Jumat, 17 Februari 2023

Lukas 12:49-53


Topik: Mengikuti Yesus Secara Total

Dulu ada kemampuan manusia bisa meramalkan cuaca, namun manusia tidak mampu untuk memprediksi cuaca dalam cara Tuhan. Pada waktu itu orang bisa memahami dan memprediksi cuaca, namun mereka gagal untuk melihat tanda tanda dalam hal spiritual. Inilah disebut orang yang munafik, kita hanya bisa datang ke hadapan-Nya dengan kerendahan hati dan kesediaan untuk melayani-Nya. Manusia sulit untuk merubah status quo(keadaan tetap pada saat tertentu, pemahaman lama), Yesus datang untuk melakukan revolusi dan perubahan yang juga bertentangan bagi orang Romawi dan orng Yahudi(Harapan Mesianis yang politis). Sikap dalam mengikut Yesus bisa menimbulkan perpecahan bagi orang yang percaya dan tidak percaya.

1.      Yesus menuntut Kesetiaan, menjadi pengikut Kristus bukan mencari hal mudah dan murahan. Mengikut Yesus membawa hidup baru, ada sisi yang sangat sulit dari apa arti kehidupan baru itu (49) 

v Yesus datang dapat mengganggu, menimbulkan masalah ego, atau mengganggu kedamaian palsu, pada waktu itu pajak telah menimbulkan masalah dan seperti membakar ekonomi rakyat, baik rasa kesal rakyat pada pemerintahan Romawi dan juga dari kalangan imam Yahudi. (bnd Mika 7:6). Yudaisme(Farise, saduki, eseni, zelotes, ahli taurat) sudah terpecah dan api perpecachan dan pemberontakan itu sudah ada. Ini adalah gambaran perpecahan orang percaya dan tidak. Kebenaran itu selalu menggangu bagi orang jahat.

v "Api adalah symbol proses pemurnian, membersihkan sampah2 dosa, proses itu bisa melalui pergumulan, penderitaan, dll. Contoh sabun yang memisahkan yang kotor dari yang baik.

2.        Tuhan kita memisahkan yang baik dari yang jahat. Marilah kita yang ada di dalam Kristus bersukacita di dalam Dia. Mengikut Yesus adalah Kristosentris bukan egosentris. Kita sering menginginkan Tuhan itu bagaimana memenuhi keinginan kita?  Yesus datang membawa damai dalam Revolusi dan restorasi? Hati hati siapakah yang menjadi idola kita (yang menjadi berhala) dimana kita tidak bisa hidupnya tanpanya. Yesus datang menanggu status kedamaian yang palsu. Yesus tidak membawa damai dengan dunia, tapi damai dengan Allah.

3.      Mengikut Yesus bukan hanya perkataan namun perbuatan. Tidaklah cukup untuk menjadi jujur….Karena kata-kata kita harus memberi hidup, kita tidak boleh menggunakan kebenaran sebagai senjata .... Ketika Anda mengatakan yang sebenarnya, Anda harus selalu memiliki 'motif pelayanan.' Anda hanya harus berkonfrontasi untuk membantu orang lain mencapai penerangan dan pemahaman atau untuk menghilangkan jarak dan hambatan antara Anda dan yang lain orang.” Kami berbicara kebenaran dalam kasih dan selalu membiarkan pintu terbuka untuk rekonsiliasi. Seperti Yesus, mata kita harus tertuju pada salib dan pengharapan kebangkitan. Mengetahui bahwa Injil adalah satu-satunya harapan untuk hubungan yang benar, rekonsiliasi, dan penebusan bagi mereka yang kita kasihi.

4.        Mengikut Yesus memiliki konsekuensi. Makna “Api” bisa sebagai penghikiman eskatologis bagi orang yang menolak Yesus, dan bisa menjadi metafora, Hidup dalam baptisan, kita memaknai bagimana panggilan megikut Yesus bukanlah hal yang mudah (Penderitaan adalah bagian kehidupan) Kesetiaan mutlak, perhatian yang cermat, dan keadilan dalam hubungan kita dengan seseorang lain. Inilah yang dituntut oleh Yesus.  Mengikut Yesus adalah hal yang prioritas: Yesus tidak mengajarkan kebencian emosional terhadap anggota keluarga, tetapi membuatnya sangat jelas bahwa semua hubungan harus dinomorduakan setelah mengikuti-Nya.

v  Yesus datang membawa terang dalam kegelapan.. Kita hidup dalam dunia yang rusak dan perpecahan. Masalah bukan pada perpecaha itu, namun bagaimana kita menyikapi perpecahan yang terjadi, tugas kita adalah pangilan mengabarkan injil hasilnya adalah Tuhan yang menentukan. (51-53)

v  Managemen konflik melalui sikap ofensi (membalas) dan defensive(bertahan) Yesus menganjurkan pendekatan defensif dalam pengelolaan konflik (teologi anti-kekerasan).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar