Rabu
26 Desember 2012
Sijahaon:
Ev: Marmur
147:7-14 Ep:
Kisah Rasul 7:30-34
1. Marende BE No. 177:3 NDADA TARHATAON
Ø Jesus do manaoni dosa
ni sude
Nunga digarari do utangta be
Nunga pola mate Tuhan Jesus i
Paluahon
hita sian dosa i.
ALLAH ADALAH PENGUASA DAN
PENYELAMAT.
Hatorangan
ini merupakan suatu
pengakuan iman bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya
(ayat Mazm 147:8,16). Karena itu bagi pemazmur hanya Allah satu-satunya yang
patut menerima pujian ( Mazm 147:1).
Allah
adalah penguasa dan penyelamat. Allah tidak sama dengan pembuat arloji. Pembuat
arloji biasanya hanya berperan ketika ia membuat arloji, dan setelah itu arloji
dibiarkan berjalan sendirian tanpa kontrol pembuatnya. Allah sebagai Pencipta
tidak demikian. Setelah langit dan bumi serta segala isinya dijadikan, Allah
terus mengontrol, memelihara dan merawat segala yang diciptakan-Nya. Misalnya,
Allah menyembuhkan orang yang patah hati (Mazm 147:3*), menegakkan kembali
orang tertindas (ayat 6*). Ia juga memberikan makanan kepada hewan (Mazm
147:9*), memelihara keutuhan umat-Nya serta memberkati orang-orang yang takut
akan Dia dan mengharapkan kasih setia-Nya (Mazm 147:2,13,14*). Allah juga tetap
mengontrol peredaran alam yang kelihatannya berjalan secara otomatis. Jika bumi
masih terus berputar mengelilingi matahari, bukan karena memang harus demikian,
tetapi karena ada Allah yang mengontrol dan memeliharanya. Kontrol Allah
terhadap alam ini tampak juga pada hal-hal yang menyimpang dari kebiasaannya.
Allah
mengkhususkan suatu umat. Allah secara khusus memilih suatu bangsa sebagai umat
perjanjian-Nya. Untuk tugas itu umat diberi perlengkapan berupa firman,
ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum-Nya (Maz 147:19,20*). Allah memberikan
hukum-hukum dan berbagai ketetapan agar umat tetap terpelihara dalam hubungan
yang harmonis dengan Allah dan juga dengan sesama. Karena itu umat Allah selalu
berada dalam dua hubungan tadi, Tuhan dan sesama. Sikap yang sangat menekankan
keselamatan pribadi tanpa memperhatikan hubungan dengan sesama dan
lingkungannya adalah sikap iman yang pincang. Sikap iman yang benar ialah
menempatkan semua hubungan ini di dalam pengampunan dan karya penyelamatan
Allah di dalam Kristus. Allah telah menyelamatkan kita melalui kedatangannNya
ke dunia
3.
Tangiang Pangondianon
4. Marende No BE.691:4 HUPASAHAT
MA TU JESUS
Ø Dang huida Tuhan Jesus, hutundalhon
dosangki,
Lohot rohangki tu Jesus, Sipalua tondingki.
Hupasahat ma tu Jesus saluhutna diringki,
Hupasahat ma tu Jesus saluhutna
ngolungki.
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Kamis, 27 Nopember i 2012
Sijahaon:Manogot,
Psalmen 147;15-20 Bodari
Ul Ap 7:44-60
1.
Marende BE No 363:14 Hamu Saluhut Harajaon
Ø Ho, Debatangku,
pujionku Patimbulonku sai tongtong
Mauliate ma rohangku
Di Ho dibaen basaM inon
Hamu sude pe, ale
dongan Dok ma mauliate i
Ai ndang he
marpansohotan Do denggan ni basaNa i.
Yesaya 64:9 Ya TUHAN, janganlah murka amat
sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya,
pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu
Pertobatan
HATORANGAN
Pertobatan
berarti perpalingan dari perbuatan dosa kepada perilaku yang menyenangkan hati
Tuhan. Penyebab pertobatan beragam. Ada orang yang bertobat karena ia dihukum
Tuhan akibat dosanya, ada juga orang yang ber-tobat karena ia mengalami
pertolongan-Nya.
Tidak ada hal lebih mengerikan dalam hidup ini daripada kehilangan
hadirat Allah. Bagi orang beriman, mengalami penyertaan Tuhan, menikmati
wajah-Nya yang memberi kedamaian dan arah hidup adalah hak dan pengalaman yang
tak tergantikan oleh apa pun. Karena itu, kita harus menjaga agar tidak membuka
peluang sedikit pun bagi sikap hidup, hati, dan tindakan yang tidak menyukakan
Allah. Apabila kita sungguh umat tebusan-Nya, keinsyafan akan dosa yang telah
kita lakukan merupakan bukti bahwa kita milik-Nya
Umat Israel telah berdosa di hadapan Allah, mereka tidak setia pada
ikatan perjanjian dengan Allah. Mereka telah memberontak sejak dahulu kala,
tidak seorang pun yang memanggil nama Allah. Sesungguhnya dosa membuat umat
najis di hadapan Allah, sehingga mereka terpisah dari anugerah Allah. Yesaya
sebagai hamba Allah mengakui dosa umat-Nya di hadapan Allah yang Maha Dahsyat,
yang tidak dapat disamakan dengan allah mana pun. Yesaya melibatkan dirinya
bersama umat-Nya dengan mengatakan: "’ kami sekalian’ seperti seorang
najis, kesalehan kami seperti kain kotor, kami sekalian menjadi layu seperti
daun, dan kami lenyap oleh kejahatan kami" (Yes 64:6). Demikianlah dosa
telah membuat manusia hina, kotor, layu, dan sia-sia
Doa bagi pemulihan bangsa. Yesaya
mengajak umat-Nya mengingat Allah yang Maha Dahsyat yang telah memimpin sejarah
perjalanan umat-Nya dan mengajak mereka untuk merendahkan diri. Berdasarkan
pengenalan ini, Yesaya meyakini bahwa Allah segera akan memulihkan keadaan
umat-Nya yang sedang menderita dalam pembuangan. Pengenalan dan persekutuan
kita dengan Allah memberikan kepekaan rohani untuk meyakini rencana dan tindakan
Allah dalam dunia. Bagaimana dengan Anda? Teladanilah Yesaya!.
3.
Tangiang Pangondinon
4. Marende B.E. No. 11:5 AHA MA ENDEHONONKU
Ø
Sai patogu ma
rohangku, pasangaphon goarMi,
dohot haporseaonku, asa
tu gandana i.
Sai pamasuk ale Tuhan,
tondingki tu hangoluan,
mangendehon sangapMi
salelenglelengna i.
5. TANGIANG ALE AMA NAMI
Jumat, 28 Desember 2012
Sijahaon:
Manogot Psalmen
148;1-14 Bodari
Ulaon 8:1-8
1. Marende B.E. No. 202 :1-2 HUHAHOLONGI HO
Ø Huhaholongi ho
gogongku Huhaholongi ho tongtong
Marhitehite pambaenanku Nang sian nasa
rohangkon
Ai Ho do sumondangi au Ro di na
mate au
Ø Huhaholongi ho
ngolungku Ai Ho do alealengki
Sai naeng tongtong
Ho pujionku Saleleng au sinondangMi
Holong mamolin rohangki Di Ho o Jesuski.
Yoel 2:11 Jala
dipangiar Jahowa do suarana manguluhon paranganna, ai tung * na torop situtu do
paranganna; tung na gogo do ibana pasaut hatana i; tung * na bolon do ari ni
Jahowa, jala na songkal sahali, tung ise ma manahan disi? 2:12 Alai nuaeng pe,
ninna Jahowa: Sai * mulak ma hamu tu ahu sian nasa rohamuna mardongan
parpuasaon, partangison dohot angguhangguk.
Jahowa Sandiri Mangkatai
HATORANGAN
Ketika banjir besar
melanda, ketika sebuah gunung berapi menyemburkan apinya, ketika terjadi tanah
longsor, ketika terjadi peperangan antar bangsa atau suku, ketika wabah
penyakit menyerang, ketika tindakan anarki merajalela, dan seterusnya …,
siapakah yang dapat menahannya? Adakah manusia yang mampu mengatur dan
mengatasinya? Pertanyaan serupa walau berbeda makna diajukan Yoel di akhir
perikop yang kita baca hari ini.
Siapakah
yang dapat menahan datangnya hari TUHAN yang hebat dan sangat dahsyat? Semua
orang gemetar ketakutan menyaksikan pasukan perang Allah yang banyak dan kuat,
yang muncul bagai fajar di tengah kegelapan dan kepekatan malam (1-2). Sebelum
dan sesudahnya tidak pernah ada pasukan yang sedemikian hebat dan dahsyat.
Pasukan ini sangat gesit menyapu membinasakan musuhnya (4-6), berlari dan
berjalan beriring tiada putus menurut aturan barisan dan kesatuan tujuan (7-8),
menyerbu kota dan memanjat tembok tanpa diketahui musuh saat kedatangannya (9),
membuat bumi dan langit gemetar dan seluruh benda penerang tak sanggup
menatapnya (10). Mengapa pasukan ini sedemikian hebat? Karena TUHAN pemimpin di
depan mereka dan mereka adalah pasukan pelaku firman-Nya.
Penggambaran
kedatangan hari TUHAN yang sedemikian dahsyat mengingatkan umat-Nya bahwa tidak
seorang pun dapat menunda atau membatalkan waktu dan rencana-Nya. Ada saat
pintu anugerah terbuka, ada pula saat penghakiman tiba. Dialah Allah yang Maha
Kuasa dan Maha Kasih, yang mengatur semuanya. Itulah sebabnya perikop ini
terletak di antara pernyataan tentang hukuman Tuhan atas Yehuda dan seruan
pertobatan. Baik hukuman maupun pernyataan tentang hari TUHAN, semata karena
kasih dan anugerah-Nya kepada umat pilihan-Nya yang dikasihi dan dibentuk-Nya.
Ingatlah
bawah; Kepastian hari TUHAN akan datang dan sudah dekat merupakan tanda
peringatan keras dan serius sampai kedatangan-Nya tiba. Namun seringkali
peringatan ini terdengar bagai berita usang tak bermakna kepastian, sehingga
kita terlebih menikmati masa-masa penghukuman-Nya atas dosa-dosa kita. Masih
bergemakah hati yang penuh tekad menjaga terang firman-Nya terpancar dalam
hidupnya dan rela meninggalkan kebiasaan dosa? Jangan terlambat !bertobatlah. Selamat hari natal. Amen
4. Marende No 481:1 GODANG DOPE
Ø Godang dope siguruhononMi, Asa tu
dos ho dohot Tuhanmi
Sai tong na hurang hatigoranmi. So
tuk do pe haporseaonmi.
Dirim sambing dihaholongi ho. Donganmu
laos dihalupahon.
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Sabtu; 29 Desember
i 2012
Sijahaon:
Manogot Psalmen 149:1-9 Bodari Ulaon 8:9-25
1.
Marende B.E No. 303:6 JAHOWA, TUHANKI
Ø Sai pasupasu ma Sude
pambahenanku
O
Tuhan Debata nang nasa pingkiranku
Sai naeng marsangap Ho Dibaen
hatangku pe
Paboa di Ho Do gogongki sude.
2.
Efesus 4 :29; Unang ma ruar hata na busuk sian pamanganmuna; naeng ma na
denggan na tau padengganhon na humurang, asa dapotan uli na umbegesa
HATORANGAN
Jika sekali waktu Anda
mengunjungi mal, cobalah untuk mengamati gerak-gerik dan penampilan ABG (Anak
Baru Gede). Perhatikan atribut yang dipakai mulai dari baju, pernak-pernik
sampai tingkah lakunya. Kita akan menyimpulkan bahwa atribut itu merupakan upaya
mereka untuk mempublikasi identitas dirinya dengan harapan orang memahami siapa
dirinya. Mereka mencari identitas dengan ikut “tren.” Paulus menginginkan agar
jemaat Efesus berani tampil beda dalam kehidupannya. Tujuannya adalah agar mereka menjadi berbeda
dengan orang di luar Kristus. Oleh karena itu Paulus memberikan beberapa
penekanan, yaitu: [1] moralitas bagi kehidupan orang Kristen, di antaranya
tidak berkata dusta, mampu mengendalikan diri dalam keadaan marah, tidak
emosional, dan menjaga tutur kata sehingga tidak berkata kotor ( Ef 5:25-31);
[2] landasan kehidupan yang telah diletakkan oleh Kristus, yaitu kasih-Nya yang
dalam untuk umat-Nya sehingga Ia rela menyerahkan diri sebagai persembahan
kurban yang harum bagi Allah (Ef 5:2). Paulus menegaskan agar jemaat
mempraktikkan pola kasih Kristus ini dalam kehidupan mereka, bukan saja sebagai
suatu keharusan tetapi juga sebagai tanda atau bentuk keunikan dalam kehidupan
Kristen. Di zaman sekarang ini, sulit menemukan orang atau keluarga Kristen
yang memiliki pola hidup seperti ini. Artinya, tidak semua orang Kristen dapat
mempraktikkan prinsip mengasihi dan mengampuni seperti anjuran Paulus. Akan
tetapi jangan kita mengartikan kesulitan itu sama dengan tidak mungkin. Yesus
Kristus telah mencontohkan hal tersebut, dan Ia mampu. Karena Kristus telah
melakukannya untuk kita, maka hal-hal yang tidak mungkin bagi kebanyakan orang
menjadi mungkin bagi kita.
Oleh seba itu, Maukah Anda mendasarkan hidup
Anda pada semangat untuk saling mengasihi dan saling mengampuni, sehingga
keunikan kita nyata dalam dunia ini?
3.
Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E No. 248:4-5 SALELENG HO
DI TANO ON
Ø Bolongkon sian rohami
Luhut na so ture
Alai na sian Tuhan i Ramoti ma sude.
Ø Sai tiru Tuhan Jesus i
Naung ro humophop ho
Pambaenna nang hataNa i Hangoluanmu
do.
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Minggu, 30 Desember
2012
Ev:
Kolose 3:12-17 Ep:
Poda 3:27-35
1.
Marende B.E. No. No.186:1 TONGTONG TUTU NA DENGGAN DO
Ø Jahowa do haposanki Na
mangapoi rohangku
Na
patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
Sonang
tongtong Rohangkinon Binaen ni Debatangku PatikNa do lomongku
Transformasi
hidup
Hatorangan
Transformasi hanya bisa terjadi bila
identifikasi terjadi. Identifikasi yang terus menerus dengan Kristus akan
menyebabkan transformasi semakin menyerupai Kristus. Kedua hal ini tidak
terpisahkan. Pada perikop ini kita akan melihat bagaimana transformasi itu
diteruskan dengan menerapkan tingkah laku yang mulia (Kol 3:16-17) dan
menumbuhkan karakter ilahi (ayat 12-15*).
Pertama, menumbuhkan karakter ilahi.
Karakter-karakter yang dijabarkan di 12-15 adalah karakter Kristus yang
dipraktikkan-Nya sepanjang hidup dan pelayanan-Nya di dunia ini. Teladan sudah
ada, tinggal kita mempraktikkannya. Bagaimana caranya? "Sebagaimana Tuhan
telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian(Kol 3:13b); "kenakanlah
kasih …( Kol 3:14)"; "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah
dalam hatimu …( Kol 3:15a)."
Kedua, menerapkan tingkah
laku mulia. Saling mengajar, dan saling menegur di antara sesama anak Tuhan
(Kol 3:16a); menaikkan pujian dan syukur kepada Allah (ayat Kol 3:16b);
melakukan perbuatan (yang baik) dan mengatakan perkataan (yang membangun) di dalam
nama Tuhan Yesus (Kol 3:17).
Pada
masa modern ini, kadangkala perbuatan baik bukan keluar dari karakter baik,
melainkan kamuflase dan manipulasi untuk mencapai keuntungan terselubung. Misalnya,
pada setiap kampanye pemilihan legislative, eksekutif pasti disertai dengan
berbagai perbuatan baik untuk memikat rakyat dalam menentukan pemilihannya.
Namun, motivasi di baliknya bisa saja sekadar untuk menang dan mendapatkan
kesempatan berkuasa untuk kepentingan pribadi/kelompok. Hal itu membuktikan
karakter yang nonkristiani!
Oleh sebab itu,orang Kristen yang sejati akan
selalu mempraktikkan perbuatan baik yang sejalan dengan karakter yang sudah
diubahkan.
3.
Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E. No. 164:4 O TUHAN
JESUS HO RAJANGKU
Ø Sai lehon ma tu
tondinami TondiM na sun badia i
Ibana
mangajari hami Mangaradoti patikMi
Parbadiai ma hami be Marhitehite mudarMi
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Senin, 31
Desember 2012
Ev:
Psalmen 150:1-6 Ep:
2 Tess 2:13-17
1.
Marende B.E. No. No.186:1 TONGTONG TUTU NA DENGGAN DO
Ø Jahowa do haposanki Na
mangapoi rohangku
Na
patiurhon dalanki Bulus dibaen langkangku
Sonang
tongtong Rohangkinon Binaen ni Debatangku PatikNa do lomongku
PUJILAH TUHAN
Hatorangan
Tak ada
mazmur yang lebih tepat selain Mazm 150 ini untuk mengakhiri kitab yang penuh
dengan cita rasa dan haru biru perasaan dari para penulisnya. Semua perasaan
yang tertumpah ruah dalam bentuk pujian maupun keluhan, syukur atau permohonan,
dan keyakinan terkadang keraguan, diakhiri dengan satu puji-pujian yang mantap
bahwa Tuhan memang layak dipuji. Tuhan memang satu-satunya yang layak dipuji
karena Dialah yang bertakhta di tempat tinggi oleh karena keperkasaan dan
kebesaran-Nya (1-2). Itu berarti, semua ratap tangis, permohonan dan
keputusasaan yang dipanjatkan pada mazmur-mazmur yang lampau tidaklah sia-sia.
Dia mendengar dari langit yang tinggi untuk menjawab semuanya dengan kasih dan
kuasa-Nya.
Oleh sebab itu, pujian yang dikumandangkan
bagi-Nya tak boleh tanggung-tanggung. Bak orkestra, semua peralatan musik harus
dipadukan untuk menembangkan kemegahan-Nya yang tak terbandingkan (3-5). Irama
dan gerakan tarian pun harus mengekspresikan rasa syukur yang melimpah (4).
Jauh lebih penting daripada semua instrumen musik dan gerak tari itu adalah ucap
puji dan syukur yang keluar dari mulut umat Tuhan (6). Hanya mereka yang sudah
mengalami anugerah pengampunan dan pemulihan Tuhan yang mampu menyanyikan
kidung terindah, yang melampaui kemerduan paduan suara malaikat di surga.
Menurut pemazmur, memuji Tuhan
tidak dibatasi ruang dan waktu, atau tergantung situasi. Ajakan pemazmur untuk
memuji Allah dalam tempat-Nya yang kudus tentu ditujukan kepada umat-Nya yang
setiap saat mengunjungi Bait Allah. Pemazmur menegaskan bahwa memuji Allah
tidak hanya terjadi di Bait Allah, tetapi di langit (cakrawala) dan di bumi
(ayat:1). Hal ini tidak berarti bahwa umat setiap saat harus mengucapkan
kata-kata "haleluya" dan "puji Tuhan," tetapi lebih dari
itu ialah memuji Tuhan melalui kuasa yang dimiliki seseorang, melalui jabatan
yang disandang seseorang, melalui keahlian atau kepandaian seseorang.
Memuji Tuhan karena
kemahakuasaan-Nya. Ajakan pemazmur untuk memuji Tuhan ialah karena Allah
perkasa, agung, dan hebat. Perkasa, agung, dan hebatnya Allah itu dialami umat
dalam pengalaman hidup mereka: memperoleh pengampunan dan pengenalan akan
Allah. Memuji Allah dengan peralatan musik. Pemazmur juga mengajak kita untuk
memahami bahwa memuji Tuhan tidak hanya dapat dikumandangkan dengan alat-alat musik
tertentu. Semua yang memperdengarkan bunyi yang indah dapat digunakan untuk
memuji Tuhan. Namun musik yang paling indah yang dapat diperdengarkan ialah
kehidupan umat Allah sendiri. Maka:
Jadikanlah sendi-sendi kehidupan Anda alunan musik yang indah bagi Allah!
3.
Tangiang Pangondianon
4. Marende B.E. No. 164:4 O TUHAN
JESUS HO RAJANGKU
Ø Sai lehon ma tu
tondinami TondiM na sun badia i
Ibana
mangajari hami Mangaradoti patikMi
Parbadiai ma hami be Marhitehite mudarMi
5.
TANGIANG ALE AMANAMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar