Topik: Menyembah Tuhan seutuhnya
Pengantar:
Semboyan Negara Amerika, 30 Juli 1956, Dwight D.
Eisenhower, resmi mengesahkan dalam Undang2 secara resmi semboyan Negara“In God We Trust” (Dalam Tuhan kami
percaya), Semboyan itu menegaskan bahwa keimanan
dan religi adalah warisan untuk masa depan Amerika. Maknanya “senjata spiritual yang menjadi
sumber kekuatan Negara dalam bertindak”, kemudian dalam uang Dollar US semboyan
itu tertulis. Yeremia[1]
bernubuat tentang umat yang murtad dan konsekuensinya akibat dosa.[2]
Tema teks ini adalah Allah motivator dan pengampun
1. Yeremia menyuarakan dosa itu adalah
penyembahan berhala, ketidakdilan juga adalah dosa, namun penyembahan berhala
adalah akar dosa itu. Penyembahan berhala adalah dosa lama,
nenek moyang yang belum mengenal Allah(Batak memale tu mulajadi na bolon)
2. Tuhan melakukan intropeksi,
Tuhan ingin tahu apa yang salahNya (5) Allah mengatakan hubunganNya metaporis
“pernikahan-bulan madu sesaat” (ay 2) padahal Allah melakukan segalanya bagi
umatNya[3].
Sikap tidak tahu berterima kasih yang besar dari Israel
yang memberontak(4-8)
3. Tuhan mengugat(9)[4]
umatNya- panggilan ke pengadilan(4-5) Tuhan sebagai suami bertanya apaka
kesalah yang Dia perbuat? Tuhan menuntut umatNya yang tidak setia, itulah
sebabnya kesalahan umat akibatnya tiga gerasi harus mengalami “perceraian /
pengasingan” akan berlangsung selama 70 tahun. Umat harus menjalani proses hukum.
Ketika Israel meninggalkan padang gurun
dan mewarisi Tanah Perjanjian, hubungan cinta mereka dengan Tuhan mendingin dan
mereka mencari kekasih lain(Baal dan Asyera), dewa yang tidak bisa berbuat
apapa bagi umatNya, mereka pikir bisa membawa kentungan malah membuat mereka kerugian.
4.
Mengikut Tuhan tidak bisa mendua hati
v
Para pemimpin Israel, imam dan
raja-raja dan para nabi, seharusnya tahu lebih baik, seharusnya memperingatkan
orang-orang tentang kebodohan tidak mengikuti Tuhan. Namun, dalam dakwaan yang
pedas, Tuhan merinci kegagalan mereka. Para imam tidak bertanya 'Di mana
Tuhan?' malah mencari dewa lain. Para pemimpin politik mau menjadikan dirinya
sebagai dewa untuk didolakan bangsanya.
v
Orang yang selingkuh yang meninggalkan
cinta pertama beralih ke yang lain pasti tidak akan berharga…? Demikian
gambaran hidup dengan Tuhan. Sedangkan
bangsa kafir tidak pernah menukar dewasanya, masaka Yehuda bisa murtad? Kemudian
setelah mengamati seluruh bumi, Tuhan memohon ke langit di atas. “Terkejutlah
akan hal ini, hai langit, dan bergidiklah dengan kengerian yang hebat,
demikianlah firman Tuhan.” Tuhan memanggil langit dan bumi untuk menjadi saksi
di Pengadilan Mempelai Wanita, proses perceraian terhadap orang-orang yang
telah menjadi tidak berharga.
5. Ayat 13: Ada satu lagi gambaran yang mencolok dalam teks kita yang menunjukkan kebodohan meninggalkan Allah yang benar. Hanya Tuhanlah sumber kehidupan yanag sejati, jangan kejar hal yanag siasia, namun carilah yang kekal[5]. Yesus menawarkan air kehidupan.. bukan air yang hampa
6.
Panggilan untuk bertobat (waspada
berhala modern), tetapi ingatlah bahwa pertobatan memiliki dua gerakan—menjauh
dari dosa dan kembali kepada Tuhan mereka.(bnd, Perempuan
Samaria, Yesus sumber air kehidupan)
7.
Meskipun umatnya telah gagal namun
Tuhan masih memberi harapan dengan sebutan umat-KU (11,13) meskipun umatNya
memberontak (11) bangsongku:
[1]Yeremia menerima terpanggil pada masa Raja
Yosia (627 SM) dan sampai setelah kejatuhan Yerusalem (587 SM). Pada awal
pelayanan Yeremia, Asyur adalah kekuatan dominan, tetapi Babilonia segera
menggantikan Asyur sebagai kekuatan dominan dan Yeremia melakukan sebagian
besar pekerjaannya selama periode dominasi Babilonia. Dia mengejar
pelayanan kenabiannya di Yehuda-terutama di Yerusalem. Kebanyakan ahli
berpendapat bahwa pasal 2 Kitab Yeremia ditulis pada awal karir Yeremia—baik
sebelum reformasi Yosia dimulai atau sebelum mereka membuat kemajuan signifikan
dalam memberantas penyembahan berhala.
[2] Setelah Isarel
Utara hancur oleh Asyur, kemudia Yehuda sekarang menghadapi nasib yang sama di
tangan Kekaisaran Babilonia yang baru muncul, kecuali mereka menyadari dosa
mereka dan bertobat. Itu adalah panggilan hidup Yeremia untuk mengidentifikasi
dosa mereka dan memanggil mereka untuk kembali kepada Tuhan sebelum terlambat.
Bahkan, sudah hampir terlambat, yang memberikan pesannya semacam urgensi putus
asa. Yeremia akan menghabiskan seluruh pelayanannya
untuk menguraikan tema kegagalan ini, implikasinya yang besar bagi orang-orang,
dan kemungkinan harapan di luar bencana. Pesannya sederhana: orang-orang telah
menjadi murtad. Mereka telah melanggar iman dengan Tuhan, mereka telah mengkhianati
kepercayaan yang seharusnya menjadi ciri hubungan itu dan menghadapi
konsekuensi akibat dosa mereka.
[3] Umat berdosa (1-3),
di mana Allah mengingatkan Israel akan hubungan masa Yahweh memimpin mempelai
wanitanya melalui padang gurun yang luas dan melolong itu dan
membebaskan mereka dari semua pertentangan, sementara Israel mengikuti Tuhan
dengan sukarela dan setia. Tahun-tahun awal pernikahan perjanjian itu adalah
bulan madu tanpa henti, kata Tuhan dalam ayat-ayat awal ini. Tapi itu semua
berubah segera setelah Israel memasuki Tanah Perjanjian. Memang, bahkan pada
tahun-tahun awal itu ada masalah, sebagaimana dibuktikan oleh referensi Tuhan
kepada “nenek moyangmu” dalam ayat 5. Apa yang terjadi saat itu dan apa yang
terus terjadi hingga zaman Yeremia adalah bahwa Israel, bukannya mengikuti
Yahweh seperti yang mereka lakukan. selesai, “mengikuti berhala-berhala yang
tidak berguna dan menjadi tidak berguna.”
[4] Ada dua poin
dalam gugatan Tuhan yang sangat relevan bagi kita. Pertama, pertanyaan yang
Tuhan ajukan kepada umat-Nya yang tidak setia adalah pertanyaan yang harus kita
tanyakan pada diri kita sendiri. Mengapa kita menyimpang dari Tuhan? Umat lupa
pada perbuatan Tuhan. Ayat 6-7 Allah mengingatkan Israel tentang semua yang
telah Ia lakukan yang membebaskan, membawa, menuntun sapai ke tanah perjanjian,
namun umat merlupakan. Mengapa umat
tebusan Tuhan menyimpang dari Tuhan yang kasihnya telah menyediakan semua yang
kita butuhkan? Itu pertanyaan yang perlu kita tekankan pada orang-orang kita
dan pada diri kita sendiri. Itu membawa kita ke poin kedua, yang merupakan
jawaban atas pertanyaan itu. Tuhan menjelaskannya dalam istilah sejarah yang
mungkin kita lewatkan jika kita membaca terlalu cepat. “Tetapi kamu datang dan
menajiskan tanahku dan membuat warisanku tidak berharga.”
[5] Itu berasal dari
iklim Tanah Perjanjian, yang memiliki musim hujan (musim dingin) dan musim
kemarau (musim panas). Saat musim panas, Israel membutuhkan sumber air, atau
mereka dan tanaman mereka akan binasa. Yang
terbaik adalah mata air, mata air yang terus mengalir. Hal terbaik
berikutnya adalah waduk, sebidang tanah yang dilubangi, lebih disukai batu,
yang bisa menyimpan air yang jatuh di musim hujan. Tetapi jika tangki itu
retak, semua air akan merembes keluar dan orang-orang akan mati kehausan. Tuhan
menggunakan ciri budaya Israel kuno yang terkenal itu untuk menghukum umat-Nya
yang tidak patuh. Memmilih dewa alain ibarat tempay air yang retak dan pecah
dan pada akhirnya sama tidak berharganya dengan tangki yang rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar