Kamis, 25 Agustus 2022

Manusia berbeda dengan mesin

 

2 Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

Saudara-saudara yang terkasih, melalui nats ini kita diajak untuk merenungkan:

a.       Meskipun kita memiliki keterbatasan secara lahiriah, namun jangan pakai itu sebagai alasan untuk melemahkan semangat melayani. Secara manusiawi Paulus lemah, tetapi secara rohani dengan setia Allah menyertai dan menguatkan perjuangan iman dan pelayanannya (2 Kor 4:16-17). Manusia lahiriah akan merosot, menjadi tua dan sakitsakitan, tak ada manusia yang abadi, semua akan mati dan ada batasannya. Memang manusia berbeda dengan mesin. Misalnya mobil yang sudah tua semakin boros konsumsi bahan bakarnya dibanding mobil yang baru. Saat mobil masih baru biasanya masih irit bahan bakarnya, contohnya 1 liter bahan bakar bisa mencapai 12 km, namun setelah mesin mobil sudah tua, maka 1 liter bahan bakar hanya bisa tempuh 7 km saja… boros! Beda dengan manusia saat masih muda selera komsumsi  sangat kuat dibanding dengan setelah masa tua selera makan semakin menurun, artinya masa muda lebih boros dibanding dengan masa tua lebih irit. Itu adalah gambaran kehidupan lahiriah manusia. Namun ada satu hal yang lebih penting dalam diri kita yang terus dapat meningkat tanpa batas dan tanpa titik maksimum, yaitu manusia batiniah. Bahkan dikatakan Paulus: semakin dibaharui… luar biasa. Manusia batiniah kita ada dalam hati dan pikiran… hati dan pikiran yang terus dibaharui. Itulah yang membuat kita tidak tawar hati dan bersukacita hati tenteram. Hanya saja memang harus diperhatikan apa konsumsinya. Jangan salah! Konsumsi utama dari hati dan pikiran kita adalah firman Tuhan. Sebab itu… agar hati dan pikiran kita terus dibaharui, nikmatilah konsumsinya yang sebenarnya… firman Tuhan. Itu yang utama, tidak ada yang lain.

b.      Hidupilah semangat pelayanan yang hidup. Manusia batiniah  selalu dibaharui bila hidup dalam iman, dan pengharapan yang menguatkan orang Kristen meskipun mengalami banyak pergumulan. Semangat melayani tidak bergantung pada hal jasmaniah namun bagaimana batiniah kita (integritas, spritualitas, motivasi pelayanan, dll). Sekalipun daya fisik Paulus makin menurun, baik karena usia maupun penderitaan yang terus menerus, namun semangatnya menginjili tetap menyala-nyala. Mengapa? Karena dia sangat yakin bahwa di balik semua penderitaan ini kelak tersedia kemuliaan dari Tuhan (2 Kor 4:17).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar