Allah mengharapkan cara hidup (perilaku,
perbuatan) adalah cerminan dari ibadah kita. Jangan hanya dalam ibadah kita
menghidupkan Tuhan namun dalam perbuatan mematikan Tuhan. Konteks setelah pembuangan Babel. Tuhan
menentang Ibadah yang penuh kemunafikan,puasa(seremonial)[1] yang
tidak benar, melakukan ketidakadilan sosial(moral), (1-6). Berkat ketaatan
(8-12), Sabat yang benar bukan melahirkan kepentingan (13-14) Yesaya
menekankan: reformasi
sosial dan pemeliharaan sabat—memiliki visi keagamaan dan etika yang
sama: Umat yang layak menerima terang Allah
adalah yang mengakui nilai tak ternilai dari setiap manusia, bahkan dan
terutama yang rentan dan tertindas. Ini adalah urutan yang tinggi. Tetapi kita
tidak bebas untuk berhenti dari pekerjaan spiritual dan politik yang Tuhan
tempatkan di hadapan kita: melayani Tuhan
dan merangkul manusia adalah dua tugas yang saling terkait secara
abadi dan tak terpisahkan. Reformasi sosial maknayanya: Melayani Allah secara otentik berarti ”membuka belenggu
kejahatan dan melepaskan tali kuk”.(manipulasi ekonomi, eksploitasi orang
miskin bagi yang kaya).
Renungan:
1. Tuhan mengugat praktek
hidup ibadah kita.
Maka kita terpanggil untuk melakukan intopeksidiri dan evaluasi diri
tanpa batas. (Apakah Ibadah kita sejati
atau palsu). Ibadah palsu adalah apakah yang kita
dapatkan dari Tuhan dan memenuhi kepentingan kita. Ibadah yang benar bukan
hal enak karena mengubah banyak hal dari diri kita dan juga bagi orang lain.
Ibadah yang sejati itu membawa kabar baik untuk orang lain, bagi orang miskin,
yang terttindas… Bagaimana kita merenungkan ibadah kita dihadirat Tuhan. Mengenal
diri sendiri adalah awal dari semua kebijaksanaan, sekolah kebijaksanaan (aristoteles)
1.1. Puasa adalah bagian
Ibadah Israel(namun
mereka menggunakan puasa untuk menghilangkan daftar gabji bagi buruh biasa), namun
Puasa yang dilakukan Israel sepertinya Tuhan tidak memperhatikan (ay 3) dan
mereka berharap jika mereka berpuasa Tuhan memberkati mereka. Mereka hidup
dengan benar, namun ternyata hidup mereka memberontak (ay 1), mereka hanya
melakukan formalitas keagaamaan namun hidup mereka bertentangan dengan kehendak
Tuhan, sebab Israel menggunakan Ibadah untuk memeneuhi keinginan pribadi(egois). Makna
berpuasa adalah “merendahkan diri,(ay
5) dan mau berkorban”, jadi tujuan
puasa bukanlah untuk mendapatkan berkat Tuhan, namun sarana untuk trasformasi
spiritual bukan sekedar ritual dan sakral. Puasa adalah supaya hidup kita
selaras dengan kehendak Alllah.
2. Nats
ini mengingatkan kita bahwa persekutuan dengan Tuhan bukan hanya sekedar hubungan formalitas, rutinitas, latihan
ritual, namun Tuhan mengharpakan kita
menjadi teman sekerja Allah untuk mewujudkan tujuan Tuhan, Allah memanggil kita
supaya kita hidup dalam kehidupan yang dikehendakiNya(Ibabdah
2.1. Hati-hati
jangan sampai kita merasa kita telah layak dan suci, bila kita rajin ke gereja,
rajin berdoa, kita pantas dan layak menerima berkat Tuhan. Kita perlu beribadah supaya kita tidak lupa pada Tuhan, tidak lupa
panggilan kita, kita perlu menyembah Tuhan, karena kita punya keinginan
besar
2.2. Ibadah sejati, kasih
kepada Allah harus diwujudkan kasih kita pada orang lain. Ibadah
yang sejati dan berkenaan kepada Tuhan, bukan soal ritual, tetapi melakukan
keadilan(mispat) dan kebenaran(tsedaqah) bagi orang miskin dan
tertindas. Ibadah
yang berkenan adalah ibadah yang menyenangkan hati Tuhan bukan manusia (Bnd Rom 12:2) Ibadah kepada Tuhan itu bukan
murahan, Kita dapat mengucapkan syukur, pujian, kerendahan hati, pertobatan,
persembahan uang, doa, melayani orang lain, dan berbagi dengan mereka yang
membutuhkan. Manusia melihat penampilan luar, tetapi Tuhan melihat di
hati." 1 Samuel 16:7. Beribadah dalam iman yang benar, (bnd. ibadah Kain
dan Habel). Salah satu dosa Sosial kata M. Gandi adalah “ibadah
tanpa pengorbanan” Tuhan senang
ketika ibadah kita adalah pengorbanan. John Calvin menyebut hati manusia bisa pabrik penyembahan berhala?.
2.3. Tuhan senang bila hidup kita
mencerminkan ibadah kita (ay
6). Ibadah yang sejati adalah memberikan yang terbaik kepada Tuhan
yang telah diberikan kepada kita. Bila mendapat berkat dari Tuhan berikan
kembali aatas respon kasih kita kepada Tuhan bagi orang lain. Sebab saat kita
belajar mencintai Tuhan (menyembah), maka belajar mengasihi sesame dalaha
tujuan hidup kita kedua. Ibadah adalah perasaan batin dan tindakan lahiriah
yang mencerminkan nilai Allah. Sebab bentuk tertinggi dari ibadah adalah tidak
mementingkan diri sendiri. Tuhan ingin kita menjadi berkat bagi orang lain.
2.4. Hidup kita harus memantulkan
terang rohani di
tengah kegelapan (9-10). Manusia tidak hanya membutuhkan makananan fisik namun
juga makanan rohani yang mengarhkan mereka kepada Tuhan.
Aplikasi
1.
Bagaimana
hubungan kita dengan tentangga, orang lain
2.
Ibadah kita bukan melakukan semata rutinitas, namun
bagaimana perubahan hidup kita, ibadah jangana menjadi sarana menyombongkan
diri dan merasa benar. Hidup ibadah kita menjadi hampa jika kita tidak memiliki
kasih dan kepedulian. Ibadah yang sejati
itu memberikan hidup kita selutuhnya kepada Tuhan..
[1] Spiritualitas
ditunjukkan oleh kualitas kasih dari hubungan pribadi kita (Yes. 58:4) dan oleh komitmen kita terhadap keadilan
sosial dan untuk membantu orang miskin dan tertindas (Yes. 58:6-7), bukan
dengan berpuasa”. Puasa dalam PL biasanya berlangsung dari matahari terbit
sampai terbenam. Ini bertujuan religius dan dilakukan untuk berbagai alasan:
untuk mengungkapkan kesedihan (1 Sam. 31:13), untuk menunjukkan keseriusan
seseorang ketika memohon kepada Tuhan (Ezra 8:23), untuk menunjukkan pertobatan
(Yunus 3:5- 10), dan untuk menghormati kekhidmatan Hari Pendamaian (Im.
16:29-31). Puasa yang
sejati akan menuntun pada kerendahan hati di hadapan Tuhan dan pelayanan kepada orang
lain. Menghilangkan ego supaya berbagi dengan orang lain dan
melakukannya untuk kemuliaan Tuhan. Jika kita berpuasa untuk mendapatkan
sesuatu dari Tuhan untuk diri kita sendiri, bukannya untuk menjadi orang yang
lebih baik demi orang lain, maka kita telah kehilangan makna ibadah. Itu
menyenangkan Tuhan ketika kita bersukacita dalam Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar