Jumat, 17 Februari 2023

Topik: Tuhan Menegakan Orang yang Hina/Dipatimbul Debata do angka nadangol

 


Ev: Psalmen 113:1-9                           Ep: Lukas 16:1-13

Topik: Tuhan Menegakan Orang yang Hina/Dipatimbul Debata do angka nadangol

1.       Memuji Tuhan adalah kontiunitas iman dan rutinitas spiritualitas (memuji Tuhan adalah bukti iman dan bukti iman diwujudkan dapala perbuatan). Nats ini diawali dengan kata Haleluya dan diakhiri dengan kata haleluya: halal (kata dasar haleluya: fokus, memuji, menghormati, ketika istilah itu memiliki gagasan berterimakasih dan menghormati orang yang layak dipuji.Yadah artinya memuji, bersyukur, mengaku. Zamar (menyanyikan pujian), Hidup kita menjadi nyanyian bagi Tuhan. Saleleng hita mangolu ndang boi mansohot hita marende mamuji Tuhani (M. Luhter). Hera silompit dua ni tangiang do marende

2.       Memuji Tuhan adalah sikap rendah hati: Siapa yang harus menyembah[1]( 113:1 ). “Hamba[2] Tuhan” mencakup semua umat Tuhan, karena mereka yang percaya kepada-Nya pasti ingin hidup bagi-Nya. Saat kita beribadah (113:2 ). Seluruh hidup kita memuji Tuhan(hak istimewa dan gaya hidup), itulah tugas utama dan teruma yang menyenangkan hati Tuhan. Jadikan setiap tarikan nafas sebagai pujian penyembahan. Memuji Tuhan itu adalah perintah bukan saran. Semakin banyak waktu kita memuji Tuhan, maka semakin sedikit waku kita memuji diri.

v  Panggilan untuk rendah hati, bersukur, memuji Tuhan. Tuhan akan menegakkan orang yang merasa dirinya yang hina dihadiratNya bukan yang tinggi hati. Kasih karunia menuntun kita untuk mengakui bahwa kita adalah orang berdosa yang tertunduk yang membutuhkan penyelamatan. “Berbahagialah orang yang miskin dalam roh, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:3) Jika kita tidak memiliki rasa syukur maka hidup kita terasa sulit dan berkeluh kesah. Namun rasa sukur akan membawa kedamaian hati karena membebaskan kita dari kecemasan.

3.       Memuji Tuhan karena hakikat/karakter Allah. Hanya dengan memuji/ bersyukurlah, kita memahami Tuhan.  Tidak ada alasan kita tidak memuji Tuhan, meskipun hidup kita menghadapi hal yang sulit. Tidakada  masa pensiun untuk memuji Tuhan (ay 2-3). John Calvin mengatakan "Tidak ada sudut di surga atau di bumi di mana Tuhan tidak diakui." Kita adalah “bait Allah”, kita harus memuji Dia dengan sepenuh hati, dari ujung kaki sampai ujung kaki. Dimana saja, kapan saja.  Jika Kita menemukan diri Kita di tempat di mana Kita tidak dapat memuji Tuhan, mungkin Kita tidak pantas berada di sana. Mengapa kita menyembah sebab Dia memperhatikan orang yang lemah( 4–9 ), siapa Tuhan itu (4–6 ) dan apa yang Tuhan lakukan (7–9). Semakin baik kita mengenal Tuhan, semakin kita akan menyembah Dia. Semakin kita mengalami kasih karunia-Nya dalam kehidupan sehari-hari, semakin banyak pujian yang akan Kita bawa kepada-Nya.

4.       Karena karakter tindakan Tuhan itu tanpa batas, dan melakukannya secara berulangung, baik masa dulu, sekarang dan masa akan datang(5b,6a,7-9)[3]. Allah menolong orang yang bergumul, namun Tuhan tidak menjajikan tida pergumulan (ay 9)

a.       Memuji Tuhan harus secara dimanapun dan kapanpun. Kemudian memaparkan keberadaanTuhan sebagai yang berdaulat di surga dan di bumi, Ia tidak tertandingi dan tidak ada yangseperti Tuhan. Namun sebagai Allah yang maha tinggi dan berkuasa, Ia tetap peduli dan maumengangkat orang-orang hina dan miskin, termasuk pada wanita yang mandul. Tuhan bukan hanya memperhatikan dan mengangkat tetapi juga mentrasformasi martabat dan harga dirimereka.

b.       Tuhan tidak hanya transcendent tetapi juga immanent (sifat Allah harus Nampak dalam perilaku kita). Sampai saat ini Ia masih bersamadengan umat-Nya dan terus bersama hingga akhirnya bertemu di sorga. Untuk memuji, merayakan, memuliakan, bernyanyi, Mazmur 113 merayakan esensi sejarah keselamatan. Kita tidak pernah jauh dari contoh Tuhan membungkuk untuk menyelamatkan orang miskin, yang membutuhkan, dan mandul, apakah itu Yusuf atau Ayub atau seluruh orang Israel (Ulangan 7:7) atau Sarah, Rebeca, Rahel, dan Hana. Mazmur itu melihat kembali ke lagu Hana[4], “Dia membangkitkan orang miskin dari debu dan mengangkat orang miskin dari timbunan abu; Ia mendudukkan mereka bersama para pembesar dan menyuruh mereka mewarisi takhta kehormatan” (1 Sam 2:8). Mazmur 113 adalah DNA Injil, "ringkasan doa" dari Injil Lukas.



[1] Dalam mengucap syukur kepada Tuhan, kita mengikatkan diri pada nikmat-Nya kepada kita; dalam memuji dan memuja Tuhan, kita berpegang pada kesempurnaan-Nya dalam diri-Nya.

[2] 'ebed, doulos: pelayan berarti budak yang senantiasa terikat dan tunduk pada tuannya. pelayan.” Kata benda ebed muncul lebih dari 750 kali dalam Perjanjian Lama. Ebed pertama kali muncul dalam Kej 9:25 : yang berarti “hamba yang paling rendah” (niv). Seorang “hamba” dapat dibeli dengan uang (Kel 12:44) atau disewa (1Raj 5: ). bukan orang bebas. Ia tunduk pada kehendak dan perintah tuannya. Tetapi seseorang dapat dengan rela dan penuh kasih tunduk kepada tuannya ( Kel 21:5), tetap melayaninya ketika ia tidak diwajibkan untuk melakukannya. gambaran yang sangat pas tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Gelar "hamba" memberikan status khusus bagi setiap orang percaya. Itu berarti hak istimewa dan tanggung jawab "umat pilihan, imamat rajani, bangsa kudus, milik khusus Allah," dengan tujuan menyatakan puji-pujian kepada Dia yang memanggil kita keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib (1 Pet 2: 9).

[3] kalimat bentuk PARTICIPLE, perbuatan berulangulang

[4] Di zaman Hana, tidak memiliki anak merupakan aib dan kutukan yang besar.  Tidak ada obat kesuburan atau klinik untuk membantu untuk hamil. Yang bisa Anda lakukan hanyalah berseru kepada Tuhan. Ingat janji Tuhan pada Abraham, Tuhan memberkati istri Abram yang mandul. Hal yang sama terjadi pada anak Abraham, istri Ishak, Ribka (Kej 25:21) dan dengan putranya, istri Yakub, Rahel (Kej 29:31). Sarah dan Ribka berada di garis keturunan Kristus, tetapi mereka pada awalnya tidak dapat hamil! Mengapa Tuhan melakukan itu? Dia melakukannya untuk menunjukkan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri dengan kekuatan atau usaha kita sendiri. Keselamatan sepenuhnya dari Tuhan. Dia tidak menyelamatkan mereka yang benar atau mereka yang kuat. Dia menyelamatkan orang berdosa yang lemah dalam dirinya sendiri, tetapi yang berseru kepada-Nya untuk belas kasihan. Dan mazmur itu diakhiri dengan seorang wanita mandul untuk menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya peduli dengan orang-orang yang membutuhkan pada umumnya, tetapi dengan individu. Tuhan memperhatikan individu-individu yang telah sampai pada akhir kekuatan mereka sendiri. Mereka berada di tumpukan abu kehidupan, tidak mampu menyelamatkan diri. Ketika Dia menyelamatkan mereka, Dia mendapatkan semua kemuliaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar