Rabu, 20 April 2022

Marhamubaon Niroha Asa Unang Mago

Lukas 13:1-9

Topik : Marhamubaon Niroha Asa Unang Mago

Ayat 1-5: Panggilan untuk bertobat, 6-9: Kesabaran dan kasih Allah

1.       Jangan anggap dirimu lebih baik daripada orang lain, jangan merasa puas dengan diri sendiri, kita sering hanya melihat kekurangan orang lain

-          Yesus memberikan respon lain atas pengaduan orang yang datang padanya untuk mencari simpatik. Yesus menyangkal orang Galilea terbunuh karena dosanya, meskipun tida semua tragedy akibbat dosa, tapi dosa terkadang menyebabkan tragedi, Yesus mengalohkan penderitaan ditangan Romawi ke penderitaan ditangan Tuhan. Namu Tujuan Yesus bukan menekankan hukuman namun penebusan, jadi panggilan bertobat menegaskan masih ada kesempatan

-          Tragedi seharusnya mengajarkan kita bahwa karena kematian dan penghakiman sudha dekat, kita harus siap melalui pertobatan sejati. Tidak ada orang yang paling near di dunia semua dalah orang beerdosa yang laya menerima pengakiman dari Allah yang benar.  Jadi dosa manusia adalaha penyebab hukuman Allah.

-          Yesus menegaskan ketika terjadi tragedi pada orang lain sebiaknya kita mengoreki diri kita sendiri

-          Tragedi menegaskan bahwa hidup ini adalah rapuh(meski kita sehata, kata, ada jabatan, dll), kita harus benar dihadapan Tuhans sebelum kita mati dan menghadapi penghakiman

-          Tragedii harus mendorong kita untuk bertobat, meskipun pertobatan tidak dapat menebus dosa kita, hanya darah Yesus yang memenuhi murka Allah, Bertobat berarti berbalik kepada Allah. Iman tidak dapat dipisahkan dari pertobatan, pertobatan lahir dari iman

-          Pertobatan dalam Lukas ini menegaskan kesadaran baru akan kekurangan dan keadaan buruk kita. Jangan membangun sikap hidup bahwa hidup orang percaya itu aman, tidak ada tantangan, atau membandingkan hiduonya lebih baik dari yang lain.

2.       Tuhan pemilik hidup kita dan Tuhan berhak utuk mengaharapkan buah dari kita. Ujian pertobatan sejati adalah berbuah (6-9)

-          Hidup ini sebuah proses bukan instan, seperti pohon yang kemudian berbuah. Tuhan penuh kesabaran, kesempatan dan belaskasihan

-          Allah ibarat pemilik kebun ara yang sabar dan penuh harapan. Pohon ara yang tidaka berbuah, mengisaratkan hukuman bagi orang yang tidak bertobat, jangan karena pohon belum ditebang itu  karena menghasilkan buah, Tuhan hanya memberikan waktu/ksempatan

3.       Bertobat, bukanya sekedar menyesal atas apa yang dilakukan tetapi tidak menghasilkan perubahan hati dan tindakan (metamelomai), tetapi perubahan pikiran dan menghasilkan perubahan sikap dan tindakan(metanoia), perubahan sikap menyeluruh terhadap Allah dan dosadosa kita (Mat 3:1-2, Luk 13:3), Shuv:berbalik dari jalan tersesat ke jalan yang benar. Pertobatan lebih dari kesedihan, merasa tidak identic dengan bertobat. Pertobatan dihasilkan dari kesedihan yang saleh dan harus ada tindakan (Mat 21:28-29). Bertobata memiliki pandangan baru, siapa diri kita (bnd Ayub, Yesaya, Petrus, penajahat di kayu Salib), bertobat tidak identic emosi kita dimasa lalu, kuncinya adalah perubahan perilaku masa sekarang, hidupnya harus berubah. Pertobatan palsu (hidup Judas) pertobatan sejati (petrus), dia menyadari menghianati Yesus, hasil pertobatan benar alah kita dipulihlan ke dalam persekutuan. Pertobatan bukalah berhenti berbuat dosa karena kita melanggar aturan, tetapi berhenti berbuat dosa karena kita menyadari menghancurkan hati Tuhan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar