Topik: Debata na manontong/Allah yang tidak pernah berubah
Tidak
ada murid yang tidak menguji Ujian, dan dari ujian itu akan diperoleh hasil.Demikian gambaran hidup orang beiriman akan menjalani ujian
kehidupan. Dalam hidup ini ada
cukup banyak alasan membuat kita jatuh pada sikap keputusasaan (mandele,
mandate), namun bagi orang percaya harus mengakui sungguh sangat banyak sekali
alasan bagi kita untuk tidak menyerah dan tidak pernah putus asa. Hidup dan
cara hidup Ayub menjadi teladan iman bagi kita bagaimana kita bertahan dalam
penderitaan. Kehidupan Ayub juga akan menjadi semangat, motivasi, teladan iman kita
dalam merayakan pesta gotilon saat ini.
1. Semua ujian hidup adalah cara Tuhan
untuk memurnikan iman kita. Allah
mengetahui rencana yang Dia miliki untuk setiap kehidupan kita- rencana untuk
kebaikan dan bukan untuk kejahatan.Tangkas do Tuhan I mananda dalan ni
ngolunta, diboto Tuhan I do bulus rohanta dohot hahuranganta. Molo songgop pe pangunjunan saluhutnai laho
papitahon haporseaonta/ songon sere (ay 10) Narumingkon unang manimbil sian dalan ni
Tuhan I (ay 11), mian dibagasan hata ni Tuhan i(ay 12). Emas sejati tidak takut api
(Pepatah Cina), Api adalah
ujian emas; kesulitan, dari orang-orang kuat” Orang hebat keluar dari pergumulan yang sulit. ndang tasikon emas
nang dibagasan tano. Hanya emaslah laku
diseluruh dunia, dulu emas sebagai mata uang pertama kali dimulai pada 700
SM. Dalam MASALAH dan MAS. Hidup adalah
sepuluh persen apa yang terjadi padamu dan sembilan puluh persen bagaimana kamu
menanggapinya. Lam bagak do jolma molo mamangke emas, apalagi angka ina. Hadirion ni
angka na porsea songon sere/emas
2.
Iman
Ayub kepada Tuhan dan integritasnya/sifat,kepribadiannya, kejujurannya
kesetiaan, rasa hormat, iman, kasih kitang, dan dedikasi. (10-12).
Integritas Ayub
paling jelas terlihat dalam keinginannya yang terus-menerus untuk menyembah
Tuhan terlepas dari keadaannya. Dia terus percaya kepada Tuhan
terlepas dari semua yang telah terjadi. Beberapa orang putus hubungan dengan
Tuhan saat pertama kali kemalangan menimpa mereka. Ayub memercayai Tuhan untuk melihatnya melalui
saat-saat terbaik dan terburuk, dan dia tetap menyembah Dia! (Lihat Ayub 23:10-12.) Iman Ayub memberinya sumber
dorongan dalam pergunulannya. Imannya tetap teguh, Ayub menyatakan bahwa ketika
dia mencari Tuhan dan tidak dapat menemukan-Nya, dia tidak pernah kehilangan
imannya kepada-Nya, Ayub percaya Tuhan akan membebaskannya (Ayub 23:8-10). Oswald Chambers
menulis, " Ndang ala ni
haporseaonta umbahen na margogo hita, alai ala ni hagogoon ni Debata na
tahaporseai i” Bukan kepercayaan kita yang menjaga kita, tetapi Tuhan yang
kita percayai yang menjaga kita." Kehidupan Ayub tidak mengandalkan
kemampuannya untuk percaya; itu ada di dalam Dia yang sepenuhnya dia percayai-Tuhan.
Jika hidup ada
penderitaan, maka bertahan hidup berarti menemukan makna dalam penderitaan. Meskipun dunia ini
penuh dengan penderitaan, dunia ini juga penuh dengan cara mengatasinya. Tujuan penderitaan adalah untuk membantu
kita memahami bahwa kitalah yang menyebabkannya. Tuhan menggunakan penderitaan
sebagai batu asahan, untuk membuat manusia tajam. Kita menciptakan
ketidakbahagiaan kita sendiri.
Iman kita tidak menghilangkan rasa sakit, tetapi membuat kita melewati rasa
sakit itu. Mempercayai Tuhan tidak mengurangi atau menghilangkan penderitaan,
tetapi itu memungkinkan kita untuk membuktikannya. Penderitaan Ayub memiliki
penjelasan ganda: tujuannya pada awalnya adalah untuk menunjukkan nilai dan
kemuliaan Allah, dan tujuan berkelanjutannya adalah untuk memurnikan kebenaran
Ayub. Penderitaannya bukanlah hukuman.
Itu bukan tanda kemarahan Tuhan.
-
Jika
Anda ingin tahu seperti apa sebenarnya seorang pria, perhatikan bagaimana dia
bertindak ketika dia kehilangan uang” (pepatah Yahudi).
-
Ginseng terbaik dihasilkan dari tanah paling tandus. Keluarga yang
tangguh adalah keluarga yang tahan uji dalam tantangan.
3.
Longang
do si Job marnida hadaulaton ni Debata (kesetian), Ayub heran akan kuasa dan
kedaulatan Allah (13-17).Mananda dohot sintong hadirion ni
Debata naso mubauba (ay 13), molo masa pe parungkilon adil do do Tuhan I, paboa
manontong do asinirohaNa (ay 14) sotung tubu dirohanta naso adil Tuhan I, ai
pingkiranta doi, marhabiaran ma hita tu huaso ni Debata (ay 15) diujungna
taboto ma paboa dalan ni Tuhan I marasing do tu pingkiran ni jolma, ingkon
longang ma rohanta mida huaso dohot hagooon ni Debata (ay 16-17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar