ORANG PERCAYA MENCERMINKAN KEMULIAAN TUHAN
2 Kor 3:12-4:2
Surat 2 Korintus memiliki tema yang dominan yaitu
pembelaan terhadap kerasulan Paulus. Paulus mengeluarkan pembelaan penuh
semangat atas pelayanan, kewibawaan dan martabatnya sebagai rasul Kristus. Ia
amat peduli dengan kemuliaan Kristus dan kemenangan Injil. Kompleksitas/kerumitan permasalahan yang terjadi dan dialami oleh
jemaat Korintus memang mendapat perhatian khusus dari Paulus. Beberapa masalah
yang menonjol diantaranya munculnya kelompok yang mengancam keutuhan jemaat,
hadirnya pengajar-pengajar sesat yang mempengaruhi pertumbuhan iman jemaat.
Oleh karena itu Paulus dengan kewibawaan dan keberanian sebagai Rasul Kristus
berjuang meyakinkan orang-orang kristen di Korintus. Hidup jemaat pada waktu
itu dikenal dan dipuji sebagai surat Kristus yang ditulis dengan Roh yang
hidup. Paulus menjelaskan bahwa hanya jika terang kemuliaan Kristus bersinar
atas diri seseorang, barulah ia memiliki pengertian akan pernyataan Tuhan. Itu
bisa terjadi ketika orang berbalik pada Tuhan dan menyambut anugerah Kristus (16).
Pada saat itulah Tuhan menyingkapkan selubung dari hatinya sehingga penglihatan
rohaninya tidak terhalang lagi. Maka pada saat itu orang akan memahami bahwa
anugerah Tuhan Yesus memenuhi tuntutan hukum Taurat (Rom 10:4), dan di situlah
terletak makna kemerdekaan (17). Kemerdekaan yang bukan hanya meliputi selubung
yang tersingkap; tetapi juga kemerdekaan dari dosa, maut dan tuntutan hukum
Taurat. Pada saat dimerdekakan, orang akan memancarkan kemuliaan Tuhan (18).
Bukan hanya di wajah, tetapi dalam hidup dan terpancar melalui karakter.
Kemuliaan ini tidak akan memudar tetapi akan terus mentransformasi hidup hingga
makin lama makin menyerupai Kristus. Keserupaan dengan Kristus ini bukan hasil
pencapaian manusia. Itu merupakan pertumbuhan yang dihasilkan oleh karya dan
kuasa Roh Kudus. Kita memang harus mengerjakan keselamatan kita sebagai respons
atas karya Allah di dalam hidup kita. Kita sadar bahwa proses transformasi
menuju keserupaan dengan Kristus tidaklah selalu lancar dan mudah, karena
merupakan arena peperangan melawan dosa dan si jahat. Dalam proses pertumbuhan
meninggalkan dosa dan makin maju ke arah Kristus ini, kita perlu dua hal
bersamaan: bergantung pada kuasa Roh Kudus dan menaklukkan diri pada proses
pemurnian-Nya.
Kehadiran
kekristenan memang menghadirkan semacam perjuangan untuk menaklukan dunia.
Kondisi-kondisi seperti kerusuhan,
kemiskinan, arogansi kekuasaan, kemajuan zaman dapat saja menimbulkan
keragu-raguan masihkah terang Injil itu bersinar? Atau dengan semakin kuatnya
pengaruh-pengaruh kemajuan, modernisasi, mamonisme (pengaruh uang),
materialisme, masih adakah lagi kuasa Injil Kristus itu menguasai seluruh gerak
aktifitas orang percaya. Namun pada sisi lain, kondisi tersebut diatas bagaikan
mengingatkan gereja/orang percaya bahwa hal-hal tersebut tidak bisa dan tidak
boleh menggoyahkan pelayanan gereja/orang percaya didunia ini. Hal-hal yang
menekan, mempengaruh,menghina atau menghujat gereja Tuhan didunia ini. Bagaikan rasul yang imannya tidak
tergoyahkan oleh apapun, kita terpanggil menyampaikan kemuliaan Tuhan. Maka
sebagai Gereja/orang percaya yang terus bergumul dan berjuang, diingatkan bahwa
pergumulan /perjuangan gereja/orang percaya adalah pergumulan /perjuangan, yang
berpengharapan berdasarkan karya Allah di dalam Roh yang menghidupkan dan
memerdekakan, maka dengan kuasa Roh yang menghidupkan dan memerdekakan harus
ada perubahan dalam kehidupan bergereja yang berdampak pada kehidupan
bermasyarakat. Hidup kita disini yang berada pada suasana bangsa yang begitu
multi agama, multi ras, multi tradisi bahasa akan menempatkan gereja Tuhan pada
posisi dilematis. Gereja terpanggil untuk menjadi perekat umat dan pada pihak
lain gereja dirangsang untuk menjadi alat rekonsiliasi dari akibat buruk yang
keluar dari balik dunia ekonomi, politik, pendidikan dstnya. Menjadi pertanyaan
sudahkah kita orang percaya betul-betul menjadi pelayan Yesus atau kita hanya
sebagai pelayan manusia? Sesungguhnya satu hal yang pasti bahwa hidup kita
orang percaya adalah hidup yang merdeka di dalam Roh Kudus. Rohlah yang memberi
kita berbagai kemampuan untuk membangun
kehidupan bersama dikeluarga, jemaat dan masyarakat dan berjuang untuk
kehidupan yang lebih adil dan damai karena Tuhan yang kita imani adalah Roh dan
dimana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar