Jamita Minggu 13
Januari 2013
Ev: Lukas
3:15-17.21-22
Ep: Mazmur 26:1-11
3:15 Tetapi karena orang banyak
sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang
Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias,
3:16 Yohanes menjawab dan berkata
kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang
lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak
layak. Ia akan membaptis kamu
dengan Roh Kudus dan dengan api.
3:17 Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk
membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam
lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak
terpadamkan."
3:21 Ketika seluruh orang banyak itu telah
dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam
rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit:
"Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
1. Penantian akan datangnya Mesias untuk menyelamatkan orang Israel telah
lama ditunggutunggu, meskipun sikap dalam penantian akan Mesias tersebut
motifnya lebih dominan pada dimensi politisnya daripada aspek teologisnya.
Sikap tersebut secara manusiawi dapat dipahami karena melihat situasi dan
kondosi umat Yahudi pada waktu itu berada dalam situasi yang sangat sulit, baik
dari segi social ekonomi, politik, budaya, agama dan sebagainya. Dalam konteks
tersebutlah umat mengharapkana datangnya seorang yang dapat memperjuangkan
eksistensi mereka sebagai umat yang di klaim sebagai pilihan Allah. Oleh sebab
itu kehadiran dan keberadaan Yohannes pembaptis yang vocal dalam menyuaran “pertobatan”
diyakini sebagai refresentasis Mesia yang mereka nantikan selama ini.
2. Dalam
Nats ini Yohannes pembaptiskan menegaskan dan memproklamirkan Mesias yanag
sejati sesungguhnya bukan pada dirinya melainkan ada dalam diri Yesus Kristus.
Yohannes pembaptis menyatakan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa. Sikap
Yohannes dalam nats ini menyatakan tentang KUASA dari Allah dinyatakan di dalam
diri Yesus Kristus, Ia akan MEMBAPTIS dengan ROH Kudus dan Api. Pernyataan itu
menegaskan bahwa kuasa Allah sagat luarbiasa. Sikap dan tindakan Yesus yang mau dibabtis
menunjukkan sikap, bahwa Ia mau memposisikan diriNya masuk dalam keberdosaan
manusia meskipun dia hidup tanpa Dosa. Paptisan Roh Kudus dapat didefinisikan sebagai karya Roh Allah yang
mempersatukan orang percaya dengan Kristus dan dengan orang-orang
percaya lainnya dalam Tubuh Kristus pada saat orang itu diselamatkan. 1
Korintus 12:12-13 dan Roma 6:1-4 adalah ayat-ayat utama dalam Alkitab
yang mengajarkan doktrin ini. 1 Korintus 12:13 mengatakan, “Sebab dalam
satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak,
maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minum dari satu Roh.” Roma 6:1-4 mengatakan, “Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa,
supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah
kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di
dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis
dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita
telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian,
supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati
oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru.” Meskipun Roma 6 tidak secara khusus menyebut Roh Allah, bagian
Alkitab ini menggambarkan kedudukan orang percaya di hadapan Allah dan 1
Korintus 12 memberitahu kita bagaimana hal itu terjadi.
Tiga fakta perlu diperhatikan untuk menguatkan pengertian kita akan baptisan Roh. Pertama, 1 Korintus 12:13 dengan jelas menyatakan bahwa semua telah dibaptis sama seperti semua telah diberi minum (berdiamnya Roh Kudus). Kedua, Alkitab tidak pernah menasehati orang-orang percaya untuk dibaptiskan dengan/dalam/oleh Roh. Ini menunjukkan bahwa semua orang percaya telah mengalami pelayanan ini. Akhirnya, Efesus 4:5 nampaknya menunjuk pada baptisan Roh. Jikalau ini memang demikian, baptisan Roh adalah kenyataan hidup dari setiap orang percaya, sama seperti, ”satu iman” dan ”satu Bapa.”
Sebagai kesimpulan, baptisan Roh Kudus menggenapi dua hal, (1) menyatukan kita dengan Tubuh Kristus, dan (2) mengaktualisasikan penyaliban kita bersama dengan Kristus. Berada dalam tubuh Kristus berarti kita bangkit bersama dengan Dia dalam hidup yang baru (Roma 6:4). Kita perlu menggunakan karunia rohani kita untuk memastikan bahwa tubuh itu berfungsi sebagaimana mestinya seperti yang dijelaskan dalam 1 Korintus 12:13. Mengalami baptisan dari Roh yang sama menjadi dasar untuk memelihara kesatuan gereja seperti yang dikatakan dalam Efesus 4:5. Menjadi sama dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitanNya melalui baptisan Roh menjadi dasar untuk mewujudkan pemisahan kita dari kuasa dosa dan untuk kita berjalan dalam hidup yang baru (Roma 6:1-10; Kolose 2:12)Pembaptisan Yesus sekaligus menegaskan tentang PERTOBATAN bagi umat manusia. Kesediaan Yesus memberi diri-Nya dibaptis adalah tanda solidaritas-Nya terhadap manusia dan tanda telah dimulainya misi kemanusiaan Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia. Segera setelah Yesus dibaptis, turunlah Roh Kudus sebagai tanda bahwa Allah Bapa berkenan atas-Nya ( Luk 3:22*). Dengan demikian karya penebusan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus menjadi karya yang realistis dan menjawab permasalahan umat. Jadi misi Yesus adalah misi surgawi, misi Allah sendiri untuk umat manusia.
Tiga fakta perlu diperhatikan untuk menguatkan pengertian kita akan baptisan Roh. Pertama, 1 Korintus 12:13 dengan jelas menyatakan bahwa semua telah dibaptis sama seperti semua telah diberi minum (berdiamnya Roh Kudus). Kedua, Alkitab tidak pernah menasehati orang-orang percaya untuk dibaptiskan dengan/dalam/oleh Roh. Ini menunjukkan bahwa semua orang percaya telah mengalami pelayanan ini. Akhirnya, Efesus 4:5 nampaknya menunjuk pada baptisan Roh. Jikalau ini memang demikian, baptisan Roh adalah kenyataan hidup dari setiap orang percaya, sama seperti, ”satu iman” dan ”satu Bapa.”
Sebagai kesimpulan, baptisan Roh Kudus menggenapi dua hal, (1) menyatukan kita dengan Tubuh Kristus, dan (2) mengaktualisasikan penyaliban kita bersama dengan Kristus. Berada dalam tubuh Kristus berarti kita bangkit bersama dengan Dia dalam hidup yang baru (Roma 6:4). Kita perlu menggunakan karunia rohani kita untuk memastikan bahwa tubuh itu berfungsi sebagaimana mestinya seperti yang dijelaskan dalam 1 Korintus 12:13. Mengalami baptisan dari Roh yang sama menjadi dasar untuk memelihara kesatuan gereja seperti yang dikatakan dalam Efesus 4:5. Menjadi sama dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitanNya melalui baptisan Roh menjadi dasar untuk mewujudkan pemisahan kita dari kuasa dosa dan untuk kita berjalan dalam hidup yang baru (Roma 6:1-10; Kolose 2:12)Pembaptisan Yesus sekaligus menegaskan tentang PERTOBATAN bagi umat manusia. Kesediaan Yesus memberi diri-Nya dibaptis adalah tanda solidaritas-Nya terhadap manusia dan tanda telah dimulainya misi kemanusiaan Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia. Segera setelah Yesus dibaptis, turunlah Roh Kudus sebagai tanda bahwa Allah Bapa berkenan atas-Nya ( Luk 3:22*). Dengan demikian karya penebusan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus menjadi karya yang realistis dan menjawab permasalahan umat. Jadi misi Yesus adalah misi surgawi, misi Allah sendiri untuk umat manusia.
3. Yohanes
sudah mulai dengan mengarahkan fokus perhatian orang banyak bukan kepada
dirinya, melainkan kepada Yesus. Apa bukti bahwa Yesus adalah Mesias yang
diutus Allah dan berkuasa menyelamatkan manusia dari perbudakan dan penghukuman
dosa? Kepada orang banyak, Allah Bapa
mendemonstrasikan pengurapan-Nya atas Yesus. Di dalam baptisan Yesus, suara
Allah Bapa, kehadiran Roh Kudus menegaskan akan ke-Allah-an Yesus dan misi
keselamatan diemban Yesus
4. Untuk
menyelamatkan manusia, Yesus rela meninggalkan kemuliaan ke-Allah-an-Nya
menjadi manusia sejati. Siapkah kita menjadi Kristen yang rela mengorbankan
hak-hak kita untuk menjangkau sesama kita yang masih di dalam dosa? Tuhan telah datang untuk menebus dosa kita, dan dia telah rela mati untuk dosa kita, oleh sebab itu marilah kita hidup dalam kehendakNya, bertobatlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar