Jumat, 17 Februari 2023

Yeremia 2:4-13

 


Topik: Menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus

Pengantar: Semboyan Negara Amerika, 30 Juli 1956, Dwight D. Eisenhower,  resmi mengesahkan  dalam Undang2 secara resmi semboyan Negara“In God We Trust” (Dalam Tuhan kami percaya), Semboyan itu menegaskan bahwa keimanan dan religi adalah warisan untuk masa depan Amerika.  Maknanya “senjata spiritual yang menjadi sumber kekuatan Negara dalam bertindak”, kemudian dalam uang Dollar US semboyan itu tertulis. Yeremia[1] bernubuat tentang umat yang murtad dan konsekuensinya akibat dosa.[2] Tema teks ini adalah Allah motivator dan pengampun

1.       Yeremia menyuarakan dosa itu adalah penyembahan berhala, ketidakdilan juga adalah dosa, namun penyembahan berhala adalah akar dosa itu. Penyembahan berhala adalah dosa lama, nenek moyang yang belum mengenal Allah(Batak memale tu mulajadi na bolon)

2.       Tuhan melakukan intropeksi, Tuhan ingin tahu apa yang salahNya (5) Allah mengatakan hubunganNya metaporis “pernikahan-bulan madu sesaat” (ay 2) padahal Allah melakukan segalanya bagi umatNya[3].  Sikap tidak tahu berterima kasih yang besar dari Israel yang memberontak(4-8)

3.       Tuhan mengugat(9)[4] umatNya- panggilan ke pengadilan(4-5) Tuhan sebagai suami bertanya apaka kesalah yang Dia perbuat? Tuhan menuntut umatNya yang tidak setia, itulah sebabnya kesalahan umat akibatnya tiga gerasi harus mengalami “perceraian / pengasingan” akan berlangsung selama 70 tahun. Umat harus menjalani proses hukum. Ketika Israel meninggalkan padang gurun dan mewarisi Tanah Perjanjian, hubungan cinta mereka dengan Tuhan mendingin dan mereka mencari kekasih lain(Baal dan Asyera), dewa yang tidak bisa berbuat apapa bagi umatNya, mereka pikir bisa membawa kentungan malah membuat mereka kerugian.

4.       Mengikut Tuhan tidak bisa mendua hati

v  Para pemimpin Israel, imam dan raja-raja dan para nabi, seharusnya tahu lebih baik, seharusnya memperingatkan orang-orang tentang kebodohan tidak mengikuti Tuhan. Namun, dalam dakwaan yang pedas, Tuhan merinci kegagalan mereka. Para imam tidak bertanya 'Di mana Tuhan?' malah mencari dewa lain. Para pemimpin politik mau menjadikan dirinya sebagai dewa untuk didolakan bangsanya.

v  Orang yang selingkuh yang meninggalkan cinta pertama beralih ke yang lain pasti tidak akan berharga…? Demikian gambaran hidup dengan Tuhan.  Sedangkan bangsa kafir tidak pernah menukar dewasanya, masaka Yehuda bisa murtad? Kemudian setelah mengamati seluruh bumi, Tuhan memohon ke langit di atas. “Terkejutlah akan hal ini, hai langit, dan bergidiklah dengan kengerian yang hebat, demikianlah firman Tuhan.” Tuhan memanggil langit dan bumi untuk menjadi saksi di Pengadilan Mempelai Wanita, proses perceraian terhadap orang-orang yang telah menjadi tidak berharga.

5.       Ayat 13: Ada satu lagi gambaran yang mencolok dalam teks kita yang menunjukkan kebodohan meninggalkan Allah yang benar. Hanya Tuhanlah sumber kehidupan yanag sejati, jangan kejar hal yanag siasia, namun carilah yang kekal[5]. Yesus menawarkan air kehidupan.. sumur angka na marruang,

6.       Panggilan untuk bertobat (waspada berhala modern), tetapi ingatlah bahwa pertobatan memiliki dua gerakan—menjauh dari dosa dan kembali kepada Tuhan mereka.(bnd, Perempuan Samaria, Yesus sumber air kehidupan)

7.       Meskipun umatnya telah gagal namun Tuhan masih memberi harapan dengan sebutan umat-KU (11,13) meskipun umatNya memberontak (11) bangsongku:



[1]Yeremia menerima terpanggil pada masa Raja Yosia (627 SM) dan sampai setelah kejatuhan Yerusalem (587 SM). Pada awal pelayanan Yeremia, Asyur adalah kekuatan dominan, tetapi Babilonia segera menggantikan Asyur sebagai kekuatan dominan dan Yeremia melakukan sebagian besar pekerjaannya selama periode dominasi Babilonia. Dia mengejar pelayanan kenabiannya di Yehuda-terutama di Yerusalem. Kebanyakan ahli berpendapat bahwa pasal 2 Kitab Yeremia ditulis pada awal karir Yeremia—baik sebelum reformasi Yosia dimulai atau sebelum mereka membuat kemajuan signifikan dalam memberantas penyembahan berhala.

[2] Setelah Isarel Utara hancur oleh Asyur, kemudia Yehuda sekarang menghadapi nasib yang sama di tangan Kekaisaran Babilonia yang baru muncul, kecuali mereka menyadari dosa mereka dan bertobat. Itu adalah panggilan hidup Yeremia untuk mengidentifikasi dosa mereka dan memanggil mereka untuk kembali kepada Tuhan sebelum terlambat. Bahkan, sudah hampir terlambat, yang memberikan pesannya semacam urgensi putus asa. Yeremia akan menghabiskan seluruh pelayanannya untuk menguraikan tema kegagalan ini, implikasinya yang besar bagi orang-orang, dan kemungkinan harapan di luar bencana. Pesannya sederhana: orang-orang telah menjadi murtad. Mereka telah melanggar iman dengan Tuhan, mereka telah mengkhianati kepercayaan yang seharusnya menjadi ciri hubungan itu dan menghadapi konsekuensi akibat dosa mereka.

[3] Umat berdosa (1-3), di mana Allah mengingatkan Israel akan hubungan masa Yahweh memimpin mempelai wanitanya melalui padang gurun yang luas dan melolong itu dan membebaskan mereka dari semua pertentangan, sementara Israel mengikuti Tuhan dengan sukarela dan setia. Tahun-tahun awal pernikahan perjanjian itu adalah bulan madu tanpa henti, kata Tuhan dalam ayat-ayat awal ini. Tapi itu semua berubah segera setelah Israel memasuki Tanah Perjanjian. Memang, bahkan pada tahun-tahun awal itu ada masalah, sebagaimana dibuktikan oleh referensi Tuhan kepada “nenek moyangmu” dalam ayat 5. Apa yang terjadi saat itu dan apa yang terus terjadi hingga zaman Yeremia adalah bahwa Israel, bukannya mengikuti Yahweh seperti yang mereka lakukan. selesai, “mengikuti berhala-berhala yang tidak berguna dan menjadi tidak berguna.”

[4] Ada dua poin dalam gugatan Tuhan yang sangat relevan bagi kita. Pertama, pertanyaan yang Tuhan ajukan kepada umat-Nya yang tidak setia adalah pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri. Mengapa kita menyimpang dari Tuhan? Umat lupa pada perbuatan Tuhan. Ayat 6-7 Allah mengingatkan Israel tentang semua yang telah Ia lakukan yang membebaskan, membawa, menuntun sapai ke tanah perjanjian, namun umat merlupakan.  Mengapa umat tebusan Tuhan menyimpang dari Tuhan yang kasihnya telah menyediakan semua yang kita butuhkan? Itu pertanyaan yang perlu kita tekankan pada orang-orang kita dan pada diri kita sendiri. Itu membawa kita ke poin kedua, yang merupakan jawaban atas pertanyaan itu. Tuhan menjelaskannya dalam istilah sejarah yang mungkin kita lewatkan jika kita membaca terlalu cepat. “Tetapi kamu datang dan menajiskan tanahku dan membuat warisanku tidak berharga.”

[5] Itu berasal dari iklim Tanah Perjanjian, yang memiliki musim hujan (musim dingin) dan musim kemarau (musim panas). Saat musim panas, Israel membutuhkan sumber air, atau mereka dan tanaman mereka akan binasa. Yang terbaik adalah mata air, mata air yang terus mengalir. Hal terbaik berikutnya adalah waduk, sebidang tanah yang dilubangi, lebih disukai batu, yang bisa menyimpan air yang jatuh di musim hujan. Tetapi jika tangki itu retak, semua air akan merembes keluar dan orang-orang akan mati kehausan. Tuhan menggunakan ciri budaya Israel kuno yang terkenal itu untuk menghukum umat-Nya yang tidak patuh. Memmilih dewa alain ibarat tempay air yang retak dan pecah dan pada akhirnya sama tidak berharganya dengan tangki yang rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar