Yesaya 58:9b-14[1]
Topik: Hadaulaton Nahinalomohon ni Debata/Ibadah yang
berkenan kepada Tuhan
Konteks
setelah pembuangan Babel. Tuhan menentang Ibadah yang penuh kemunafikan,puasa(seremonial)[2] yang
tidak benar, ketidakadilan sosial(moral), (1-6). Berkat ketaatan (8-12), Sabat
yang benar bukan melahirkan kepentingan (13-14) Yesaya
menekankan: reformasi
sosial dan pemeliharaan sabat—memiliki visi keagamaan dan etika yang
sama: Umat yang layak menerima terang Allah adalah yang mengakui nilai tak
ternilai dari setiap manusia, bahkan dan terutama yang rentan dan tertindas.
Ini adalah urutan yang tinggi. Tetapi kita tidak bebas untuk berhenti dari
pekerjaan spiritual dan politik yang Tuhan tempatkan di hadapan kita: melayani
Tuhan dan merangkul manusia adalah dua tugas yang saling terkait secara
abadi dan tak terpisahkan. Reformasi
sosial maknayanya: Melayani Allah secara otentik berarti
”membuka belenggu kejahatan dan melepaskan tali kuk”.(manipulasi ekonomi,
eksploitasi orang miskin bagi yang kaya).
Ibadah
yang berkenan adalah ibadah yang menyenangkan hati Tuhan bukan manusia
(Bnd Rom 12:2) Ibadah kepada Tuhan itu bukan murahan, Kita dapat mengucapkan
syukur, pujian, kerendahan hati, pertobatan, persembahan uang, doa, melayani
orang lain, dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Manusia melihat
penampilan luar, tetapi Tuhan melihat di hati." 1 Samuel 16:7. Beribadah
dalam iman yang benar, (bnd. ibadah Kain dan Habel). Salah satu dosa Sosial kata M. Gandi adalah “ibadah tanpa pengorbanan” Tuhan senang ketika ibadah kita adalah
pengorbanan. John Calvin menyebut
hati manusia bisa pabrik penyembahan berhala?.
1. Panggilan untuk menegaskan ibadah
adalah tentang keadilan dan
menghentikan penindasan, memfitnah, harus memperjuangkan kebutuhan orang yang
menderita (9-10). Kita berbuat baik bukan untuk mendapatkan keselamatan, namun
kita patut berbuat baik menjadi alat Tuhan untuk berbuat baik bagi orang yang
miskin.
2.
Makna ibadah adalah Hidup dalam Pembaharuan, Syalom, memaknai tahun
Yobel. ibadah yang menyenangkan hati Tuhan bukan manusia
v
Makna
Sabat adalah hari yang membebaskan kita dari hal yang mengikat dan menghambat
sukacita kita. Tuhan menentang hari Sabat digunakan
untuk mencari keuntungan pribadi, ibadah berubah menjadi kemunafikan dan persaingan
(13-14), ibadah menjadi alat komersial, seharusnya ibadah seharihari untuk
membantu orang miskin namun diabaikan.
v Makna puasa bukan untuk membangun sikap egois namun
solidaritas, tindakan nyata, membantu orang lain yang membutuhkan.
Penekanannya adalah pada mengatasi ketidakadilan dengan tindakan yang
benar. Tuhan tidak ingin siapa pun di bawah kuk orang lain. Inilah
awal dari perang melawan segala jenis perbudakan. Tuhan membenci penindasan. Dia
ingin rakyatnya membebaskan orang-orang yang tertindas, menolong orang yang
miskin dan kebutuhan mereka.
3. Ibadah adalah sumber berkat: Berkat duniawi membangun fondasi masa depan gereja,
masa lalu dan masa akan datang (ay12). Berkat
rohani dari ketaatan pengudusan hari Sabat(14) makna menguduskan hari
Sabat:
a. Mendapat kebahagiaan, aman;
pekerjaan itu akan menjadi upahnya sendiri. Jika kita menyebut hari Sabat
sebagai kesenangan, maka kita akan bergembira di dalam Tuhan; Semakin banyak
kesenangan yang kita dapatkan dalam melayani Tuhan,
b. Mendapat kehormatan dari Tuhan, dimampukan
melewati perjalanan hidup di dunia, dan diangkat dalam kemuliaan Surgawi.
c.
Mendapat
berkat rohani dariNya: makanan jasmani dan rohani (warisan
Yakub), semua berkat perjanjian dan semua produk berharga Kanaan (yang
merupakan jenis surga), untuk ini adalah warisan Yakub. Perhatikan, Warisan
orang-orang beriman bukanya hanya menikmati berkat jasmani namun berkat
Sorgawi.
d. Kata”menyenangkan”,
ditemukan 2x dalam ayat 13–14, adalah (Ibr.oneg: yang berarti “kegembiraan yang
luar biasa”, “manis”, “lembut”, dan “halus. Kadang-kadang mengacu pada
kemewahan, kaya dan lezat. Kata Oneg Bentuk Hithpael biasanya
bersifat refleksif, artinya apa yang dilakukan seseorang terhadap dirinya
sendiri. "Sukacita dirimu sendiri” hari sabat harus menjadi hari yang menyenangkan.
Jadi berhenti pada Sabat adalah berhenti untuk melakukan usaha bisnis(tapi bisa
membicarakannya), tapi melakukan hal yang menyenangkan hati Tuhan. Sukacita vertical
dan horizontal (kebenaran, keadilan, membantu kebutuhan orang
miskin). Makna Sabat harus menjadi
hari yang menyenangkan hati Tuhan, jangan senang untuk bekerja hari Sabat,
sebab sabat bukan hanya pembebasan dari pekerjaan, tetapi simbol pembebasan
dari pekerjaan kita sendiri.Yang menyenangkan Tuhan adalah memuji dan
menyembahNya pada hari Minggu. sukacita keselamatan kita" terkait
dengan sejauh mana kita menunjukkan sikap dan kegiatan yang baik.
[1] Dalam pasal ini, Tuhan mengungkap kekosongan dua ritual keagamaan seperti yang dilakukan di zaman
Yesaya: puasa dan pemeliharaan Sabat. Keduanya adalah ekspresi tidak melakukan
sesuatu. Dalam puasa, tidak makan . Dalam
pemeliharaan Sabat, tidak bekerja . Aspek penting dari bab ini menunjukkan
kepada kita bahwa apa yang tidak kita lakukan tidak cukup untuk membuat kita
benar di hadapan Tuhan. Perjalanan kita dengan Tuhan seharusnya tidak hanya
ditentukan oleh apa yang tidak kita lakukan.
[2] Spiritualitas ditunjukkan oleh kualitas kasih dari hubungan
pribadi kita (Yes. 58:4) dan oleh komitmen kita terhadap keadilan sosial dan
untuk membantu orang miskin dan tertindas (Yes. 58:6-7), bukan dengan
berpuasa”. Puasa dalam PL biasanya berlangsung dari matahari terbit sampai
terbenam. Ini bertujuan religius dan dilakukan untuk berbagai alasan: untuk
mengungkapkan kesedihan (1 Sam. 31:13), untuk menunjukkan keseriusan seseorang
ketika memohon kepada Tuhan (Ezra 8:23), untuk menunjukkan pertobatan (Yunus
3:5- 10), dan untuk menghormati kekhidmatan Hari Pendamaian (Im. 16:29-31). Puasa yang sejati akan menuntun
pada kerendahan hati di hadapan Tuhan dan
pelayanan kepada orang lain. Menghilangkan ego supaya berbagi dengan
orang lain dan melakukannya untuk kemuliaan Tuhan. Jika kita berpuasa
untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan untuk diri kita sendiri, bukannya untuk
menjadi orang yang lebih baik demi orang lain, maka kita telah kehilangan makna
ibadah. Itu menyenangkan Tuhan ketika kita bersukacita dalam Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar