, adalah peran Yesus dalam pewahyuan Allah. Wahyu khusus Allah
tidak dapat secara langsung dinyatakan kepada manusia karena dosa. Manusia
membutuhkan perantara yang menjembatani antara dirinya dengan Allah. Allah
menyatakannya di dalam Yesus Kristus (Mat 11:27). Seluruh wahyu khusus Allah
yang dinyatakan kepada manusia ada di dalam-Nya. Karena Yesus, manusia dimungkinkan
untuk mengenal Allah. Faktor ketiga, adalah undangan
lemah-lembut dari Yesus sendiri (Mat 11:28-30). Yesus tidak hanya menjadi
perantara namun Ia sendiri yang memanggil orang-orang untuk percaya kepada-Nya.
Ia tidak menawarkan beban tapi menawarkan ketenangan bagi jiwa. Inilah anugerah
Allah yang luar biasa sebab selain Allah mengaruniakan Anak Tunggal-Nya, Ia
juga memberikan wahyu-Nya, memberikan perantara agar wahyu-Nya dipahami manusia
dan Ia sendiri juga yang mengadakan pemanggilan. Marilah kita panjatkan syukur
atas anugerah-Nya yang tak terkira ini.
3.
Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E No. 233:1, 3
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Selasa,
30 September 2014
Sijahaon:
Manogot:
Jesaya 64:1-11 Daniel
6:1-15
1.
Marende B.E. No. No.186:1 TONGTONG TUTU NA DENGGAN DO
Ø Jahowa do haposanki Na
mangapoi rohangku
Na patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
2.
Johannes 3:20 Ai ganup na mangulahon na
roa, hosom do rohana di na tiur i, jala ndang didapothon na tiur i, asa unang
gabe patar angka ulaonna i
BERILAH
RESPONS YANG TEPAT!
HATORANGAN
Dalam
hidup ini kita perlu memberikan respon yang tepat terhadap karya Allah dalam
ini. Respon kita akan karya Allah bukan hanya kita lakukan dengan akal pikiran
kita semata, namun harus direspon dengan Iman.
Yesus menerangkan bahwa "Dilahirkan
kembali" bukanlah masalah fisik, melainkan tentang memasuki kehidupan baru
sebagai hasil karya ajaib Roh Kudus. Memasuki kehidupan kekal ini dimungkinkan
oleh pengorbanan Kristus di kayu salib. Ia menanggung hukuman untuk menggantikan
manusia yang berdosa. Akan tetapi, hal ini sulit dipahami Nikodemus. Maka Tuhan
Yesus mengambil suatu kisah dalam PL untuk menolong Nikodemus memahami hal tsb.
Sebagai seorang Farisi, Nikodemus tentu akrab
dengan PL yang di dalamnya termasuk juga kitab-kitab Taurat. Ia tentu tahu kisah
ular di padang gurun (Bil 21:4-9). Yesus mengibaratkan kematian-Nya di kayu
salib seperti kisah digantungnya ular tembaga di sebuah tiang. Itu terjadi
karena orang-orang Israel memberontak melawan Allah. Sebagai hukuman, Allah
mengirimkan ular-ular tedung untuk memagut mereka. Ketika Musa berdoa kepada
Allah, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan menggantungnya.
Siapa saja yang dipagut ular harus memandang ular tembaga itu, bila ingin
disembuhkan. Begitu pulalah kematian Yesus di kayu salib (band. Yoh 12:32-34).
Manusia yang telah berdosa karena melawan Allah harus menerima hukuman. Namun
Kristus rela menanggung semua dosa manusia dan mereguk murka Allah. Dengan
karya-Nya, Ia menebus manusia dan membebaskan manusia dari hukuman.
Respons seseorang pada karya Yesus akan
menentukan apa yang akan ia terima: hidup kekal atau hukuman (ayat Yoh 12:14-15).
Bagi yang tidak percaya, dengan tegas disebutkan bahwa mereka akan binasa (Yoh
12:16) dan dihukum (Yoh 12:18*). Hukuman ini diberikan karena sebelumnya
kesempatan untuk menerima terang Yesus telah diberikan, tetapi manusia menolak
dan lebih suka melakukan yang jahat (ayat Yoh 12:19). Namun orang yang memberi
respons positif bagai orang yang datang kepada terang (Yoh 12:21). Niscaya ia
diselamatkan dan beroleh hidup kekal (Yoh 12:16-17).Sudahkah kita merespons
karya Yesus dan menerima anugerah keselamatan?
4. Marende B.E. No. 501:1, Sai ditogutogu Jesus.
1.
Sai
ditogutogu Jesus tondingki na gale i,
Asa
unang be au ganggu dipanoguonNa i, maradian do rohangku,
Molo
Huhaposi i nang sitaonon dipassonggop sai jonok do Tuhanki.
Nang
sitaonon di pasonggop, sai jonok do Tuhanki.
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar